Gista menatap jam tangannya dengan cemas. "Pak bisa cepetan dikit gak? 20 menit lagi bel masuk,aku bisa telat nih."
"Tapi non ini udah cepet banget,nanti saya takut terjadi apa-apa kalo ngebut banget." jawab pak Udin–sopir pribadi keluarga Gista–
Pagi ini Gista telat bangun.Kemarin malem dia terlalu asik telponan bareng Rasya. Alhasil Gista baru tidur jam 1 malem.
Gista sampai sekolah 5 menit kemudian. Dia kepaksa lari dari gerbang, masalahnya kelas Gista ada di atas.
"Gila pagi-pagi udah olahraga aja ini." ucap Gista sambil mengatur napasnya saat duduk di bangkunya.
Dinda yang berada di sampingnya menoleh. "Kenapa Gis?"
"Telat bangun Din, biasa Rasya."
Gista mengamati sekeliling kelasnya, menatap bingung ke arah teman-temannya. "Ngomong-ngomong kok pada baca buku gitu sih Din?"
Dinda yang sedang membaca buku pun menoleh. "Loh sekarang kan ada ulangan matematika, gak inget Gis?"
Gista memekik. "Demi apa? Kok aku gak tau sih?"
"Matematika jam pertama loh Gis."
Bel berdering bertepatan dengan ucapan Gista. "Din aku belum belajar sama sekali, mana gak ngerti lagi."
Hening. Hanya terdengar suara detak jarum jam. Dari setangah jam yang lalu Gista gak bisa duduk dengan tenang.
"Mampus, ini gimana gak ngerti sama sekali.."
"Ssttt Din..." bisik Gista
Dinda yang sedang mengerjakan soal menoleh. "Apaan?"
"Ini gimana caranya? Aku gak ngerti."Gista memasang wajah memelas.
"Nih nyontek aja Gis."
Sudah biasa kalo ada ulangan matematika kaya gini pasti Dinda jadi korban contekan nya Gista, iya mau gimana lagi Gista emang paling gak ngerti di bagian pelajaran matematika. Dinda yang emang lumayan ngerti pelajaran matematika gak tega ngeliat sahabatnya kalo udah pasang wajah memelas.
"10 menit lagi ya anak-anak!" bu Tini mengingatkan.
Gista mencolek tangan Dinda. "Din awas dong tangannya gak keliatan nih."
"Bentar kek lagi ngitung nih"
"Tapi bentar lagi bel,ini baru 5 soal yang aku isi." Gista menatap nanar soal yang ada di hadapannya. "Jadi awas tangannya."
Di saat Gista sedang menyalin jawaban tiba-tiba terdengar suara dari arah depan."Gista sedang apa kamu?!"
"Lagi ngerjain soal lah bu, yakali lagi gosip."celetuk Gista membuat semua orang yang ada di kelas tertawa.
"Maksud ibu ngapain kamu ngerjain soal tapi sambil ngelirik ke samping?"
"Ohh itu saya mau pinjem penghapus bu sama Dinda, soalnya penghapus saya kemarin malem di makan tikus." sontak semua anak kembali tertawa.
Bu Tini yang merasa di pojokan menyuruh anak-anak diam. "Diam semua! kerjakan lagi, tiga menit lagi kumpulkan!"
Bu Tini menatap ke arah Gista. "Untuk kamu Gista dan semuanya jangan coba- coba menyontek!"-----
"Duh gila kamu berani banget Gis ngomong kek gitu."ucap Dinda saat berada di kantin.
Bel istirahat berdering 20 menit lalu, saat ulangan matematika selesai Gista dan Dinda langsung ngacir ke kantin.
"Abis nyebelin banget, tiba-tiba ulangan gitu mana belum belajar lagi."Gista menjawab dengan kesal.
Dinda yang ada di hadapan Gista tertawa. "Kalo pun di kasih tau juga, kamu gak akan belajar."
Di bilang seperti itu Gista berdecak. "Siapa bilang gak akan belajar? Ya pasti belajar lah."
Mendengar jawaban Gista, Dinda semakin tertawa. "Iya belajar,tapi ujung-ujungnya tetep gak bisa ngerjain soal."
Gista melemparkan gulungan tisue ke arah Dinda.
"Sialan!"-----
"Katanya tadi kelas kamu ulangan matematika ya?" tanya Rasya.
Gista yang ada di kursi samping menoleh. "Iya gitu deh."
Rasya yang melihat wajah Gista yang tak bersemangat. "Kenapa?"
"Gak apa-apa."
"Jangan bohong, aku tau gak apa-apa-nya cewe pasti ada apa-apa-nya. So, tell me why?"Rasya menatap bola mata Gista.
Gista yang ditatap seperti itu oleh Rasya merasa risih, dia memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Gak kok Ras,cuman lagi gak mood aja."Rasya menghela nafas. "Yaudah,aku gak mau maksa kamu buat cerita. Tapi kalo kamu mau cerita, cerita aja. Aku ada untuk kamu."
5 menit kemudian mobil sampai di depan rumah Gista.
"Makasih Ras,mau masuk dulu gak?"Melihat rumah Gista yang sepertinya ramai Rasya menggeleng.
"Gak deh,lain kali aja. Aku belum siap buat ketemu."Gista mengernyit mendengar ucapan Rasya.
"Belum siap apa?"Rasya tersenyum lalu mencubit pipi Gista. "Belum siap ketemu calon mertua."
"Dih apaan tuh calon mertua." Gista tertawa lalu memukul pelan bahu Rasya.
Rasya meringis. "Gak apa-apa dong."
Gista membuka pintu mobil lalu turun. "Yaudah sana pulang,keburu sore."
Rasya tersenyum lalu menghidupkan mesin mobil. "Pulang dulu ya! Salam buat calon mertua!"
"Salamin aja sendiri!" Gista melambaikan tangannya. "Hati-hati ya!"
Sampai mobil Rasya menghilang jauh, bibir Gista terangkat membentuk senyuman.
YOU ARE READING
Mathematics
Teen FictionGista Citra Anantasya; gadis cantik dan ramah yang mempunyai sedikit masalah dibidang akademinya. Dirinya sedikit sulit untuk mengerti pelajaran matematika. Satu masalah bertambah setelah Gista bertemu dengan seseorang. Bisakah Gista menyelesaikan m...