Retno membawakan segelas coklat panas untuk ku, aku baru saja selesai mengeluarkan sesak yang ku tahan sejak memutuskan untuk menjadi seorang pengecut.
Pemeran utama sekaligus sipembuat cerita yang tak berani menyelesaikan setiap episode-episode selanjutnya dalam kehidupannya.
Dari awal ini memang salah, salah ku membuka hati pada Braga yang masih menjadi milik orang lain.
Ingatan akan siapa yang menjadi penanggung jawab dalam masalah ini berkecamuk dalam kepalaku.
Hati ku tentu saja tak ingin menyalahkan diri sendiri.
Aku tamu dalam hubungan Braga dan wanita itu, tapi Braga menerima ku dalam kehidupannya, dan dimana wanita itu ketika Braga membuka pintu hatinya untukku ?
Baiklah, sebut aku egois.
Sipengganggu tetap saja pengganggu.
Tapi heii.... ini rasa yang diberi sang pencipta, jangan salahkan aku atau pun mereka kenapa ini bisa terjadi, aku hanya mengikuti apa yang aku rasakan dan mengambil apa yang ku inginkan, apakah itu salah ?
Tapi tetap saja, cinta tak membuat sakit saat Braga menipu ku bisa hilang begitu saja. Rasanya sungguh masih terasa dalam setiap denyut nadi ku.
***
Flashback
***
Sudah pasti tangan ku dingin dan basah, debar jantungku terasa lebih cepat dibanding detik - detik yang digantung dinding.
Wanitu itu menjadi pemandangan ku sekarang
" wanita Braga "
Hati ku teriris, padahal hati ini cuma berbisik pelan mengucapkannya.
aku memutuskan untuk menemui wanita ini untuk mencari semua jawaban tentang kemelut yang terjadi diantara kami bertiga.Aku tak ingin berlarut- larut dalam hubungan yang tiap detik tanpa sepengetahuanku bisa saja meninggalkan ku tanpa aba- aba.
" Braga bilang padaku kalau kamu cuma teman biasa "
wanita itu memulai pembicaraan dengan satu sengatan 2000volt yang terasa langsung ke jantungku.
Kejutan itu secepat kilat membentuk mendung dikelopak mataku.
Tapi hati ku yang keras menahan ku untuk tidak memperlihatkan kelemahan ku didepan wanita itu." bahkan dia bilang gak pernah ada kata cinta yang dia ucapkan untuk mu "
Sambungnya lagi.
Aku jelas kalah telak, penghianatan mencekikku hingga aku terasa seperti akan mati. Air mata ku bisa saja melaut dan menenggelamkan diriku sendiri disini didepan wanita ini.
Aku tak tahu tatapan apa yang ku berikan kepada wanita itu. Aku hanya sibuk menilai raut wajahnya.
Entah itu sebuah ketulusan bicara dari hati ke hati sebagai seorang wanita atau bom waktu yang dia nyalakan untuk merayakan kekalahan ku.Hati ku sakit tentu saja, aku serasa ditampar dengan kenyataan yang disampaikan oleh pesaing ku sendiri.
Kata-kata yang wanita itu ucapkan berulang-ulang mengaum dikepalaku
" jelas dia lelaki pengecut yang berkata berbeda tergantung lawan bicara, "
Jawabku datar.
aku kehilangan nyali, apa lagi yang ku pertahankan sementara yang ingin ku pertahankan sudah membuat pernyataan terhadap wanitanya, sainganku.
" jujur hal ini mengganggu ku, jarak tempat antara dia dan aku membuat kami renggang, dan kerenggangan itu yang memberimu kesempatan untuk masuk diantara kami, dia hanya kesepian karna aku tak ada disampingnya. ya tuhan, bahkan kami sudah merencanakan sebuah pernikahan..! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Braga Luka
Roman d'amour" Hidup adalah misteri " merupakan kata keramat yang tak bisa dilawan dengan keangkuhan apapun. Kau boleh bahagia hari ini, tapi tak menutup kemungkinan kau akan menangis esok hari. Arimbi : cinta tak dapat ku tolak begitu juga luka yang tak bisa ku...