CHAPTER 6

557 41 0
                                    


Malam sudah mulai larut, namun Jihyo dan Kyung Soo masih menghabiskan waktu mereka di sekolah. Keduanya duduk dengan jarak yang cukup berjauhan ditemani Jun Ki dan Ga In yang duduk tidak jauh dari Jihyo.

Kegelapan mendominasi ruang kelas tempat arwah Ga In berada selama ini. Hanya cahaya dari koridor kelas yang menjadi penerang seadaannya bagi Jihyo maupun Kyung Soo. Bukan tanpa alasan mereka tak menghidupkan lampu kelas. Akan sangat mencurigakan bila lampu kelas itu menyala dan menjadi pusat perhatian penjaga sekolah. Oleh sebab itu mereka tetap membiarkannya tak menyala.

"Apa kita akan terus menunggu seperti ini?" Keluh Jun Ki yang mulai merasa bosan. Sejak tadi ia hanya berdiam diri meski tetap mengawasi Jihyo.

"Kita tunggu sebentar lagi." Lirih Kyung Soo sembari menatap keluar jendela.

"Dia datang." Ucap Jihyo tiba-tiba saat menyadari sosok pria berbaju gelap berjalan dari arah pintu depan.

"Kita pergi dari sini." Ucap Kyung Soo.

"Kenapa harus pergi?" Tanya Jihyo segera menghentikan langkah Kyung Soo.

"Menurutmu apa yang akan dia pikirkan jika dia melihat kita di sini." Ketus Kyung Soo.

"Lalu kita kemana?"

"Dimana terakhir kali kau melihat dia dimimpimu?" Tanya Kyung Soo menunjuk arwah Gain.

"Sepertinya dikelas ini." Ujar Jihyo memumang jawabannya.

"Kalau begitu kita di kelas depan saja." Ucap Kyung Soo sembari berjalan cepat menuju kelas yang berhadapan dengan kelas tempat arwah Gain berada, diikutin Jihyo dan Jun Ki.

Keduanya mengambil posisi jongkok dibalik tembok kelas. Sedangkan Jun Ki tetap dalam posisi berdiri. Tentu saja tak akan ada yang menyadari keradaan hantu itu.

Sesaat suasana kembali sepi hingga langkah kaki itu terdengar semakin jelas. Akan tetapi berhenti sesaat kemudian.

"Dia berdiri di depan pintu kelas. Sepertinya dia tak menyadari keberadaan kalian." Ucap Jun Ki.

Dengan berlahan terdengar suara pintu dibuka.

Berlahan Ji Hoon masuk kedalam ruangan kelas yang masih dalam keadaan gelap itu. Meski dengan cahaya seadanya, ia bisa menemukan tempat yang ia tuju tanpa tersandung. Langkahnya pun terhenti tepat di samping salah satu meja.

Ia menatap meja itu sesaat sebelum akhirnya mengulurkan tangannya meraba permukaan meja itu perlahan. Dingin. Itu yang Ji Hoon rasakan.

Meski tak terlihat olehnya, tanyannya baru saja menyentuh lengan Ga In. Hantu itu masih diam meski terus menatap Ji Hoon dengan sorot mata yang tak bisa dijelaskan.

"Apa kau disini?" Lirih Ji Hoon sembari tetap mengusap permukaan meja itu seolah sedang mengusap lengan seseorang. "Muridku bilang, kau ada disini sekarang?... Aku merasa sangat bodoh karena mempercayainya, tapi aku ingin percaya itu.... Aku merindukanmu Ga In-ah." Suaranya terdengar semakin lirih kala mengingat semua kenangannya bersama Ga In.

Berlahan Ji Hoon bersimpuh dihadapan tempat Ga In berada. Kedua matanya mulai berkaca-kaca meski ia berusaha keras menahannya.

"Kau tau, aku benar-benar merindukanmu. Setiap hari aku menyesali perbuatanku, bahkan setiap hembusan nafasku terasa berat karena perasaan ini. Seharusnya aku tak melakukannya padamu, seharusnya aku bertahan disisimu, seharusnya....seharusnya aku tak mencampakkanmu.... Aku berdosa padamu.... Aku kembali kesini, tempat dimana aku bertemu dan berpisah denganmu.... Aku ingin melihatmu disetiap setiap hari karena dengan berada di sini, aku bisa melihatmu di setiap sudut meski kau sudah tak ada disini. Maaf kan aku Ga In, sungguh maafkan aku.... Andai aku tak sebodoh itu, andai aku tak menyakitimu. Kumohon ampuni aku." Ucap Ji Hoon terbata dengan suara lantang. Air matanya kini tak mampu lagi ia tahan. Rasa sesak di dadanya benar-benar menghancurkan dinding keegoisan yang ia bangun selama ini.

In My Eyes [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang