2

66 12 0
                                    

Rey melihat kening Nata yang berkerut membentuk simbol Wi-Fi. Rey tertawa dalam hati. Senang rasanya mengerjai Nata.

"Gue cuma mau bilang, kalo bekas iler lo masih ada."

'Krik krik krik'

"REYAN PUTRA ANGGARA!"

"Kenapa Natasha Seirava Hilton?" tanya Rey dengan wajah kalem.

"Ngeselin banget sih lo!" teriak Nata tepat di depan wajah Rey.

"Berharap banget gie cium ya?" mata Rey mengerling jahil.

"Tau ah pokoknya lo ngeselin!" Nata langsunh membuka pintu mobil dan berlari kearah yang dia mau.

"Nata!" Rey memanggil Nata yang sudah berlari cukup jauh.

Melihat Nata yang tidak menghiraukannya, Rey kembali berteriak, "Nanti ada yang nyulik lo Nat!"

"Gue bisa lawan mereka!"

"Kalo hantu lo bisa lawan?"

Langkah Nata berangsur pelan lalu berhenti. Badannya berbalik menuju Rey. Lalu berlari kearahnya.

'BUG'

Nata meninju perut Rey. Sementara yang ditinju mundur 5 langkah sambil meringis.

"Itu akibat lo bikin kesel gue," Nata mendengus lalu masuk kembali kedalam mobil.

Rey menatap Nata yang kini sudah berada di dalam mobil. Dia tertawa melihat ekspresi Nata, namun meringis kembali mengingat nasib perut kotaknya itu.

***

Nata's POV

Rey masuk kedalam mobil setelah gue ninju dia. Kasian sih, tapi dia bikin gue kesel. KESEL BANGET. Udah tau gue paling takut sama hantu. Apalagi yang kayak em... itu. Nggak usah disebutin deh. Gue takut dicari.

Soalnya, gue pernah mimpi kalo guling dikamar gue berubah menjadi sesosok hantu... Sejak itulah gue jadi parno sama yang namanya hantu.

"Nat..." Rey manggil gue pelan.

"Hm."

"Nata..."

"Apasih?!" rasakan kemurkaan Nata. HAHA.

"Nata sayang..."

"NAJIS," teriak gue. Suara gue emang cempreng, maklumin aja ya.

"Nat, ini di pantai lho. Bukannya lo suka banget ya sama pantai?"

Pantai? Gue sekarang lagi di pantai? PANTAI?

"Gue mau ke pantai!" gue menjerit sambil menaril narik jas yang melekat di tubuh Rey.

Pantesan aja gue nyium aroma pantai plus denger ombak ombak gitu. Ternyata ini beneran pantai, gue kira cuma halusinasi doang.

"Makanya jangan ngambek," kata Rey pelan.

"Udah nggak ngambek kok," kata gue sambil nyengir.

***

Author's POV

Nata dan Rey keluar dari mobil. Lalu berjalan bersama bersama menyusuri pantai.

"Rey."
dalam
"Oit."

"Pinjem jas lo dong."

"Buat?"

"Dingim nih, biar nggak sakit," kata Nata dengan wajah polos.

"Nggak mau. Nanti gue ikutan sakit," kata Rey.

Nata merengut kesal. Andai ini di film, Rey pasti sudah melepas jasnya untuk Nata.

Disaat Nata sedang menggerutu dalam hati, dia merasakan tangan seseorang melingkar di bahunya lalu menariknya mendekat.

"Gue harap lo nggak kedinginan lagi. Karena gue selalu berusaha biar lo tetep keadaan hangat disisi gue."

***

Pencet satu bintang aja nggak susah kan? :)

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang