"Gue harap lo nggak kedinginan lagi. Karena gue selalu berusaha biar lo tetep keadaan hangat disisi gue."
Nata menatap Rey bingung.
'CUP'
Rey mengecup kening Nata pelan. "Gue akan selalu buat lo nyaman dideket gue."
Nata menundukan kepalanya. Jantungnya berdegup dengan kencang sekarang.
'Rey itu sahabat lo Nat. Jangan sampai lo suka sama dia.' kata Nata dalam hatinya.
Setelah cukup dekat dengan laut, mereka duduk di pasir. Masih dengan tangan Rey melingkar di bahu Nata. Nata menyenderkan kepalanya di bahu Rey.
"Nat."
"Hm?"
"Masih nunggu Arlan?" tanya Rey hati-hati.
Nata terdiam sesaat. "Masih."
Suasana menjadi hening. Tidak ada yang membuka suara.
"Pulang yuk Nat. Udah malem nanti sakit," kata Rey sambil mengelus pelan rambut Nata.
"Yuk."
Nata berdiri dibantu Rey. Kakinya bermain-main di pasir. Rey yang melihat sikap Nata hanya tertawa kecil.
"Nat, besok pergi yuk."
"Kemana?"
"Gue mau ke rumahnya tante Rea. Mereka bilang kalo bisa ajak lo sekalian," tutur Rey.
"Hm, iyadeh. Gue juga udah lama nggak kesana."
Percakapan mereka berakhir karena mereka sudah sampai di tempat parkir mobil.
***
Mobil Rey sudah terpakir rapi di garasi rumah Nata. Rey akan menginap, sedangkan Nata sudah lebih dulu masuk ke rumahnya.
Rey keluar dari mobil lalu memasuki rumah Nata.
"Hai," Rey menyapa kakak Nata yang menonton film. Rey duduk disamping Adrian.
"Gimana acaranya?" tanya Adrian tanpa menoleh kearah Rey.
"Ngebosenin," balas Rey singkat.
"Trus, gimana hubungan lo sama adek gue?" Adrian menatap Rey tajam.
"Sahabat."
"Cuma itu?"
"Lo maunya gimana?"
"Gue maunya lo pacaran gitu sama adek gue," kata Adrian ringan.
Rey menatap Adrian aneh. "Emang kenapa?"
"Kalo lo ngajak adek gue jalan kan gue bisa sekalian minta ditraktirin martabak."
***
Vomment sudah dibuka:v Silahkan divote dan comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Teen FictionKisah ini berisi tentang perjalanan cinta remaja yang absurd.