11

52 6 0
                                    

Atas persetujuan Rey, Arlan ikut dengan Nata untuk membeli kado.

Nata menjalankan mobilnya keluar sekolah. Tangannya bergerak menghidupkan radio.

'Hai, kembali lagi sama di Teenager World. Bersama saya Adinda Fralina akan menemani anda siang ini, kali ini-'

Suara penyiar radio menggema di mobil Nata. Nata bersenandung kecil ketika lagunya diputar.

So I'm gonna love you
Like I'm gonna lose you
I'm gonna hold you
Like I'm saying goodbye wherever we're standing
I won't take you for granted 'cause we'll never know when
When we'll run out of time so I'm gonna love you
Like I'm gonna lose you
I'm gonna love you like I'm gonna lose you

Nata sudah sampai di mall. Dia memakirkan mobilnya lalu segera keluar.

Di depan pintu mall, sudah ada Arlan dan rRry yang menunggu.

"Gue lama ya?" tanya Nata.

"Nggak. Gue juga baru sampe," kata Arlan sambil tersenyum kecil.

"Yaudah ayo masuk," kata Rey lalu menggandeng Nata.

Rey menarik tangan Nata meninggalkan Arlan.

"Arlan ketinggalan tuh," kata Nata sambil berusaha melepaskan gandengan tangan Rey.

"Nanti aja dia nyusul," kata Rey.

'Greb'

Sebuah tangan lain melingkar di tangan Nata. Dia menoleh dan mendapati Arlan sedang tersenyum padanya.

"Kalian kayak bodyguard tau nggak?" kata Nata sambil terkekeh.

"Kita kan ngejaga lo," kata Rey sambil terkikik.

"Jaga hati lo lebih tepatnya," timpal Arlan.

"Gajelas banget kalian," kata Nata lalu melepaskan gandengan dari kedua makhluk tersebut dan berjalan memasuki salah satu toko kado.

"Siang," suara penjaga toko terdengar ketika mereka bertiga masuk.

Nata langsung melangkah menuju tempat jam tangan. Arlan mengikutinya sementara Rey berjalan kearah lain.

"Ngapain lo ngikutin gue?" tanya Nata sambil melihat jam.

"Mau bantuin lo nyari jam," kata Arlan singkat lalu ikut melihat jam.

"Ini bagus, Ra," kata Arlan sambil menunjuk sebuah jam tangan dengan tali jam berwarna hitam dan angka yang berwarna putih. Simpel. Tapi pasti bagus jika dikenakan oleh Adrian.

"Gue ambil itu deh," kata Nata. Penjaga toko memgambil jam lalu membungkusnya. Dia menyerahkan kantong belanja ke Nata lalu pergi.

"Lo nggak nyari?" tanya Nata kepada Arlan.

"Ini," Arlan menunjukkan kantong belanja yang berisi kaos hitam.

"Kapan lo ambil?" tanya Nata heran.

"Waktu lo masih ngomong sama mbak nya," jawab Arlan.

Nata hanya mengangguk-angguk. Tiba-tiba, Rey datang dengan hebohnya.

"Gue dapet nih miniatur basket," katanya sambil menunjukkan miniatur itu.

"Ya terus?" Arlan bersuara.

"Mau nunjukkin aja sih," kata Rey sambil mengangkat bahunya lalu berjalan menuju kasir. Nata dan Arlan mengikutinya dari belakang.

Selesai membayar, mereka berjalan keluar.

'Kruyuk'

Suara itu membuat Nata dan Arlan menoleh kepada pemilik perut. Sementara yang ditatap hanya nyengir.

"Laper nih, makan yuk!" ajak Rey.

"Boleh. Gue juga laper," sahut Nata.

"Mau makan apa?" tanya Arlan sambil mengamati kedai-kedai yang berada dihadapannya.

"Bakso!" Nata menjawab dengan semangat.

"Nasi goreng aja," kata Rey tidak setuju.

"Ih bakso aja Reyan!"

"Nasi goreng!"

"Bakso aja!"

"Apaan bakso. Nanti badan lo tambah bulet makan bakso. Udah bulet gitu," sindir Rey.

Nata hanya mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Rey sementara Rey tertawa senang melihat wajah kesal Nata.

"Gini aja ya. Gue sama Seira makan bakso, lo sendiri makan nasi goreng. Gimana?" tawar Arlan.

"Enak aja! Iya deh bakso!" kata Rey. Kini, giliran dia yang memasang wajah cemberut.

"Rasain," kata Nata lalu memeletkan lidahnya dan berjalan menuju kedai yang menjual bakso.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang