6

45 9 0
                                    

Mulmed : Arlan

"Arlan?"

"Ya. Kenapa? Lo kenal?" tanya Anna.

"Nggak," balas Nata singkat.

"NAT!"

Kali ini, suara laki-laki berteriak dengan keras. Membuat 5 pasang mata lain di kelas ini menatap kepadanya.

"Lo ngapain ninggalin gue?" kata Rey dengan nafas tersenggal-senggal.

"Lo kan kebo. Nanti gue telat lagi," ujar Nata.

"Buktinya sekarang nggak telat," Rey menarik tubuh Anna agar berdiri lalu segera duduk.

"Gue lagi duduk disitu," kata Anna kesal.

"Ini kursi punya siapa?"

"Punya sekolah lah," kata Anna.

"Tapi udah jadi hak gue kan?" Rey tersenyum bangga. Merasa kalah debat, dia segera duduk dibangkunya, 2 bangku didepan Nata.

'TET'

Bel berbunyi. Semua murid yang berada diluar kelas segera masuk dan duduk dengan rapi.

"Hust," Rey menyenggol lengan Nata.

"Apa?"

"Udah tau soal anak baru?"

"Udah dong."

"Namanya siapa?"

"Kepo," kata Nata lalu menjulurkan lidahnya.

Suara langkah kaki membuat hening satu kelas. Mereka semua menatap kearah pintu.

'kriek'

Jantung mereka berdebar dengan kencang. Betapa dramanya anak-anak kelas ini...

"Pagi," sapa guru didepan.

"Pagi bu."

"Hari ini, kalian kedatangan murid baru," guru itu memperkenalkan dia.

Nata memicingkan matanya. Rasanya dia mengenal seseorang itu.

"Silahkan perkenalkan diri kamu."

"Hai. Nama gue Arlanda Renand Febrio. Bisa dipanggil Arlan."

'Arlanda Renand Febrio... Kenapa lo kembali lagi saat gue udah mulai bisa ngelupain lo?'

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang