Saat ini Kira sedang berada di dapur membuat sarapan untuknya. Hari ini adalah hari pertama ia bekerja setelah satu hari ia mengambil cuti.
Sebenarnya ayahnya meminta Kira untuk mengambil cuti selama dua minggu untuk pergi honeymoon. Tapi ia menolaknya mentah-mentah, Kira beralasan bahwa dirinya dan Dion masih sangat sibuk , dan sepertinya ayah Kira memaklumi akan hal tersebut.
Kira tak mau terlalu banyak mengambil cuti karena rencananya, dua bulan lagi ia akan pulang ke Indonesia 'mengunjungi' ibunya.
Kira menyiapkan sarapannya di atas meja lalu menarik kursi dan mendudukinya. Tak berselang lama Dion datang dengan kemeja yang melekat pas di tubuh indahnya dengan dasi yang belum terpasang serta jas yang menyampir di bahunya.
Ternyata kebiasaannya dari dulu tak pernah berubah!
Kira mengedikkan bahunya tak peduli lalu melanjutkan sarapannya kembali.
"Mana sarapanku?" Tanya Dion datar, Kira hanya mengangkat bahu acuh.
"Kira!" Bentak Dion.
"Apa?!" Kira balik membentak Dion, mereka saling menatap. Aura permusuhan begitu kental terasa diantara mereka.
"Buatkan aku sarapan! Cepat waktuku tak lama!"
"Aku bukan pembantumu!" Kira melenggang pergi meninggalkan Dion.
Tapi sebelum berhasil meninggalkan pria itu, dengan cepat Dion mencekal tangan Kira kasar membuat tubuh Kira terjengkang kebelakang.
"Lepas!" Kata Kira datar.
"Dengar nona! Ini rumahku dan kau tinggal di daerah kekuasaanku sudah sepantasnya kau menuruti semua perintahku!" Dion berbicara tepat di depan muka Kira bahkan hidung mereka kini bersentuhan.
"Jika aku tak mau?" Tantang Kira tanpa rasa takut sedikitpun.
"Kau menantangku?" Dion menyeringai licik, tangannya menelusuri leher jenjang Kira.
"Menurutmu?" Lagi-lagi Kira menantang Dion.
"Jangan memancing emosiku, sayang. Kau tak tahu bagaimana jika aku marah!" Dion menggigit daun telinga Kira. Kira memejamkan mata sepertinya ia harus mengalah untuk kali ini, karena jika tidak ia akan 'habis' oleh pria brengsek ini.
"Minggir aku akan membuat sarapan!" Kira berkata dengan datar.
"Aku suka dirimu yang penurut" Kira menghiraukan perkataan Dion yang mengejek dirinya. Kira mulai membuat sandwich lalu memberikannya pada pria itu.
"Oh iya, berhubung sekarang kau istriku jadi pekerjaan rumah dan memasak adalah tugasmu, dan jangan pernah memakai jasa asisten rumah tangga karena aku benci orang asing berkeliaran di rumahku"
Dion memakan makanannya, saat Kira akan meninggalkannya, pria itu mengeluarkan suara, membuat langkah Kira terhenti.
"Dan jangan pernah bermain api dibelakangku! Karena jika sekali saja kau melakukannya kau akan tau akibatnya"
Tubuh Kira merinding mendengar suara Dion yang begitu dingin dan kejam.
Kira mengambil tas dan kunci mobilnya segera pergi karena sepertinya jika ia tetap tinggal akan ada perang dunia tiga yang terjadi.
***
Dion meregangkan ototnya, hari yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak dari pagi sampai sore yang dia lakukan hanya rapat dan memeriksa dokumen yang tiada habisnya,bahkan untuk sekedar makanpun ia tak sempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misconception
عاطفيةKesalahpahaman di masa lalu yang belum terselesaikan menjadi bumerang bagi kehidupan Yakira di masa depan. Kesalahpahaman yang begitu menimbulkan banyak luka di hatianya. Seolah Tuhan belum puas atas ujiannya, saat Yakira ingin melupakan masa laluny...