21-Tersirat

41.6K 2.3K 42
                                    

"Engghh" Dion tersenyum saat melihat wanita itu menyusup ke lehernya mencari posisi ternyaman untuk tidur.

Dion mendekap tubuh Kira erat, tanganya merapikan anak rambut yang menutupi wajah wanitanya. Ia mencium kepalanya penuh kasih sayang lalu turun ke mata, hidung, pipi dan terakhir bibir wanita itu. Lagi-lagi Dion tersenyum saat melihat Kira sama sekali tak terganggu dengan perbuatannya, dan sekarang wanitanya malah semakin nyaman menyusup kecekungan lehernya.

Dion mengucapkan beribu-ribu syukur pada Yang Maha Kuasa karena diberi kesempatan kembali untuk bersama dengan wanitanya. Ia takut semua ini hanya mimpi, bahkan dari tadi malam ia tidak tidur sama sekali, karena jika ia menutup mata ia takut wanitanya akan hilang dari dekapannya.

"Engggh" Kira melenguh dari tidurnya, lalu perlahan membuka matanya, mereka bertatapan.

Kira menggerakan tangannya mengusap wajah Dion lalu berhenti dimata pria itu.
"Kau tak tidur semalaman?"

Dion memejamkan matanya saat merasakan tangan wanitanya mengelus wajahnya.
"Hhmm" jawab Dion bergumam.

"Mengapa?" Tanya Kira. Dion membuka matanya saat tanhan Kira berhenti wajahnya.

"Tak apa" kali ini giliran Dion yang mengelus wajah Kira.

"Jawab aku?" Tatap Kira tajam sambil memegang tangan Dion yang berada dipipinya.

Hah. Dion menghembuskan nafasnya kasar, wanitanya telah kembali.
"Aku hanya takut ini hanya mimpi dan saat aku membuka mata kembali kau menghilang karena itu aku terjaga semalaman" Dion mengecup bibir Kira.

Kira tersenyum mendengar perkataan suaminya, ya Dion suaminya. "Listen to me, aku tak akan menghilang kembali Dion, aku akan selalu berada disisimu"
Kali ini Kiralah yang mencium wajah Dion.

Mata pria itu berkaca-kaca saat merasakan kebahagian yang meluap-luap dihatinya.
Terimakasih Ya Allah....

"Dasar pria cengeng!" Dion tertawa mendengar sindiran tajam wanitanya.

"Sayangnya aku cengeng hanya didepanmu" Kira bangkit dari dekapan Dion.

"Itu harus!"

"Kau tak akan bekerja?" Ucap Kira saat melihat Dion yang masih santai tiduran dikasur.

"Apa itu jebakan?" Tanya Dion dengan senyuman jahilnya.

"Maksudmu?" Kira mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Kau menyuruhku bekerja agar aku mandi sekarang dan kita mandi bersama, benarkan?" Dion tersenyum sambil menaik-naikkan alisnya.

"Terserah!" Kira berteriak jengkel lalu berjalan ke kamar mandi dengan diakhiri debuman pintu kamar mandi.

Dion tertawa melihat raut jengkel istrinya, tawanya bahkan tak berhenti sampai Kira masuk kamar mandi.
"Shut up your mouth!" Terdengar teriakan dari kamar mandi dan itu malah membuat tawa Dion semakin keras.

***

"Milk or coffee?" Tanya Kira sesaat setelah Dion tiba di meja makan.

"Please coffee, honey"
Dion mengernyit saat melihat tampilan wanitanya.

Kira mengangsurkan segelas coffee pada Dion.
"What?" Tanya Kira risih.

"Ganti bajumu!"

"Ada masalah?!" Tanya Kira jengkel, lalu memperhatikan penampilannya sendiri, dan menurutnya tak ada masalah.

"Ya ampun sayang, lihatlah penampilanmu sekarang, rok sepan yang kau kenakan terlalu pendek serta mencetak jelas kehamilan dan bokongmu! Aku tak mau tubuh seksi istriku menjadi santapan pria diluar sana!"

MisconceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang