Air mata Kira mengalir deras dipipinya saat melihat sesuatu yang bergerak dilayar monitor.
"Itu gumpalan berwarna hitam adalah bayi anda" ucap Dr.Reynold.
Air mata tak kunjung berhenti dari sudut matanya, ia menangis terharu sekaligus bahagia.
"Apakah bayiku sehat? Mengapa hanya sekecil itu?" Tanya Kira setelah menormalkan tangisnya.
"Janin anda sehat, ini wajar karena kehamilan anda baru memasuki bulan kedua, jika sudah memasuki bulan keempat kita sudah bisa mengetahui jenis kelaminnya"
Kira mengangguk sambil mengucapkan beribu syukur dihatinya atas kesehatan janinnya. Ia tak sabar menunggu saat-saat itu.
Kira merapikan pakaiannya dibantu oleh suster lalu turun dari ranjang menghampiri Dr.Reynold.
"Duduklah ada yang ingin saya sampaikan" ucap Dr.Reynold ramah.
Kira duduk dihadapan Dr.Reynold.
"Saya hanya ingin mengingatkan untuk tidak terlalu banyak pikiran ataupun stress karena itu akan mengganggu perkembangan janin anda"
Kira hanya mengangguk, ia membenarkan dalam hatinya bahwa ia terlalu banyak pikiran saat ini. Memikirkan bagaimana kelangsungan hidupnya dan bayinya kelak tanpa bayang-bayang pria itu. Kira sudah membulatkan tekadnya untuk tidak memberitahu siapapun tentang kehamilannya terutama pria itu.
Bayi ini milikku!
"Makanlah makanan yang bergizi, kurangi aktivitas yang berlebihan serta begadang karena umur kehamilan anda masih rentan untuk mengalami keguguran." Lanjut Dr.Reynold.
"Saya wanita karier dok, pekerjaan menuntut saya untuk bekerja secara profesional walaupun saya sedang mengandung"
"Saya mengerti, alangkah baiknya anda jangan terlalu memporsir diri karena saat ini bukan hanya anda yang ada dalam diri anda tapi juga calon anak anda"
"Saya akan mulai mengurangi aktivitas saya"
"Bagus karena ini untuk bayi anda juga, saya akan memberikan vitamin dan obat penambah darah karena biasanya wanita yang hamil muda akan sering mengalami anemia"
Dr.Reynold menuliskan resep yang harus wanita itu beli.
"Dok, mengapa aku tak mengalami morning sick atau ngidam yang sering orang hamil umumnya alami?" Tanya Kira penasaran, karena selama ini ia tak pernah mengalami yang orang hamil kebanyakan alami hanya porsi makannya yang naik drastis.
"Setiap wanita hamil mengalami fase kehamilan yang berbeda-beda, ada yang mengalami morning sick di trimester pertama dan ada juga yang mengalami di trimester terakhir." Jelas Dr.Reynold membuatnya paham.
Dr.Reynold menyerahkan resep padanya.
"Untuk pemeriksaan bulan depan tolong bawa suami anda karena ayahnya pun perlu tahu perkembangan bayinya" tubuh wanita itu terpaku karena ucapan Dr.Reynold.
Suami? Bahkan dia tak tahu jika aku mengandung anaknya.
Kira memaksakan senyumnya walaupun terasa berat.
"Akan saya usahakan, saya permisi. Terimakasih dok selamat siang" wanita itu menyalami Dr.Reynold yang menatapnya menyadari perubahan raut wajah pasiennya.Kira keluar dengan lesu, memikirkan perkataan Dr.Reynold.
Apakah aku berdosa menyembunyikan bayi ini dari ayahnya? Aku hanya takut dia mengambil bayi ini dariku.
Baby its mine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misconception
RomanceKesalahpahaman di masa lalu yang belum terselesaikan menjadi bumerang bagi kehidupan Yakira di masa depan. Kesalahpahaman yang begitu menimbulkan banyak luka di hatianya. Seolah Tuhan belum puas atas ujiannya, saat Yakira ingin melupakan masa laluny...