14B-Es yang mulai mencair

42.2K 2.5K 20
                                    

Lanjutan dari chapter sebelumnya.

......................................................

Maafkan aku sayang...

Tak kuasa lagi melihat air mata Kira, pria itu menghampirinya lalu memeluknya dengan erat, mungkin jika pelukan bisa meremukan seseorang maka sudah dipastikan Kira akan remuk dalam pelukan Dion.

"Maafkan aku" Dion terus mengucapkan kata maaf sambil terus menenangkan Kira yang memberontak dalam pelukannya.

Kira menangis histeris dalam pelukan pria itu sambil memukul-mukul dada bidang Dion.

"Pukul aku sesuka hatimu tapi jangan lepaskan pelukanmu dariku" Dion berkata dengan lirihnya.

"Kau jahat!"

"Ya aku tahu"

"Kau brengsek!"

"Ya aku tau"

"Kau bajingan!"

"Ya aku tahu, maafkan aku"

Pukulan Kira mulai melemah, mungkin ia sadar tak ada gunanya memukul pria itu.

Dion mengeratkan pelukannya pada tubuh Kira, lalu menenggelamkan kepalanya di cerukan leher wanita itu dan menghirup dalam-dalam aroma Kira yang menjadi favoritnya.

Setelah dirasa Kira sudah tenang, Dion merenggangkan pelukan mereka.

Ia menatap Kira yang balas menatapnya, pria itu menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Kira walau tak sederas tadi.

"Maafkan aku yang selalu membuatmu menangis" Dion berkata dengan sungguh-sungguh.

Pria itu mencium kedua kelopak mata Kira, otomatis membuat Kira memejamkan matanya.

Lalu ciuman Dion turun ke hidung mancung wanita itu, berlanjut di kedua pipinya, dan terakhir berlabuh di bibir lembut yang selalu membuat Dion kecanduan.

Dion memagut lembut bibir Kira, mencecap rasanya yang begitu memabukkan.

Ia melumat bibir bawah Kira, menyalurkan beribu-ribu kata maaf yang tersirat dalam ciumannya. Dion mengerang saat gairahnya mulai terpancing tetapi seketika surut saat Kira tak juga merespon ciumannya. Pria itu melepaskan pagutan bibirnya. Menatap Kira yang masih diam bergeming.

"Aku akan tetap bersahabat dengan Aaron!" Ucap Kira lantang sambil menatap Dion lekat.

Dion menghembuskan nafasnya kasar."Bisakah kita bicarakan itu besok? Dan sekarang lanjutkan kegiatan kita yang tertunda?" Ucap Dion tajam karena bibirnya yang tak sabar ingin merasakan bibir yang suka menantangnya itu.

"Ya atau tidak?" Ucap Kira mendesak, sembari mengusap dada bidang Dion, membuat Dion memejamkan matanya merasakan sentuhan tangan wanita itu di dadanya.

"Lakukan sesukamu!"

Dengan tak sabar Dion langsung menarik tengkuk Kira, memciumnya dengan gairah yang menggebu-gebu. Kira menyeringai karena saat ini ia yang menjadi pemenangnya.

Tanpa malu Kira mengalungkan tangannya dileher Dion, mencium dengan rakus bibir tebal dion yang selalu ingin ia kecup.

Dion tersenyum lebar saat Kira menciumnya dengan begitu ganas, malah ia kewalahan mengimbangi wanita itu.

"I'm the winner" ucap Kira disela-sela ciumannya.

"Kali ini kau menang"

Kali ini Dion yang memegang kendali dalam ciuman mereka. Ia menggigit bibir bawah wanita itu, membuatnya dengan leluasa menelusuri rongga mulut Kira.

MisconceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang