Zico mengerjapkan matanya ketika merasakan ada seberkas cahaya yang menerpa wajahnya. Tangannya kemudian terangkat mencoba untuk menghalangi cahaya yang menyorot ke wajahnya. Disaat itu, ia menyadari kehadiran orang lain dikamarnya. Orang itu menatap tajam kearah Zico dengan tangan yang masih memegang gorden kamar Zico yang sudah digeser kepojokan jendela.
"Al?"terdengar suara parau Zico. Ia masih tetap dengan posisinya. Bersembunyi dibalik selimut tebalnya sambil memeluk guling. Ia masih terlalu malas mengangkat tubuhnya dari ranjang empuknya. "Ngapain kesini?"
Orang yang bernama Alvi itu mendekat ke arah Zico. "Menurutmu?"tanya Alvi balik sambil berkacak pinggang.
"Jam berapa sekarang?"
Alvi memutar bola matanya kesal. "Jam sembilan"jawabnya malas. "Kau tidak lupa kan, kita ada janji ketemu dengan pihak label jam sepuluh?"
"Anjriit. Aku lupa!"umpat Zico langsung bangkit dari ranjangnya dan berlari menuju kamar mandi.
Alvi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sudah sangat memaklumi sifat pelupa Zico. Sembilan tahun menjadi manajer Zico, memaksa Alvi untuk mengetahui semua sifat-sifat dan kebiasaan Zico lainnya. "Co, aku tunggu diruang tengah. Nggak pake lama"teriak Alvi didepan pintu kamar mandi sebelum pergi menghilang dari kamar Zico.
I'm not a rapper just a singer with a game plan
I play guitar no need to worry bout my Drake hand
80.000 people in front of the stage, damn
Waiting for the sun to shine just to rock these Ray Bans
I just wanna leak shit (What?)
Not literally leak shit
Lagu milik Hoodi Allen feat Ed Sheeran itu mengalun keras dari home theater di ruang tengah. Alvi sengaja menyalakannya. Setidaknya dengan begitu suasana dirumah itu tidak lagi seperti kuburan. Sunyi. Sepi. Senyap. Mengingat tidak ada siapa-siapa lagi yang tinggal dirumah besar itu selain Zico.
Alvi mengaduk-ngaduk isi kulkas Zico. Ia mencari bahan-bahan makanan yang bisa ia masak. Ini sudah menjadi rutinitas wajibnya Alvi, membuatkan sarapan untuk Zico. Ia memang seorang manajer artis yang bertanggung jawab penuh terhadap schedule dan kontrak artisnya. Tapi diluar itu, Alvi adalah seorang teman yang sangat peduli dan perhatian. Alvi sangat peduli terhadap Zico yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri.
Ia menyadari kesibukan Zico sebagai seorang musician yang sangat padat setiap harinya, terkadang membuatnya melewatkan jam-jam makan. Ditambah lagi, Zico yang tidak tinggal bersama orang tuanya, jangan harap ada yang memasakkan makanan untuknya dirumah. Untuk itulah Alvi secara sukarela membuatkan sarapan untuk Zico dan juga selalu mengingatkan jam makan Zico. Bisa dikatakan, Alvi sudah seperti alarm berjalan Zico.
"Cabut Al"ujar Zico yang sudah berdiri didekat meja pantry.
"Makan dulu, Co"Alvi meletakkan sepiring nasi goreng yang baru selesai ia masak di meja pantry depan Zico. "Aku tidak ingin artisku keliatan letoy gara-gara melewatkan sarapannya"
"Thanks"Zico langsung duduk di kursi tinggi pantry dan mulai melahap nasi gorengnya.
Alvi tersenyum puas. Ia kemudian mengambil dua gelas besar dan menuangkan orange juice kedalam gelas. Ia meletakkan satu gelas didekat Zico dan satunya lagi ia bawa lalu mengambil tempat disebelah Zico.
"Sumpah, Al. Kalau saja kau cewek. Aku tidak keberatan untuk menikahimu!"
Alvi tertawa kecil sebelum menegak habis orange juice-nya. "Ada tawaran wawancara eksklusif dari media Singapura. Mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek Love
RomanceAdis benci segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia selebriti. Padahal, Adis sendiri adalah anak dari seorang aktris terkenal. Arzeti Carleta Jasmine. Kebencian Adis cukup beralasan. Ia merasa dunia itu sudah merenggut kebersamaannya dengan sang m...