[11] : Nothing Like Her

1K 75 6
                                    


Alvi mengamati Zico yang sedang sibuk bermain-main dengan smartphone-nya. Tak jarang artisnya itu tersenyum sendiri. Layaknya orang kasmaran. Alvi bukannya tidak tahu kalau Zico sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Dia yakin semua penggemar Zico pun sudah mengetahui bahwa idola mereka itu sudah tidak sendiri lagi. Hanya saja yang tidak mereka ketahui adalah identitas sang wanita yang telah beruntung mendapatkan hati seorang Zico. Begitu juga Alvi. Sekalipun dia tidak tahu siapa wanita itu, dia tidak pernah memaksa Zico untuk memberitahunya. Tidak sampai Zico sendiri yang yang mengatakan kepadanya. 

“Hari ini kita bebaskan, Al?”tanya Zico seraya meletakkan smartphone-nya diatas meja dan kembali melanjutkan makan siangnya. Hari ini adalah hari ini terakhir mereka di Australia.

“Yah. Hanya saja..”Alvi terlihat ragu menyelesaikan ucapannya membuat Zico menatap kearahnya menunggu kata-kata selanjutnya dari mulut Alvi.

“Hanya saja?”tanya Zico tak sabaran karena Alvi tak juga melanjutkan ucapannya.

“Patricia ingin mengundangmu makan malam bersama malam ini. Hanya berdua”

“Wanita yang menjadi model di video klip ku itu?”

Meskipun sama-sama berasal dari industri hiburan, Zico tidak cukup mengenal ataupun tahu banyak tentang artis-artis tanah Air. Dirinya lebih sering berhubungan dekat dengan orang-orang satu labelnya ataupun beberapa selebriti yang sering terlibat kerja sama dengannya. Sementara dengan Patricia, ini adalah pertama kalinya mereka bekerja sama. Sejujurnya pun dia tidak tahu bahwa Patricia adalah salah satu Artis tanah Air yang sudah cukup lama berkarir di industri hiburan.

Alvi menganggukkan kepalanya. “Aku rasa dia tertarik padamu”

Zico tersenyum kecut menanggapinya. Patricia bukanlah satu-satunya artis wanita yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya kepada Zico. Ada beberapa yang lainnya. Hanya saja Zico enggan menanggapinya. Zico tidak berminat terlibat hubungan dengan rekan yang berasal dari dunia yang sama dengannya. Cukup sekali saja dengan mantannya yang terdahulu. Terlebih lagi, hatinya sudah ada pemiliknya yang berada jauh ribuan kilometer dari tempatnya sekarang.

“Oke. Aku akan menolak tawarannya, Boy”ucap Alvi setelah membaca ekspresi penolakan di wajah Zico.

“Kau membuatku penasaran dengan wanitamu itu. Bahkan kau saja sampai menolak pesona Patricia”Alvi geleng-geleng kepala. Muda, bertalenta, populer, cantik. Bukankah jika wanita itu bersanding dengan Zico akan membuat mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna.

“Dia mungkin akan kalah jika kau membandingkannya dengan Patricia, Al. Dari sekian banyak wanita yang pernah dekat denganku, there is nothing like her. Dia adalah wanita paling keras kepala yang pernah aku temui. Kau sendiri mungkin akan kewalahan menghadapi wanita seperti dia. Tapi disitulah yang membuat dia spesial dan membuatku jatuh cinta kepadanya” ucap Zico. Hanya bersama Alvi, Zico merasa nyaman untuk membicarakan hal-hal pribadinya.

“Wow..kurasa bukan dia yang beruntung mendapatkan pria sepertimu tapi kau yang beruntung mendapatkannya”

“Yaa..aku juga berpikir begitu”Zico menyetujui ucapan Alvi itu.

“Jadi..sampai kapan kau akan menyembunyikan identitas wanitamu itu. Kurasa banyak penggemarmu yang penasaran dengan hal-hal ini. Kau tahu sejak kau mengumumkan kau sedang berkencan dengan seseorang, banyak media yang mulai menduga-duga mengenai siapa wanita yang sedang kau kencani”

“Aku tidak ada niat untuk membuka identitasnya ke publik, Al. Dia tidak nyaman dengan itu. Biarkan saja media berasumsi sendiri. Lama-lama juga mereka akan berhenti” Zico tidak mau ambil pusing dengan pemberitaan-pemberitaan dirinya dari hal yang berkaitan diluar dari prestasi yang sudah dicapainya.

Hide and Seek LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang