Apa kalian masih setia sama cerita ini. Atau udah dihapus dari library kalian. It's okay. That's your choice. Aku mana bisa maksa kalian kan :D. Soalnya baru ini aku bisa get in zone lagi. Aku kehabisan amunisi untuk lanjutin cerita ini. Tapi, buat sekarang cukup lah ya!
Ini pemanasan dulu karena lama nggak update sebelum masuk konflik di next chapter.
Makasih buat @kudanilbiru yang sudah nanyain cerita nggak penting ini dan juga temen-temen lain yang sudah pada comment dan vote.
Please enjoy this story guys!
================================
Siang itu, Adis memilih menghabiskan jam istirahatnya di coffe shop depan kantor. Tidak banyak tempat yang kosong di coffe shop pada jam-jam istirahat seperti ini. Karena memang pada dasarnya hampir mayoritas penyumbang keuntungan untuk coffe shop ini adalah karyawan-karyawan kantor tempat Adis bekerja. Sebenarnya Adis sendiri tidak terlalu sering pergi ke coffe shop ini. Tidak ketika dia bersama Arka. Sekalipun orang-orang dikantor tahu persis bagaimana hubungan antara mereka berdua. Adis tidak cukup nyaman duduk bersama dengan bos ditengah-tengah rekan kantornya.
Adis sudah melahap habis beef burger di hadapannya. Perutnya tidak menuntut banyak hari ini. Sepotong beef burger berukuran sedang dan satu gelas besar ice americano sudah cukup untuk mengembalikan energinya. Lagipula atasannya yang menyebalkan tapi ganteng itu juga tidak terlalu rewel dengan hasil pekerjaan Adis tadi. Biasanya penuh revisian. Justru hari ini laporan analisa Adis diterima baik-baik. Tidak ada complain. Energinya hanya berkurang sekian persen karena tidak perlu tarik ulur urat untuk mengatasi atasannya itu.
Bunyi notifikasi pesan masuk mengalihkan perhatian Adis dari menu makan siangnya. Ada pesan dari Zico.
I had to tell you something
Dahi Adis berkerut. Something?
What?
Adis meletakkan smartphonenya lagi keatas meja dan kemudian mengaduk-aduk minumannya yang sudah habis separuh dengan sedotannya. Menunggu balasan dari Zico. Adis tersenyum kecil begitu mendengar suara milik Zico mengalun memenuhi setiap sudut ruang coffe shop. You. Itu judul lagu Zico yang diputar sekarang. Salah satu lagu favorit Adis. Beberapa kali sebelum tidur, Adis meminta zico menyanyikan lagu itu untuknya. Adis memeriksa smartphone-nya. Zico baru saja membalas pesannya.
Apapun yang aku bilang nanti. Kamu nggak boleh minta putus sama aku.
Putus? Yang benar saja. Apa maksudnya? Adis menegakkan punggungnya dan membalas dengan cepat.
What do you mean? Tell me now!
Adis menggigit ujung kukunya. Menunggu balasan dengan perasaan gelisah. Matanya tidak mau lepas dari smartphonenya. Apa yang sebenarnya terjadi? Sesuatu yang serius kah sampai-sampai zico mengatakan hal semacam itu.
Promise first then i'll tell you
Astaga..pria ini benar-benar ingin membuatnya berteriak sekarang juga.
Demi apapun juga zico. Katakan sekarang!Promise first!
Fine. I PROMISE.
I just remind you once again. You have promise to me that you'll never ask to break up with me. So you can't take back your words. Okay?
SAY IT!!!!!
Ya tuhan! Bisa-bisa dia mati penasaran sekarang juga. Adis menyedot minumannya sampai tak bersisa demi mengurangi rasa penasarannya dan hatinya yang sudah mulai gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek Love
Любовные романыAdis benci segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia selebriti. Padahal, Adis sendiri adalah anak dari seorang aktris terkenal. Arzeti Carleta Jasmine. Kebencian Adis cukup beralasan. Ia merasa dunia itu sudah merenggut kebersamaannya dengan sang m...