Aktris senior Arzetti Carletta Jasmine kembali membuktikan kemampuan beraktingnya dan berhasil membawa pulang gelar Best Actress 2015 di ajang internasional Asia-Pasific Film Festival
Dunia perfilman Indonesia kembali mengukirkan sebuah prestasi dengan dinobatkannya Arzeti Carletta Jasmine sebagai Best Actress 2015pada Asia-Pasific Film Festival yang digelar di Los Angeles kemarin lusa.
Sekali lagi Arzeti Carletta Jasmine berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasi-
Adis mematikan TV plasma 21 inchi dihadapannya. Ia tak lagi berminat melanjutkan acara nonton TV-nya di pagi hari. Dilemparkannya remote TV sembarangan ke atas sofa. Beberapa kali ia mengganti channel yang ia temukan hanyalah acara-acara infotaiment. Adis bukannya membenci infotaiment hanya saja ia tak menyukainya. Semua yang diberitakan selalu saja dilebih-lebihkan, cenderung tak sesuai dengan fakta. Tapi, ada alasan lain pula yang membuatnya enggan untuk meneruskan acara nontonnya, yakni yang menjadi objek pemberitaan. Arzeti Carletta Jasmine.
"Kelamaan ya nunggunya?"
Suara bariton itu membuat Adis memutar tubuhnya ke arah belakang. Dilihatnya satu sosok pria dengan tubuh tinggi menjulang muncul dari balik pintu kamarnya. Penampilannya sudah terlihat rapi berbeda jauh ketika pria itu membukakan pintu apartemennya untuk Adis. Aroma tubuhnya menguar hingga hidung Adis pun bisa menciumnya. Aroma tubuh yang selalu Adis sukai.
"Mas Arka lama banget. Perasaan aku aja nggak lama-lama banget kalau dandan"
Arka nyengir lebar. Mempertontonkan deretan giginya yang rapi dan putih bersih. "Ya udah, buruan cabut yuk. Selagi mood kamu buat nemenin Mas lagi bagus" Adis bangkit dari duduknya dan melangkahkan kakinya, mengikuti Arka yang sudah lebih dulu bergerak keluar apartemen.
"Harusnya, pagi ini aku masih bobo cantik di kasur. Menikmati hari liburku setelah disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk selama enam hari ini. Bukannya malah nemenin Mas Arka belanja sepatu"keluh Adis begitu kedua nya masuk kedalam mobil pajero-nya Arka.
Tadinya Adis memang sudah berencana menghabiskan minggu paginya dengan tidur seharian untuk membalaskan dendamnya karena harus lembur dengan pekerjaannya sepanjang minggu ini. Sekarang rencana hanyalah tinggal rencana. Rengekan Arka, kakak sepupu kesayangannya itu untuk menemaninya berbelanja sepatu membuat rencananya hancur berantakan. Dia memang bisa saja menolak tapi Arka selalu punya cara licik untuk memaksa Adis. Salah satunya dengan mengancam akan memangkas separuh gaji Adis bulan ini. Bagaimana bisa Arka yang merupakan bosnya dikantor menyalahgunakan kewenangannya hanya untuk hal semacam ini? It's ridiculous!
"Aih, jangan ngambek dong, Dis. Mas nggak ada temen buat diajak belanja. Nggak enak kali lontang-lantung sendirian masuk mall"tangannya mengacak-acak rambut Adis sesaat tanpa mengalihkan pandangannya yang tetap fokus berkendara.
"Makanya cari asisten kek, pacar kek, atau istri sekalian biar ada yang nemenin. Umur udah tua juga"
Arka melirik Adis yang masih terlihat kesal. Dicubitnya lembut pipi Adis. "28 Dis. Belum tua-tua amat. Kamu berlebihan.."
"Tetep aja. Udah cukup umur buat nikah. Apalagi namanya kalau bukan udah tua"Adis memiringkan tubuhnya. Ia memincingkan matanya ke arah Arka dengan kedua tangan yang saling bersedekap didepan dadanya. "Pokoknya aku minta ekstra buat gajiku sebagai ganti hari liburku. Nggak mau tahu."
Minta ekstra kenaikan gaji?Jelas. Adis juga tak mau rugi. Menurutnya, itu cukup setimpal untuk menggantikan hari liburnya yang terpaksa terganggu oleh ulah bosnya yang notabene juga kakak sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hide and Seek Love
RomantizmAdis benci segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia selebriti. Padahal, Adis sendiri adalah anak dari seorang aktris terkenal. Arzeti Carleta Jasmine. Kebencian Adis cukup beralasan. Ia merasa dunia itu sudah merenggut kebersamaannya dengan sang m...