CHAPTER 2 : He is Cameron Dallas

22.8K 938 76
                                    

"Come sit here Cameron. Mama tiri kamu mau liat kamu." Kata papa David.

Cameron juga liat gue tapi pake muka datar. Dia terima gak ya gue sebagai adik tirinya? Gue takut kalo dia kasar sama gue...

"Hi Cameron." Mama gue berdiri dan pelukan.

"Hi momma" Cameron juga senyum lebar dan kelihatan seneng banget ketemuan sama mama gue. Abis itu mereka lepas pelukan dan Cameron liat ke gue lagi.

"Cameron, this is your step young sister, Ellie. Shes beautiful right?" Kata papa David yang bikin gue semakin gugup. Gue berdiri dan coba senyum ke dia. Gue juga tau kalo senyum gue itu kaku dan gue gemeteran segala!

Dan you know what? CAMERON NYENGIR MIRING DAN ADUH PLEASE....

"Hi Ellie." Katanya sambil pelukan sama gue. God his hug are so tight.

"Ellie, your room is next from Cameron's room." Ucap papa David sambil senyum. Gak anak gak bapak sama-sama gantengnya naujibilah....

"Yes dad." Jawab gue.

"And we want go to our room too. Ron!" Teriak lagi papa David. Apa nih, dia mau manggil anaknya lagi apa enggak...

"Yes sir" jawabnya dari belakang. Wah bukan anaknya...

"Tolong bawa semua tas punya Ms. Ellie keruangannya." Suruhnya.

"Yes sir."

"And Cameron, please show her new room."

"Course dad, cmon El." Ajak Cameron sambil rangkul bahu gue. Jujur banget gue sekarang super gugup, canggung, kaku dan bahkan malu di depan dia!

Masa gue bisa-bisanya sih suka sama kakak tiri gue? Gak.... Walaupun dia bukan sedarah sama gue, gue tetep harus menganggapnya kakak. Kita naik lewat tangga dan pelayannya juga buntutin kita sambil bawain tas punya gue.

"So how old are you?" Tanyanya. Sekarang gue harus bersikap chill.

"Same like you."

"Really? We're same?"

"Yea, but you older than me. Your September and mine is November." Cam cuma jawab dengan senyumannya doang. Owmaygad hes so hot

Dan abis itu dia langsung nunjukin kamar gue dan bukain kamarnya. Masih kosong, belom ada desain apapun. Masih polos.

"Ok, this is your time to re-design your own room. Its all up to you," kata Cam sambil benamin tangannya di saku jeansnya,

"Ron, tolong taro disini aja." Suruh Cam. Gue cuma mandang kamar yang kosong ini dan pengen gue desain sendiri. Dan disana juga ada balkon yang pas banget buat gue. Asik dah bisa ngadem disitu dong

"Excuse me," asistennya pun pergi dan Cam juga ninggalin gue tanpa kata-kata.

Lah maen pergi aja tuh orang. Tapi sekarang gue bener-bener penuh sama ide soal desain ulang kamar gue. Gue bingung mau ngapain. Kamar gue juga belom ada kasurnya ataupun lemarinya. Gordennya juga belom ada. Adanya cuma kaca jendela buat keluar ke balkonnya. Gue gak tau mesti ngapain. Si Cam juga maen nyosor keluar lagi gak nolongin gue. Huff, nasib punya kakak tiri. Gue takutnya dia gak terima gue sebagai adik tirinya. Tapi tadi dia keliatan baik ah... Apa awal-awalnya manis trus besok-besoknya kaya bawang merah dan ibunya? Halah dongeng banget. Gue pun keluar dari kamar dan ke balkon. Seger banget bisa hirup angin malem. Ya walaupun sekarang malem, seenggaknya gue bisa liat pemandangan bintang-bintang di langit.

"El." Sapa Cam dari belakang. Dia lumayan ngagetin gue

"Wassup." Jawab gue

"Lemari sama kasurnya mau di masukin kesini. Sementara lu tidur di kamar gue dulu, biar asisten gue beresin kamarnya." Katanya. Kan mukanya aja udah agak jutek. Dan timbulah rasa gak enak di dalem diri gue. Bentar lagi sandiwaranya juga udah berakhir dan muncul deh kejam-kejaman.

"Oh iya iya." Kata gue sambil ngangguk. Gue juga liat banyak asisten laki-lakinya masuk bawa peralatan.

Ada yang gotong potong-potongan lemari sama kasur.....

"Tenang aja, lagian tadi papa nyuruh gue supaya lu tidur di kamar gue." Katanya lagi. Gue sih percaya gak percaya. Takutnya kan gue disuruh tidur di bawah gak pake selimut gak pake bantal gak pake guling. Cukup tiduran di lantai aja...... Dan tidur. Ah jadi takut kan gue!

Cam ngajak gue kekamarnya dan dia juga nyuruh asistennya lagi buat bawain tas gue. Yeelah kalo tau mau di desain mah gak usah taro disini kali tasnya..

Cam bukain pintu dan gue bisa liat model kamarnya sooo luxury tapi lebih ke cowok banget. Kamarnya sih luas ya... Kasurnya sih gede. Kasurnya model untuk dua orang gitu. Agak rapih dan gue bisa liat ada layar untuk nonton Netflix. Wih, keren banget. Mau kali ah....

"Tolong taro sini." Suruh Cam enak banget ke asistennya. Dia nurut dan dia ninggalin kita berdua disini.

"Jangan kaku dong. Biasa aja kali. Ini kan rumah lu secara resmi." Kata Cam sambil senyum tipis.

"Hmmm." Gumam gue yang gak tau harus ngapain. Gue cuma berdiri sambil mainin hape gue.

"Nanti lu tidur di sebelah gue ya." Katanya yang buat gue langsung dongak.

What?! Satu kasur gitu!?

"Sorry, thanks. Gue bisa tidur di bawah....."

"No no no. Lu tuh adek gue, mana tega sih gue ngebiarin lu tidur dibawah kaya orang rendahan? Please" katanya sambil sedikit roll eyes tapi senyum tipisnya gak ketinggalan. Damn

"gue kira lu kakak tiri yang jahat." Ucap gue sembarangan sambil duduk di pinggir kasur.

"What? Hahahaha Ellie kebanyakan nonton film ya? Gue gak gitu kali." Katanya sambil ikut duduk di sebelah gue.

"Gue malah seneng punya adek cewek." Katanya makin lebar senyumnya.

"Why?"

"Karena gue bisa peluk dia sesuka gue. Dan selalu ada buat gue." Katanya sambil tiduran. Gue cuma senyum paksa dan mainin hape gue. Gue kabarin temen gue yang di Omaha kalo gue udah sampe dirumah papa David.

"You have a boyfriend?" Tanyanya.

Gue langsung nengok ke dia. Dia liatin gue sambil nunggu gue jawab.

"Why you ask that?"
"Is it problem?"
"Of course no."
"Then you can tell me?"
"Yea i dont have a fuckin boyfriend"
"Why?"
"I really didnt need that. For what? It just make our life is messed up."
"Well you right. Every relationship isnt always good ending."
"Do you have too?"
"Nope. So many girls around me but i dont feel interested on them. I still find a right one and good looking. But nah i didnt get it."
"Same."
"Do you?"
Gue tarik nafas dan mulai jawab lagi.
"So many boys around me, and they try to flirt and dating with me but i always deny them. I still didnt find a right one."
"So, now you already move to California and do you have a plan to get the right one?"
"My purpose about move here isnt that shit. But, start a new life and get better than before. Get score on college, and get success."
"Wow, youre cool. Blessed that i have a step young sister like you. Your soul full of a spirit on life."

Gue pun tersenyum dan gue bisa merasakan kalo Cam adalah seorang kakak tiri yang baik.

"Ok, listen to me El. I never do something worst to you. Can you trust me? I promise ill do anything for you." Katanya yang mulai balik lagi ke posisi tegap dan pandang gue dengan pandangan serius. Honestly, i have the most handsome step brother i ever had. Im so blessed.

"Really? Promise me?"

"I promise El."

Gue cuma senyum doang. Gue gak nyangka punya kakak tiri sebaik dia. Dan gue malah anggep dia sebagai kakak kandung gue. Dia gak pantes di bilang jadi kakak tiri gue. Tapi kakak kandung.

-




Yuk di fav dan komen💛💛

STEP BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang