Lavender

14.9K 1.1K 65
                                    

Satu minggu berlalu semenjak kencan (gagal) Sakura dan Sasuke. Pemuda bermarga Uchiha itu tidak bertemu dengan Hinata. Ada satu hal yang terus mengganggu Sasuke.

Sejak kapan dirinya menyukai harum lavender ini?

Sampai-sampai rasanya ingin sekali ia pergi ke padang lavender-namun, apa benar itu yang sangat ia inginkan?

Lavender... Helai rambut indigo panjang, mata khas klan Hyuuga (namun miliknya berwarna lavender).

Apa dia, seorang Uchiha Sasuke, baru saja memikirkan Hinata? Tidak, tentu saja tidak. Ia hanya sekilas teringat oleh gadis pemalu yang menyukai si dobe. Ia tidak tertarik dengan siapapun, tidak ada satupun yang membuatnya tertarik.

Lalu, apa yang ia rasakan tentang Hinata? Kenapa, dari semua orang di Konoha, harus Hinata yang ia pikirkan. Semua hal membingungkan ini sangat janggal baginya. Maka dari itu, Sasuke pergi, mencari udara segar yang ia kira akan membantunya untuk rileks.

Tapi, dunia memang sempit.

Ekspektasinya, ia akan duduk di bawah pohon sendiri dan melupakan semua apa yang selalu ia pikirkan tentangnya. Realita, gadis yang ia coba untuk lupakan itu berada di sana, duduk di bawah pohon, memakan bento.

Berusaha acuh, pura-pura tidak lihat, dan duduk di bawah pohon yang terletak tak jauh dari Hinata.

"S-Sasuke-kun?"

-Lavender-

Ada waktu tertentu disaat Sakura akan memperlihatkan sisi pedulinya pada Naruto. Naruto mungkin saja menyadari, atau tidak, kalau Sakura akan memperlihatkan kepeduliannya dengan cara yang berbeda. Naruto tahu, tapi, sebagai laki-laki tentu saja ia ingin pula mendapatkan kasih sayang langsung. Sakura selalu terpaku pada Sasuke, dan Sasuke akan terus menolaknya. Sedikit perasaan bahagia terasa memang saat Sasuke melakukannya, tapi ia tidak akan memaafkan pemuda itu jika ia menyakiti hati Sakura.

Terkadang Sakura selalu menyembunyikan kekecewaannya, dan Sasuke akan tetap tidak peduli. Karena itu, Naruto yang akan menghibur Sakura, setidaknya mlihat wajah kesal atau mendapat pukulan sederhana darinya saja sudah cukup. Saat Sakura kecewa, kesal, atau mungkin sakit hati, Naruto akan selalu berada di sisinya. Walaupun terkadang selalu di usir oleh Sakura. Seperti sekarang ini.
"Berhenti mengikutiku, Naruto!"

"Ayolah, Sakura-chan-"

"Sejak kapan kau jadi stalker menjijikan, huh?"

Sudah setengah jam, Naruto kerap mengikuti gadis itu. Dan sudah ke 43 kalinya Sakura menyuruh Naruto untuk berhenti mengikutinya. Lagipula, ada apa dengan Naruto?

"Aku tidak ada kerjaan, jadi... Ayo kencan denganku!" Cengiran lebar terlihat di wajah Naruto.

"Hmph, maaf saja, aku sedang sibuk. Pulanglah, atau berlatih saja sana." Sakura melipat kedua lengan di dada, menatap tajam Naruto.
"Aku sudah berlatih sebelumnya. Ayolah Sakura-chan, sebentar saja~?" Naruto memohon dengan wajah memelas, yang terlihat sangat konyol.

"Tidak mau."

"Sebentar saja, kok, janji! Sebentar saja, kumohon..."

'Ugh, apa yang harus aku lakukan? Naruto tidak akan berhenti sampai aku menerima ajakan kencannya... Aku tidak bisa pergi kalau begini.'

"Hmph. Aku tidak mau kencan, tapi aku mau makan di Ichiraku."

"-denganku?"

"Tentu saja, baka! Dan kau yang harus bayar, ya!"

"-...B-baiklah! Yesh! Ayo kita ke Ichiraku!"

Ia terima saja, tidak tega juga melihat Naruto yang terus memelas. Dan memang kebetulan ia sedang lapar, tidak bawa uang lebih pula. Tidak ada salahnya menghabiskan waktu dengan Naruto sesekali.

-Lavender-

"Hn?" Menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, Sasuke tetap memasang wajah datarnya.

"Ah, g-gomenasai. Aku tidak bermaksud mengganggumu.." Hinata menundukkan kepalanya, menatap kotak bentonya yang sudah hampir habis.

"Hn. Sedang apa kau disini?" Tanya Sasuke, pertanyaan pertama yang muncul ketika melihat Hinata. Selain dari aktivitas makan siangnya, maksudnya.

"A-aku baru saja selesai latihan. Dan aku kesini untuk beristirahat sambil memakan bentoku..." Jawabnya. "S-Sasuke-kun sendiri?"

"Mencari udara segar." Sasuke menjawab dengan singkat, kedua lengannya terlipat di belakang kepalanya. Matanya terpejam sambil menikmati hembusan angin.

"S-souka..." Hinata menggumam. "S-Sasuke-kun sudah makan siang?"

"Belum."

"Ano, apa Sas-"

"Lanjutkan saja makanmu."

Duh. Hinata pasti terlalu banyak bicara dan akhirnya malah mengusik pemuda itu. Ia terbungkam diam dan melanjutkan aktivitas makannya. Sasuke pasti sangat terganggu.

Ya. Sangat terganggu. Suara lembut Hinata entah kenapa membuatnya tidak tenang, jantungnya berdegup kencang. Ada apa dengannya? Mendengar suara gadis itu saja sudah sangat mengganggu, apalagi jika sambil bertatap muka.

Saat angin berhembus kembali, harum lavender itu tercium oleh indera penciuman Sasuke. Bahkan dalam jarak satu setengah meterpun, harum khas gadis itu bisa tercium. Hal ini, rupanya sangat mengganggu juga.

Semua tentang gadis itu, sangat mengganggu. Hinata selalu membuat jantungnya berdegup kencang, selalu membuatnya nyaman entah bagaimana caranya, dan ia tidak merasa terusik sedikitpun saat gadis itu bicara. Suara Hinata sangat lembut dan menenangkan. Wangi lavendernya pula, sudah sangat familiar. Dan Sasuke menyukainya.

Hal mengganggu ini...

Semua hal tentang Hinata, yang sangat mengganggunya ini...

Ia menyukainya.

-Lavender-

A/N:

Wow. Pendek ya?
Maafkan, author malang ini sedang di ambang sebuah kesibukan sekolah dan yang lain-lain. Dikarenakan hilangnya ide, maka author malang ini hanya bisa mencurahkan segini. Secuil. Ngga di ffn, di wattpad pun sama, fanficnya selalu pendek-pendek. Kenapa?

Capek ngetik, coy. Jariku keriting ngetik di tab. Chapter depan aku usahakan lebih panjang deh. Maaf telat updatenya. Karena daku selalu mentok ide, yang punya ide plotnya bisa menyumbang kesini *siapin kotak sumbangan ide* di PM atau komentar, boleh lha. Ideku selalu mentok di fandom ini, sepertinya lebih luas ide AU di fandom Naruto. Hahaha, jangan dipikirkan.

Oke deh. Bacot mulu sayah.

Readers-tachi yang daku cintai, yang sudah membaca dan vote dan komentar story gaje ini, terimakasih banyak, tolong komentar dan votenya /lagi/. Kritik dan saran dipersilahkan. Jangan sungkan-sungkan untuk memberinya, dan jangan sungkan-sungkan untuk vote maupun lihat story saya yang lain. /eh/

Udah ah. Semoga kalian suka ya~

Haruna Yumesaki.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang