Tidak pernah sekalipun, kehadiran seseorang sangat mempengaruhi Sasuke. Dan sekarang, kehadiran gadis itu ternyata berpengaruh. Setelah bertahun-tahun mereka selalu melihat wajah satu sama lain, mengetahui nama satu sama lain, baru kali ini mereka benar-benar melakukan sebuah percakapan. Tentu saja sulit untuk berbincang, yang satu dingin, yang satunya pemalu. Seiring mereka tumbuh dewasa, ada perubahan dengan si gadis yang pemalu. Walaupun tak banyak dari sifat, tapi sifat pemalunya mulai sedikit berkurang. Kini, dengan surai indigonya yang sepunggung, posturnya pun ideal, gadis itu terlihat sangat cantik.
Dan pada si pemuda, tidak banyak yang berubah. Rambutnya sedikit memanjang, tentu ia pun semakin tinggi dan tubuhnya bagus, hasil dari latihannya, tentu saja. Selain dari itu, tidak ada. Sifatnya masih sama, dan ia masih seseorang yang dingin.
Tentu tak banyak yang berubah. Bahkan, sampai sekarang, perasaan Hinata pada Naruto masih tetap sama. Bertambah besar, bahkan. Gadis itu masih senang memperhatikan Naruto saat ia melihatnya entah secara kebetulan atau bukan. Seperti sekarang ini.
Hinata bersembunyi di belakang pohon, sesekali menoleh untuk melihat Naruto yang sedang berlatih. Wajahnya memerah, hanya dengan mendengar suaranya. Jantungnya berdegup dengan kencang, seperti biasanya.
Sudah lima menit gadis itu memperhatikan Naruto. Senyum senang itu mengembang di wajahnya, bersamaan dengan semburat merah di pipinya. Saking asiknya stalking, Hinata tidak menyadari kehadiran seorang pemuda berambut raven bermarga Uchiha itu yang kini sedang memperhatikannya tepat di belakangnya. Dengan kedua tangannya yang dilipat di depan dada.
"Naruto-kun..." Hinata bergumam pelan.
"Kalau kau terus memperhatikannya diam-diam, bagaimana bisa ia menyadari perasaanmu?"
Sebuah suara baritone yang khas itu mengagetkannya. Buru-buru ia tolehkan kepalanya, dengan mata terbelalak dan wajah yang memerah padam. Lagipula, sejak kapan Sasuke ada disana?
"S-Sasuke-kun...!" Hinata sangat amat malu, mendapati dirinya yang sedang asik membuntuti Naruto tertangkap basah. "S-sejak kapan Sasuke-kun...?"
Iris onyx Sasuke melekat pada wajah merah Hinata, menatapnya dengan penasaran; sedikit terhibur melihatnya. "Kau sangat senang sampai tidak menyadari keberadaanku, hn?"
Hinata menunduk malu—Ya Tuhan. Ini sangat memalukan. "A-ano.. Gomenasai..."
Mungkin ini sedikit terlambat untuk menyadarinya, tapi... Wajahnya yang memerah itu terlihat manis.
"Kenapa kau tidak bilang?" Kenapa aku menanyakan hal tidak penting seperti itu? Sasuke menggerutu dalam hati. Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulutnya.
"E-eh?!" Hinata terkejut, sejak kapan Sasuke jadi banyak bicara? Dan lagi, ini mengenai perasaannya pada Naruto. Bukankah seharusnya Sasuke selalu menjauh dari topik seperti ini? Bagaimanapun, Hinata tetap menjawab. "...N-Naruto-kun menyukai Sakura-chan, bukan? K-Kurasa aku masih belum siap untuk memberitahunya.."
Sasuke menggumamkan kata 'Hn' khasnya, kedua matanya terpejam. Punggungnya ia sandarkan pada pohon di belakangnya. Hening untuk beberapa saat, sampai akhirnya Sasuke kembali membuka suara.
"Kau akan terus disini?"
Hinata yang awalnya menunduk, kini menoleh pada Sasuke. "A-aku akan pergi sebentar lagi.." Tepat setelah gadis itu menjawab, perutnya berbunyi menandakan ia lapar.
Seketika wajah Hinata kembali memerah, ia memegang perutnya. Sementara Sasuke kembali membuka matanya dan menatap Hinata dengan penuh rasa ketertarikan.
"Heh." Tidak bisa menahan, ujung bibir Sasuke tertarik, membentuk sebuah seringai tipis—sangat tipis. "Lapar, Hyuuga?"
Ini sungguh amat memalukan. Untuk kedua kalinya, Hinata mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Sasuke. Hinata tak menjawab pertanyaan Sasuke, malah menutupi wajahnya; dirinya serasa mau pingsan.
"Kau tahu, Hyuuga.." Sasuke melangkah ke depan, mendekati gadis itu. "..Aku juga lapar."
Hinata diam, tidak mengerti kenapa Sasuke memberitahunya. "U-uhh... A-aku akan pergi sekarang.. D-dan menurutku, Sasuke-kun harus makan." Hinata pun pamit dan bergegas pergi setelah mengatakannya.
"Lihat siapa yang bicara." Gumam Sasuke, sambil mengikuti Hinata diam-diam dari belakang.
Hinata menyadarinya, Sasuke berjalan di belakangnya. Tapi, Hinata tidak mau salah paham. Sasuke tidak mungkin mengikutinya, 'kan? Lagipula, untuk apa ia mengikutinya? Sasuke mungkin akan pulang dan ia menempuh jalan yang sama dengan Hinata.
Tapi, sungguh. Hinata tidak mengerti. Bahkan sampai Hinata masuk ke kedai Ramen Ichiraku... Sasuke masih mengikutinya, dan bahkan ikut masuk.
Oh! Benar! Sasuke-kun pasti mau makan di sini.... Ya, itu benar, Hinata. Jangan salah paham. Hinata membatin.
Hinata pun duduk, dan Sasuke pun mengambil tempat di sampingnya. Padahal kedai Ichiraku sedang tak banyak pelanggan, kursi lainpun masih kosong. Apa ia harus duduk di sebelahnya?
Mereka pun memesan, sambil menunggu, Hinata terus berpikir kalau Sasuke terasa dekat akhir-akhir ini, tepatnya semenjak kencan waktu itu.
"A-ano... Sasuke-kun..."
"Aku tidak mengikutimu."
"E-eh...?" Tertebak, ya? Apa ia sangat mudah dibaca? "L-lalu Sasuke-kun—"
"Aku memang mau makan di Ichiraku." Lagi, Sasuke berhasil menebak Hinata. "Kau sendiri yang bilang kalau aku harus makan, 'kan?"
Masuk akal dan bisa diterima.
"A-ah, sou desu ne..." Hinata menunduk, menggumam pelan. Lihat, ia malah salah paham.
Hinata tidak percaya, dirinya dan Sasuke benar-benar sedang melakukan sebuah percakapan sampai pesanan mereka masing-masing disajikan.
Perasaan hangat dan senang yang terasa di dadanya, apa ini karena Hinata? Apa karena kehadirannya, Sasuke kembali merasakan hal yang sama seperti dua hari yang lalu, saat mereka bertemu?
Sulit untuk mengakuinya, sungguh. Sasuke /belum siap/ untuk mengakui bahkan pada dirinya sendiri, bahwa ia menyukai gadis yang sedang duduk di sampingnya. Tapi, ia pun tak bisa menyangkal mengenai perasaan hangat dan nyaman ini saat Hinata ada di dekatnya.
Apa aku benar-benar telah.. Jatuh cinta?
Tsuzuku~
Yosh. Hanya tinggal beberapa chapter lagi sampai ini tamat >:3 Reader-tachii~ Gomen lama apdetnya >,<
Saya akan menempuh UAS hari Rabu nanti, jadi saya akan hiatus selama satu minggu. (;w;)b Mohon ditunggu kelanjutannya jika berkenan...
Reader-tachi yang saya cintai /digebuk/ Jika berkenan, tinggalkanlah vote dan komentar untuk author malang ini. Beritahu author bahwa kau menyukai/tidak menyukai cerita ini. Dan, jikalau ada yang mau memberi masukan, bisa komentar atau ke PM aja ya~
Onegaishimasu!
Arigatou sudah membaca!
—Haruna Yumesaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected Love
FanfictionBegitu sosok gadis itu tertangkap oleh iris gelapnya, Sasuke akhirnya menyadari kalau ia sudah jatuh cinta. Rambutnya kini terlihat lebih indah dengan panjang sepunggung yang selalu ia biarkan tergerai, senyum malu-malunya terlihat manis, dan lagi...