Declaration

16.4K 898 191
                                    

"Sakura-chan!"

Sang gadis Haruno menolehkan kepalanya begitu suara familiar Naruto terdengar. Naruto, dengan cengiran lebarnya, menghampiri Sakura dengan bersemangat.

"Naruto? Sedang apa disini?"

Karena mereka sedang berada di swalayan, tentu saja Sakura bertanya-tanya.

"Ehehe... Aku mau membeli cup ramen, ttebayo! Karena persediaan di rumah sudah habis.." Jawab Naruto, sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Begitu..." Sakura menganggukkan kepalanya mengerti. "Oh ya! Naruto, apa akhir-akhir ini kau melihat Sasuke-kun?"

Cengiran lebar Naruto pudar seketika mendengar nama si pemuda Uchiha. Tiba-tiba saja gambaran Sasuke dan Hinata yang saat itu sedang berdua di tempat mereka biasa latihan, terlintas di kepalanya. Sungguh, ia jadi merasa kesal sendiri—bahkan sampai membuatnya berpikir dua kali tentang perasaannya sendiri.

"Terakhir kali aku melihatnya..." Naruto berhenti sejenak. "...itu sudah agak lama, Sakura-chan. Waktu itu aku mengajaknya berlatih bersama, tapi dia tidak mau. Entahlah dia ada urusan apa."

Sakura hanya ber-oh ria. Setidaknya kini ia tahu bahwa Sasuke tidak sedang menghindarinya, karena Naruto juga sepertinya tidak bertemu dengan Sasuke akhir-akhir ini. Sakura sempat berpikir kalau Sasuke menghindarinya, entah karena alasan apa. Dan ia khawatir.

"Menurutmu, Sasuke-kun kenapa?" Tanya Sakura lagi.

Naruto yang mengetahui tentang kedekatan Sasuke dan Hinata pun bungkam. Tidak berani membuka mulut. Pasalnya, dia sendiri bingung sebenarnya ada apa dengan mereka berdua, sampai-sampai bisa dekat seperti itu.

"Entahlah, kurasa dia sedang tidak ingin diganggu 'ttebayo." Jawab Naruto asal. "Yah, si Teme itu 'kan memang selalu seperti itu. Kau ini, masa tidak tahu bagaimana si Teme, Sakura-chan!"

Mendengar jawaban asal Naruto, Sakura hanya bisa menghela nafas. Memang benar yang dibicaran mereka adalah Sasuke, tapi tetap saja Sakura merasa ada yang janggal.

Walaupun Naruto yang di depannya ini kelihatan menyembunyikan sesuatu, Sakura memutuskan untuk membiarkannya saja. Toh, akan datang waktunya untuk Sakura mengetahui apa yang disembunyikan Naruto.

"Ah, aku menyesal bertanya padamu, Naruto! Dasar bodoh."

"Hee!? Aku tidak bodoh Sakura-chan—itte itte! Jangan jewer telingaku!"

— Declaration —

"Hinata-sama?"

Neji menghentikan gerakannya begitu melihat Hinata sudah terduduk sembari memperhatikannya berlatih. Raut wajahnya yang biasa terlihat datar itu kini menyiratkan keheranan.

"Hinata-sama seharusnya beristirahat." Kata Neji, memutuskan untuk beristirahat sejenak dari latihan rutinnya. Dia menghampiri Hinata dan duduk di sampingnya.

"Daijoubu, Neji-niisan. Aku sudah membaik, kok." Hinata tersenyum. Setelah beberapa hari, Hinata merasa semakin membaik. Bahkan sekarang sudah merasa sembuh, tapi Neji masih tetap khawatir. "Sebenarnya aku sudah sembuh, kok! Sungguh, jadi jangan khawatir, ne?"

". . . Sudah sembuh?"

Kata-kata Hinata itu bagaikan pemicu.

Hinata sudah sembuh?

Sudah sembuh...

Kencan...

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang