Awal Malapetaka

9.1K 285 6
                                    

*Liat mulmed, itu buat visualisasi Asha :)

Enjoy!!

***

"Alea....."

Alea mendongakkan kepalanya keatas, dengan mata sembabnya ia menyipitkan matanya saat menatap seorang laki laki memakai Jas lengkap di depan nya.
Tubuhnya munjulang tegap dan memiliki garis mata yang tajam.

"Hans?" lirih Alea.

Pria bernama Hans itu langsung merengkuh tubuh Alea dan membantunya berdiri.

"Kau hutang penjelasan padaku Al.." ucap Hans tenang.

Ia menuntun Alea untuk masuk ke dalam mobilnya.

Alea hanya pasrah dalam rengkuhan tubuh Hans yang hangat.

Beberapa menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah apartemen mewah di Jakarta.

Hans tetap memeluk Alea dan membawanya masuk ke dalam Apartement nya.

~

HANSEL DERIANSYAH POV

"Minumlah.." ucapku sambil menyodorkan Teh Mint yang aku buat tadi untuk Alea.

Ia tersenyum tipis.

Aku menatap wajah lelahnya, mata sembab yang begitu kentara. Penampilan nya pun tak serapih biasanya. Dadaku begitu sesak melihatnya berantakan seperti itu.

Ah iya, aku adalah Hansel Deriansyah. Aku mengenal Alea dari awal kami duduk di bangku sekolah menengah, ia sudah ku anggap sebagai saudara kandungku sendiri. Kami bersahabat sampai sekarang, tak sedikit hal yang aku tau tentangnya begitu pula denganku.
Kami tak sungkan untuk berbagi semua keluh kesah kami dari mulai masalah karir bhkan percintaan sekalipun. Tapi ada satu hal yang tidak pernah ia ceritakan, yaitu tentang keluarganya. Sering sekali aku menanyakan nya tapi ia slalu mengalihkan pembicaraan ku. Walaupun aku penasaran dengannya tapi sebagai sahabat aku hanya bisa menghargai dan terus mendukungnya.
Ah ya, Bahkan kami dulu sempat di curigai sebagai sepasang kekasih karna dimanapun aku berada Alea slalu disampingku, dan responku hanya tersenyum manis mendengar ocehan mereka. Aku menyayanginya melebihi diriku, aku tak mau melihat dia menderita sedikitpun.

Dan tadi siang , aku menemukan nya duduk di depan gerbang rumahnya, awalnya aku sempat tak memperdulikan aku kira ia bukan Alea, sahabatku. Tapi begitu ia mengusap wajah nya aku sempat terpaku melihat keadaan nya yang cukup mengenaskan. Ada apa dengan Aleaku? Aku merasakan dadaku sesak melihat air mata yang keluar dari pelupuk matanya itu, mata yang slalu menatapku dengan tatapan manja miliknya.
Dan dengan tergesa aku segera memanggilnya dan membawanya ke apartemenku.

***

"Kau kenapa, Alea?" tanyaku memecahkan keheningan ini.

Ia mengusap wajahnya pelan.

"Hans...."

"Yaa?" aku menatap wajahnya lembut.

"Bolehkah aku meminta sesuatu padamu?"

Aku mengerutkan keningku heran. Tapi sedetik kemudian aku mengangguk mantap.

"Apakah aku boleh menginap di Apartement mu untuk sementara waktu?" jelasnya lemah.

Kini aku yakin dengan melihat wajahnya sekarang, ku yakini ia sedang memiliki suatu masalah. Tapi ia belum mau menceritakan nya padaku. Tak apalah Alea aku mengertii..

"Tentu saja Al.. Sesuka yang kamu mau" jawabku tersenyum.

Ia langsung memelukku erat, menterbenamkan wajahnya di bahuku sambil mengucapkan terimakasih beberapa kali. Aku hanya bisa membelai punggung dan kepalanya sayang. Ya tuhan aku menyayanginya.

Like The Boss,Huh!! (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang