Emosi menguras Hati!!

7K 272 18
                                    

Author come back, Uhukk. Ada yg nyariin gak ya?? #celingukan #krikkrik

Ohh ga ada ya?? Yaudah deh pergi lagi :v
#ditimpukinReaders

Hoho maap lama ya maap :D hbs kemah cntik gtu sama yayang dean kemaren :P

Langsung ajah yuks ;) awas jgn baper :P

Typo bertebaran.

Happy Reading! Enjoy ;)

***

Sinar matahari masuk melalui celah celah jendela itu. Kicauan burung terdengar bersahut-sahutan mencoba mewarnai pagi yang masih sejuk menggoda jiwa jiwa yang masih terlelap dimimpinya masing-masing untuk membuka matanya, dan ikut merasakan keindahan pagi.

Seorang perempuan cantik sudah siap dengan balutan kemeja kerja berwarna putih dipadu padankan dengan rok span sebatas lutut. Sederhana tetapi tetap terlihat elegan.
Walaupun ada sedikit rasa penasaran siapa yang mempersiapkan saat semua pakaian ini sudah tertata dengan rapih di atas ranjang saat dirinya masih sibuk dengan ritual paginya dikamar mandi. Tapi ia mencoba menghargai dengan memakaian seperti saat ini. Dan anehnya lagi semua begitu pas ditubuhnya. Apa ini bisa disebut dengan kebetulan? Atau kesengajaan? Entahlah ia pun tak mau mempersalahkan nya.

Ia melangkah turun kelantai bawah dengan lambat. Dan melihat semua pelayan dirumah ini sedang sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing.

Sampai diujung tangga, salah satu diantara pelayan itu melihatnya dengan wajah terkejut kemudian langsung datang tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Uhm.. Nona, mengapa bangun sepagi ini?" ucap salah satu pelayan paruh baya menatap perempuan itu kaget.

"Panggil saja Asha, bibi. Aku rasa itu lebih baik." sahut Asha tersenyum.

Pelayan itu spontan menggeleng.
"Tidak Nona. Saya takut jika Tuan De...."

Asha menatap perempuan paruh baya itu ramah.
"Aku rasa Dean akan mengerti." simpulnya.

"Emm.. Baiklah Nona eh Ashaa." ucapnya sedikit gugup.

Asha terkekeh.
"Nama bibi siapa?" Asha menatap pelayan itu penasaran, entahlah ia rasa wajahnya begitu familiar dimata Asha.

"Ibu, sepatu Abay dimana? Apa ibu melihatnya." suara seorang laki-laki terdengar. Tak lama setelahnya laki-laki tampan datang menghampiri tempat Asha dan pelayan itu berdiri.

"Abay?" Asha menatap nya dengan terkejut.

"Eh?"

"Kau? Bibi?" Tanya Asha ambigu sambil menatap kedua orang di depan nya bergantian.

Abay tersenyum. Ia mengerti akan arah pertanyaan perempuan cantik di depan nya.

"Beliau adalah Ibuku, she's my mother." jelas Abay tegas.

Asha melongo. Ia menggaruk lengan nya kikuk. Tak lama ia tersenyum lebar.

"Jadi ini Ibumu yang kau ceritakan padaku kemarin? Emm Bibi Nina?" tanya Asha. Abay mengangguk.

Perempuan paruh baya bernama Nina itu ikut mengangguk.

"Pantas saja aku merasa tak asing dengan wajah ibu."

"Apa aku boleh memanggilmu Ibu?" lanjut Asha.

"Tentu boleh Asha. Apalagi melihatmu sepertinya sudah mengenal baik dengan Putraku. Jangan sungkan untuk berbagi cerita denganku." ujar Nina hangat.

Asha memeluk lengan Nina. Entahlah ia langsung merasa nyaman dengan perempuan paruh baya itu. Dan fikiran nya langsung melayang ke Bunda nya, ah mungkin Ia memang melihat sosok Bunda dalam diri Nina jadilah ia tak sungkan untuk bermanja-manja dengan nya. Melihat sikap Asha yang selalu bersahaja dengan siapa saja, membuat orang yang dekat dengan nya merasa nyaman.

Like The Boss,Huh!! (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang