Satu

96 3 0
                                    

Sore hari, sepulang dari sekolah sekitar jam 14:00 an seperti biasa gadis bernama Rainnata duduk merenung di depan kaca jendela kamarnya, sesekali ia menengok ke arah langit yang mendung, saat ini ia menunggu sesuatu dari langit, hujan? Ya, hujan *gadis yang kerap di panggil Rain, berusia 16 tahun, wajahnya sangat cantik, berambut panjang hitam lurus, bertubuh tinggi, agak kurus ini salah satu perempuan yang sangat menyukai hujan,* sudah lama hujan tak turun, ia sangat merindukannya, sudah lama pula hujan tak menemani hari-harinya saat ia suka maupun duka, sudah lama kaca jendela kamarnya tidak tertutupi uap dan tetesan air hujan yang menghiasi kaca jendelanya, kini hanya butiran_butiran debu yang menghiasi nya, ia sangat merindukannya. "tuhan turunkanlah hujan untukku" batin Rain, melipat kedua tangan nya ke jendela dan menaruh kepalanya di atas tangannya dengan rambut yang mengurai panjang menutupi kedua tangannya "heeuuh" menghela nafas panjang. "Kapan panas ini berakhir" batinnya bertanya_tanya.

Ia tetap merenung dan menunggu nya karena terlihat cuaca langit menandakan seperti akan turun hujan.
Tiba_tiba

"Hujaaannn... hujann..hujan..." suara temannya Risa dari luar rumah nya

Dengan cepat rain mengangkat kepalanya dan melihat ke kaca jendela yang penuh dengan tetesan air hujan. Senyum indahnya kembali terpancar di wajahnya. Ia memandangi kaca jendelanya yang penuh dengan tetesan air hujan lalu ia menempelkan tangannya ke kaca jendela kamarnya diikuti senyum dari bibir tipisnya

Tak lama kemudian ia sadar akan aksinya yang selalu ia lakukan saat hujan turun. Dengan cepat ia keluar dari kamarnya dan keluar ke halaman depan rumahnya, ia menengadahkan kepalanya ke atas langit dan merentangkan kedua tangannya, sambil berputar-putar dengan loncatan bahagia dari kakinya membuat perasaannya saat itu bahagia sebahagianya.

"Yeeyyy wuuhuuu...!"Teriak nya kegirangan sambil berputar putar

Tak lama kemudian saat ia sedang memutar-mutar badannya, tiba-tiba Risa yang tadi hanya keluar untuk memberitahu orang orang dan kembali ke dalam rumahnya kini membuka pintu luar dan berdiri di teras depan rumahnya

" Rain..." panggil nya seketika

"Hah? apah?" wajah terkejut lalu berhenti berputar_putar dan memandang ke arah Risa teman dekatnya.

"kaya nya seru tuh!" Serunya seraya tersenyum ke arah Rain

"Buruan sini seru tahu whuuu..." menengadahkan kepalaNya ke atas dan merentangkan tangan nya.

"Iya gue ikutan dehh!!"Serunya seraya menghampiri Rain yang tengah asik bermain dengan hujan.

Mereka berdua pun menikmati derasnya air hujan yang membasahi seluruh tubuhnya diikuti dengan jingkrakan kaki dan tangannya berpegangan erat dan memutar mutar badannya bersamaan, bagaikan dua anak kecil yang sedang bermain air hujan.

"heh Rain lo kaya orang gila ya!" Teriak seorang laki_laki dari arah kaca jendela kamarnya yang tak jauh dari depan rumahnya.

"Wah loh parah masa gue di bilang gila"Rain dan Risa pun menghentikan semua tingkah nya yang seperti anak kecil.

"Emang ngapain loh jingkrak-jingkrak kaya orgil(orang gila)" mengangkat halis kirinya

"Wah loh parah sini loh keluar kalo berani!" Seolah memberi tantangan kepada nya

"Ogah, kaya bocah!"

"Maaarcell..."teriak Rain dengan keras

*Marcell adalah teman dekat Rain, ia menpunyai paras yang tampan, rumahnya pun berdekatan dengan rumah Rain ia anak teman mamanya, bahkan mama mereka berdua beteman sangat akrab berbeda dengan anaknya yang tidak pernah bisa akur dan mempunyai sifat yang sama keras kepala dan ingin menang sendiri, perbedaan sifat mereka adalah Rain sangat menyukai hujan berbeda dengan Marcell ia tidak terlalu menyukainya bukan dia takut ia memang tidak terlalu menyukainya, menurutnya hujan terkadang suka mengganggu aktivitas di luar *

"Apa loh, pulang sono mama lo marah entar"

"Biarin, apa lo keluar loh kalo berani" ledek Rain

"Rain,,, hello mana ada seorang Marcell maen hujan-hujanan haha" timbal Risa setengah meledek yang diikuti tawa geli nya.

"Wey sembarangan lo gue bukan gak berani..."

"Tapi Takuuuuuuttttt..."sahut Rain dan Risa secara bersamaan, memotong pembicaraan Marcell

"Nggak gue gak takut!"

"Masa?"

"Iya lah lagi males aja gue basah_basahan ih kaya anak faud!" Ledeknya

"apa loh sini loh keluar, loh cowok apa cewek?"

"Ya, ampun Raiiinn masa lo gak lihat gue ganteng, keren, cool, kaya gini" merapihkan rambutnya yang sebenarnya rambutnya tidak acak-acakkan sama sekali.

"Iiihhh"wajah jijik

Risa hanya tertawa melihatnya, Rain tak menghiraukan lagi perkataan Marcell ia melanjutkan aksi anak_anak kecil bersama Risa. Marcell hanya memperhatikan tingkah mereka berdua, tanpa Marcell ketahui Rain juga memperhatikan tingkah Marcel.

"Ngapain loh diem disitu udah kaya patung aja loh " menengok ke belakang ke arah kaca jendela kamar Marcell

"Cieee..ciee..merhatiin Rain" mengangkat halis kirinya setengah meledek

"Iiiiuuuuhhhh.... najong iihhh bleee.." mengulurkan lidahnya ke arah Marcell.

"Lagian siapa juga yang lihatin dia, jangan GR ya loh! "memandang ke arah Rain

"Iiihhhh" mengangkat kedua pundaknya memasang wajah jijik.

"Udah deh lama_lama kalian tuh kaya Tom and Jerry deh"seru Risa menghentikan pertikaian mereka berdua.

Marcell dan Risa pun mulai beradu mulut.

Tiba_tiba Rain memegang kepalanya, yang seperti nya pusing karena terlalu lama terkena air hujan.

"Aarrrggghhh.."teriaknya, memegang kepalanya yang semakin sakit.

Lalu ia terjatuh *brukk* hingga tergeletak lemah di atas tanah yang berumput. Membuat Risa dan Marcell berhenti beradu mulut dan membuat mereka terkejut.

"Raiinn...Raiiinnn..."Menghampiri Rain yang tergeletak tak jauh dari tempat Risa berdiri.

"Rain!"wajah panik

"gue harus bantuin dia"*batin Marcell* dari kamarnya dengan wajah kawatir.

Kekawatirannya terhadap Rain membuat Marcell hilang rasa tak suka nya terhadap hujan dengan cepat ia meraih jaket kulit dari atas tempat tidurnya lalu memakainya dan berlari dengan cepat ke tempat Rain yang terbaring lemah, di bawah tetesan air hujan yang membasahi wajah anggunnya dan rambutnya yang panjang, berwarna hitam terang yang tergerai indah.

"Tolongin buruan"mohon Risa kepada Marcell yang baru saja datang di hadapannya.
Tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat Rain dan mengendongnya ke depan rumahnya, diikuti Risa dari belakang.

"Tan...tante..!"teriak Marcell semakin panik

"Iya.. sebentar!"Seru mama Rain menghampiri pintu.

"Rain tante!" Seru Risa

"Hah Rain kamu kenapa?"Wajah panik "bawa kedalam" seraya menuju ruang tamu

In RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang