Hujan

36 3 0
                                    

Siang ini hujan lagi. Beberapa hari ini hujan sering sekali menyapa kota tempat kita bernaung ini. Ada waktu dimana hujan jadi hal paling menyebalkan. Agenda yang batal karena hujan yang begitu lebat, bahan masakan yang tak jadi dibeli sehingga malam harus kita lewati dengan masakan seadanya, ketukan di langit-langit yang seakan ada monster mau mengangkat atap rumahnya, belum lagi tiupan angin yang bahkan pohon pun seperti tertampar-tampar.

Belakangan ini, hujan menderu sejak siang hingga bulan mulai muncul. Dan aku, seringkali melewati itu semua sendiri.
Hal yang tak kamu atau siapapun tahu adalah, aku takut pada deru hujan. Seperti perang yang terjadi di atas kepala. Menakutkan. Pikirku meliar dan akhirnya aku jadi takut sendiri. Hahha...

Tapi satu hari, hujan bisa jadi hal paling membahagiakan. Apalagi kalau bukan karena keberadaanmu.
Di satu hujan, kamu muncul bagai keajaiban. Tiba-tiba saja ada. Tanpa terdengar langkah kakinya. Tanpa terasa keberadaannya. Tiba-tiba saja kamu berdiri. Menjulang. Di hadapanku. Gagah. Dan tak basah. Hahha..
Bagaimana bisa? Padahal hujan dan angin beradu kencang di pentas alam.
Kamu muncul. Tiba-tiba. Tepat di saat aku hampir menyerah mengharapkan kedatanganmu. Kamu ada. Bagaimana bisa?

Semua takut, hilang.
Semua sakit yang saat itu ada, menguap entah kemana.
Semua duka yang sempat singgah, sirna.
Hanya tersisa bahagia. Dan aku hanya bisa menerjemahkannya jadi satu bentuk : airmata.

Aku hilang kata.

YamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang