"Kamu Penting"

22 3 1
                                    

"Tapi kamu juga penting bagiku!"

Kalimat itu terasa begitu jujur. Aku sedih dan bahagia di waktu yang sama. Kamu yang pertama bersikeras ingin bersamaku.
Itu kalimat yang kau ucap saat aku minta kamu pergi. Memintamu mengalihkan energi dan waktumu untuk sesuatu yang penting. Dan kamu bilang aku penting. Aku yang bahkan memegang sapu pun tak becus, tapi bagimu aku penting.

Hatiku meleleh. Selalu meleleh setiap kali kau bicara.
Itulah mengapa aku memilih menjauh.

Aku tak pernah berani mengatakan cinta. Tapi rasanya sulit mengambil langkah. Kepalaku kupenuhi dengan kekuranganmu, tapi tak cukup untuk buatku tak suka, apalagi benci. Selalu tak masalah bagaimana pun kamu. Tak pernah cukup alasanku untuk membencimu.

Maka aku pergi dengan satu alasan : sayang.
Sebab sayangku yang tak mampu kubendung. Kubiar kamu pergi, berkelana. Agar kuat sayapmu.
Kulepas ikatanmu. Biar kamu terbang, setingginya. Tanpa perlu mengingatku.

Aku akan jadi perempuan kuat. Biar tak perlu kamu jaga seterusnya. Biar tak lagi khawatir aku menangis saat kamu menemukan pelengkap yang baru.

Aku. Menyayangimu. Selalu.
Selalu. Dan akan terus begitu. Hanya rupanya yang mungkin berbeda. Tapi kebahagiaanmu akan selalu jadi doaku. Sampai ada yang mendoakanmu lebih dari aku.

Terimakasih untuk menganggap ku penting.
Terimakasih untuk menjagaku begitu lama.
Terimakasih untuk kembali berjuang. Meski kita tidak tahu akhirnya.

Tak kan cukup satu halaman untuk menceritakanmu. Maka biarlah malam ini turun. Beristirahatlah, sebab kamu tak kan tahu bagaimana esok. Dan jangan menangis lagi karena ku.
Lelakiku yang kuat tahu bagaimana menegakkan punggung dan menatap langit.

YamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang