Pergantian

18 3 0
                                    

Ah. 2 menit lagi hari berganti.
Kita hanya tahu jika sebuah jam menunjukkan waktu.

Pukul 00.01
Sudah hari baru.
Lihat ke langit, dan tak ada yang berubah. Tak ada yang terasa berubah. Langit tetap saja gulita. Gemintang ada, seperti tebar ketombe pada rambut legam. Angin tetap sama. Suara malam pun masih sama.
Dengkur seseorang yang tidur di dekatku juga sama.

Pergantian hari hanya perlambang, tak ada yang berubah kecuali apa yang terlihat pada jam.

Andai kita bisa berganti semudah itu

Kita selesai?
Tak lagi ada sesuatu.
Kamu melangkah. Aku melangkah. Di jalan kita masing-masing. Di hidup kita masing-masing.

Andai semudah itu

Tapi tetap saja, meski hati sudah menyiapkan sedemikian rupa. Meski lisan sudah berkata selesai. Kamu punya luka, aku punya luka. Kita saling terluka. Memori bahagia yang singkat itu malah seperti belati kecil.

Layar di genggaman menampilkan namamu...

Sedang apa? Pikirku.

Tiba-tiba kalimat itu terkirim padamu.

Cincang saja hatiku. Katamu. Bagaimana kita bisa saling lepas?

Ah...
Kita harus berjuang.

Untuk diam.
Untuk tak penasaran.
Untuk tak peduli.
Untuk tak berbagi cerita.
Untuk...
Saling melepaskan..

Kita...
Bukan kamu atau aku..
Sebab saat ini kita sama terluka. Luka melepaskan.
Tapi betapapun sakitnya, kita harus saling berjuang. Biar tak saling melukai dengan kenangan indah lebih lama lagi...

Tegaplah..
Aku juga tak menangis..

Eh, sejak kapan pipiku basah?

YamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang