Violetta's POV
Hanya butuh 15 menit saja untuk aku dan Kevin sampai di sekolah, untung saja pintu gerbang belum di tutup, tapi parkiran sudah sepi sepertinya sudah bel masuk sekolah. Lalu aku pun mengucapkan terimakasih kepada Kevin dan langsung buru-buru menuju kelasku XII IPS 1.
"Viooo!!! Gue pikir lo gak masuk tahu." Kata Raina dengan suara cemprengnya, dia adalah teman sebangkuku yang sangat setia. Karena dari kelas 10 sampai kelas 12 kami selalu bersama dan dia juga salah satu sahabat yang ku miliki. Aku akan memberitahu bahwa aku punya tiga sahabat di sekolah ini, yaitu Raina (teman sebangkuku),Lina, dan Icha.
"Gue mah anak rajin Na hahahaha," ucapku sambil meletakkan tasku di meja barisan paling depan, aku duduk di depan karena tidak biasa untuk duduk di belakang apalagi mataku sedikit minus tapi aku tidak memakai kacamata.
"Alahhh gayamu mbaee..." ucap Raina sambil menjitak jidatku.
"Tadi tuh gue telat gara-gara kak Thalia! rese banget kan tuh orang haft..." gerutu kusambil mengerucutkan bibir tipisku.
"Alahhh dasar bocah! Hahaha"
"Na gue udah gede please deh udah punya ktp nih!"
"Udah gede sih tapi belum bisa move on dari doi wkwkwk."
"BE-RI-SIK BANGET L!"
Satu kenyataan yang selalu inginku hindari bahwa aku masih menyukai Gilang Putra Ramadhan. Dia adalah cowok yang supel, penyayang, dan baik hati—sangat perhatian sekali namun semuanya berubah ketika sahabatku sendiri (Icha) ternyata juga menyukainya dan dia lebih dulu menyukainya. Akhirnya aku pun mundur secara perlahan, ya awalnya aku memang sempat dekat dengan Gilang karena kami pernah satu kelas bareng dan satu ekskul musik. Tapi hubungan aku dengan Icha tetap baik-baik saja tidak ada masalah apapun, ketika kami sama-sama tahu menyukai laki-laki yang sama. Pasti bingung kan kenapa kita gak berantem? Alasannya kita adalah sahabat dan kita pun bebas untuk suka sama siapapun, gak ada yang bisa ngehalangin perasaan itu dangak ada yang tahu detik ini atau mungkin besok kita akan suka sama siapa. Aku pun bersyukur punya sahabat seperti mereka yang bisa saling mengerti satu sama lain.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kantin Tunas Bangsa terlihat ramai sekali karena sudah menunjukkan jam istirahat. Di pojok kantin sudah terliha tempat orang cowok most wanted di sekolah ini, siapa lagi kalau bukan The Trouble Maker. Cuma tempat duduk dipojok kantin yang paling enak untuk melihat sekeliling area kantin dan mengawasi orang yang lagi jajan di kantin. Oh iya satu lagi GAK ADA yang berani duduk dipojok kantin, kecuali The Trouble Maker karena itu tempat mereka.
Rezky's POV
"Cie yang left group hahaha." celetuk Revan yang sedang menyeruput jus jeruk.
"BA-COT!"ucap gue dingin sambil mengeluarkan tatapan sinis ke Revan. Hahaha gue tahu pasti dia bakalan langsung diem kalau gue tatap kayak gitu.
"Ett iya ampun bang Rezky..." Ucap Revan.
"Hahaha sukur ceming kan Van!" celetuk Gilang diringi kekehan dari gue dan Kevin.
Oh iya soal Kevin gue jadi kepo dia sama cewek tarzan tuh ada apaan sih kok kayaknya akrab banget terus tuh cewek tarzan kayaknya sama sekali gak galak sama Kevin.
Eh apaan sih gue mikirin dia mulu kurang kerjaan
Eh tapi gue kepo
Tanya?
Engga deh nanti dipikir yang engga-engga
Tapi kan gue kepo
Ah bodo de—
Gue pun tersadar dari lamunan gue ketika ada orang yang menepuk jidat sexy gue dengan cukup keras dan gue pun melihat siapa lagi yang berani nepuk jidat orang sembarangan kalau bukan Kevin.
"Kampret lo nyet!" omel gue sambil mengusap jidat.
"Lagi lo ngelamun mulu!" celetuk Kevin dan gue pun menatapnya sekilas dan kembali meminum es kelapa gue. Gatau apa daritadi tuh gue ngelamunin dia sama si cewek tarzan kampret emang malah dijitak.
"Mending balik sekolah kita futsal yuk! Udah lama kan nih ga ngerefresh otak mumpung balik cepet." Ucap Revan.
"Setuju." KataGilang
"Me too Babang Revan!" sahut gue dengan muka sok unyu hahaha.
"Saran diterima." Kata Kevin sok bijak.
"Tumben otak lo bener van! Wkwkwk" celetuk gue.
"Kan songong nih manusia! Udah dikasih saran malah ngatain."
"Ampun abang Revan jangan baper ntar tambah jeleqqq hahaha"
"BA-COT!"
"Iih beneran baper wkwkwk"
"HAHAHAHAHA"tawa gue, Gilang, dan Kevin melihat Revan sok baper wkwk.
"Oh iya gue lupa! Nanti ada kumpul sama anak musik dulu jadi lo bertiga duluan aja ntar gue nyusul yak?" kata Gilang sambil mengotak-atik layar handphonenya.
"Siap bos!"ucap gue serempak dengan Revan dan Kevin.
Tiba-tiba dari arah pintu masukkantin gue melihat seorang cewek yang gue rasa pernah liat tapi--- OH IYA! Cewek tarzan tapi kok dia senyum ke arah gue? Gak mungkin banget tapi senyumnya manis banget, eh apaan sih gue. Pas gue nengok samping ternyata dia senyumnya sama Kevin, kampret banget gue kira dia senyum ke gue.
"Lo deket sama tuh cewek tarzan?" Tanya gue ke Kevin.
"Hah? Kan gue bilang Vio tuh temen gue." Jawab Kevin sambil mengerenyit bingung.
"Udah ah bro! gue mau cabut dulu bye!" tambah Kevin dan langsung meninggalkan gue,Gilang, dan Revan.
"Tumben banget nih seorang Rezky nanyain cewek biasanya dia paling anti banget ngepoin cewek wkwkwk." Kata Revan dengan tawa kekehannya.
Sial skak mat gue kalau kayak gini! Tapi kok gue tiba-tiba jadi kepo sama cewek tarzan sih kayak gak ada cewek cantik aja. BODOH LO REZKY!
"Tapi kayaknya Kevin juga tertarik deh sama si Vio" celetuk Gilang sambil melihat kearah Kevin yang ternyata sedang nyamperin Vio.
Sial! kenapa harus Vio sih!
"Seru nih kayaknya ada yang bakal saingan. Gimana kalau kita taruhan Gil? Gue taruhan pasti Rezky bakal jadian sama Vio!" gue pun langsung menoleh ke arah Revan yang berada di depan gue. Sialan banget gue dijadiin barang taruhan sama dia.
"Setuju. Kalau gue menang motor kesayangan lo yang putih harus buat gue!" ucap Gilang dan diangguki oleh Revan.
"Tapi kalau gue yang menang lo harus rela motor lo buat gue!"
"It's okay"
"Lo pada gila berdua!" celetuk gue dan langsung meninggalkan mereka berdua.
Saat ingin menuju kelas, gue melihat Kevin dan cewek tarzan itu lagi duduk berdua di taman sambil ketawa-tawa dan gue akui dia terlihat cantik. Banget. Ketika lagi tersenyum dan tertawa, rambut hitam bergelombangnya dibiarkan tergerai dan mata indah coklatnya membuat jantung gue berdetak kencang. Mata kami pun bertemu, sekitar 1 menit kami berdiam diri dan saling menatap satu sama lain. Namun gue sadar kalau seharusnya gak seperti ini dan gue memilih untuk meninggalkan lorong tersebut dan meninggalkan mereka berdua yang sedang asik bersama di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violetta P Anindia
Teen FictionNamaku Violetta Putri Anindia. Aku seorang siswi di SMA Tunas Bangsa dan umurku 17 tahun. Ini sebuah cerita masa remajaku yang akan ku rangkai dengan penuh warna agar menjadi pelangi bagi kehidupanku dan akan menjadi bersinar seperti bintang sirius...