"Thanks ya." Ucap Vio kepada laki-laki yang ada dihadapannya.
"Sama-sama Vi... btw gua nggak disuruh masuk dulu nih?" kata Dio yang dihadiahi cubitan oleh Vio.
"Modus mulu hidup lo! Udah balik sana!" ketus Vio sambil memasang tatapan macannya.
"Idih masih serem aja lo..." ujar Dio sambil menaikki motor sportnya.
"Iyalah harus! Apalagi sama cowok kayak lo!" tutur Vio dengan nada ketus.
"Yaudah deh gua balik ya..." Ucap Dio sambil melaju meninggalkan pekarangan rumah Vio.
Vio pun langsung masuk ke dalam rumahnya dan ingin cepat-cepat merebahkan diri di kamarnya. Ketika dia hendak naik ke tangga tiba-tiba terdengar suara isak tangis seorang perempuan dari taman belakang. Ia pun langsung menuju kearah sumber suara tersebut. Aura mistis pun terasa karena suasana rumah yang benar-benar sepi padahal masih siang.
"Hikss...hikss...hikss..." suara tangis itu pun semakin terdengar dan terlihat seorang perempuan berambut hitam panjang sebahu sedang duduk di ayunan.
"KAKAKK!!! Lo kenapa?!!" ucap Vio langsung lari berhambur kepelukan kakaknya.
"Engga kok. Lo balik naik apa kok gak ada suaranya dek?" Keysha langsung mengalihkan pembicaraannya sambil membalas pelukkan sang adiknya.
"Kak please deh... nggak usah ngalihin pembicaraan. Aku dianter Dio, tiba-tiba aja tadi ketemu di jalan."
"I'm okay dek. Mending kita makan yuk kakak abis bikin pasta."
"Oke deh kak! Tapi kakak janji ya jangan sedih lagi walaupun kakak nggak cerita penyebabnya tapi aku yakin kakak orang yang kuat kok!" Keysha pun langsung mengusap-usap puncak kepala adiknya sambil tersenyum menutupi rasa sakitnya.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Malam hari yang indah karena jarang-jarang ayah Vio pulang cepat, karena ayahnya lebih sering pulang diatas jam 9 malam. Meja makan ini pun sangat hangat karena adanya canda dan tawa yang keluar dari Ayah Vio dan kedua anaknya. Bunda Vio hanya menggeleng-geleng kepala.
"Oh iya Bun, besok ada rapat orangtua kelas 12 jam 8 pagi. Bunda datangnya jangan telat ya." ucap Vio sambil menyendokkan kembali lauk ke piringnya.
"Iya nanti Bunda ke sekolah kamu. Pagi kan?" ucap Bunda Vio seraya bertanya dan diangguki oleh Vio.
Namun wajah Keysha terlihat gelisah karena dia mencium sesuatu yang tidak enak. Kenapa? Karena nggak mungkin Bunda rela pagi-pagi ke sekolah Vio kalau nggak minta dianterin.
"Key, besok kamu anter Bunda ya?" NAH! Kan bener apa yang dibilang tadi kalau "ada sesuatu yang tidak enak" Bunda emang suka rese apa-apa minta dianter terus padahal bisa bawa mobil sendiri.
"Yah Bun... Key besok ada kuis harus belajar dulu paginya..." keluh Keysha kepada Bundanya.
"Nggak ada penolakkan! Sekali anterin ya tetep anterin Bunda." Mulaikan Bunda sifat bossy-nya keluar paling nggak suka penolakkan kalau udah kayak gini Bunda nggak bisa dibantah lagi paling bisa dibujuknya cuma sama Ayah.
Keysha pun langsung menatap Ayah dengan tatapan memohon. "Maaf sayang kali ini Ayah nggak bisa bantu. Lagian besok Ayah juga harus berangkat pagi. Jadi kamu harus anterin Bunda ya."
"HAHAHA SUKURIN EMANG ENAK!!!!" tiba-tiba Vio yang sudah tidak tahan lagi menahan tawanya akhirnya pun pecah melihat tampang kakaknya yang melas apalagi Ayah nggak bisa bantu.
"Diem lo berisik!" ketus Keysha sambil mengeluarkan tatapan sinisnya.
"Idih galak banget neng!" goda Vio sambil terkekeh melihat tampang kakaknya yang sok sinis dan kedua orangtua mereka hanya tertawa melihat tingkah kakak-adik yang lucu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violetta P Anindia
Teen FictionNamaku Violetta Putri Anindia. Aku seorang siswi di SMA Tunas Bangsa dan umurku 17 tahun. Ini sebuah cerita masa remajaku yang akan ku rangkai dengan penuh warna agar menjadi pelangi bagi kehidupanku dan akan menjadi bersinar seperti bintang sirius...