PART 12 - Forgive me, Right?

41 3 0
                                    

Sudah seminggu setelah kejadian Vio meminta maaf kepada Rezky di taman sekolah, mereka tidak pernah bertemu lebih tepatnya sama-sama menghindar. Ketika Vio berada di kantin maka Rezky tidak ke kantin dan sebaliknya. Perang dingin antara mereka pun terus bergejolak tidak ada salah satu pihak yang ingin meredakan keadaan ini walaupun hati mereka sama-sama sudah rindu.

Pokoknya mereka terus berusaha untuk saling menghindar. Sampai ketika Bu Rahma meminta Vio dan Rezky untuk menjadi partner penelitian Sosiologi, mereka berdua menjadi perwakilan kelas masing-masing. Walaupun Rezky terlihat badboy tapi dia adalah anak yang pintar hanya saja image dia jelek di mata guru-guru akibat perilakunya. Awalnya Rezky kaget ketika dia diminta untuk menemui Bu Rahma di ruang guru tiba-tiba saja disana juga ada Vio lalu Bu Rahma mengatakan bahwa Rezky dan Vio diutus menjadi perwakilan dari kelas mereka dan menjadi partner penelitian.

"Kita mau ngerjain penelitiannya dimana?" tanya Vio saat mereka keluar dari ruang guru.

"Terserah." Ucap Rezky dengan datar sambil memasukkan kedua tangannya di saku celana dan menyenderkan badannya di tembok.

"Yaudah pulang sekolah kita omongin aja lagi, terus jangan pulang dulu ya, Rez. Gua tunggu nanti di parkiran!" Tumben sekali Vio berbicara banyak dengan Rezky tidak seperti biasanya, terlihat juga bahwa Vio ingin mengakhiri perang dingin ini.

"Iya." Ucap Rezky dengan singkat sambil melangkahkan kaki meninggalkan Vio sendiri.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KRING...KRING...KRING...

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua murid kelas 12 IPS 3 bersorak gembira karena pelajaran Ibu Ratna si madam heboh bin killer itu telah usai. Satu persatu mereka pun keluar meninggalkan kelas hingga tersisa The Trouble Maker.

"Gua denger dari Joe katanya pas malam minggu lo balapan, emang bener?" Rezky sontak melirih kearah Revan ketika laki-laki itu mengeluarkan kata-kata tersebut.

"Hmm iya." Ucap Rezky dengan wajah datar.

"Bukannya lo udah berhenti buat balapan Rez?" tanya Gilang sambil mengerutkan dahinya.

"Lagi pengen aja." Jawab Rezky dengan dingin.

"Bukannya gara-gara lagi berantem sama Vio?" tanya Kevin namun Rezky hanya diam dan mengedikkan bahunya.

"Udah ah gua mau cabut duluan, bye!" ucap Rezky sambil meninggalkan kelasnya sementara ketiga temannya hanya menatap dia sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Disaat yang bersamaan ada seorang perempuan yang sedang duduk dibangku besi di pinggiran parkiran menunggu laki-laki yang tadi berjanji akan menemuinya saat pulang sekolah. Perempuan itu terus menatap motor ninja hitam yang ada di hadapannya. Tiba-tiba matanya pun menangkap sesosok laki-laki yang menyampirkan jaket disebelah bahunya sedang berjalan menuju parkiran dari arah koridor sekolah. Aku pun langsung menatap kearahnya dan mendongakkan wajahku ke arahnya.

"Ngapain lo disini?" tanya Rezky dengan nada ketus khasnya dan wajah yang datar mencekam.

"Kan kita mau ngomongin soal penelitian...jangan bilang kalau lo lupa?!" jawab Vio seraya bertanya kepada Rezky.

"Iya. Terus?" saat Rezky bertanya kembali terlihat wajah badmood Vio yang dihiasi oleh rasa kesalnya juga melihat Rezky yang sedingin es sikapnya.

"Kalau emang lo masih marah sama gue lebih baik lo bilang ke Bu Rahma biar kita nggak usah satu project daripada cuekkin gua kayak gini." Rezky yang mendengar perkataan itu hanya diam dengan wajah datarnya dan sekilas menatap Vio, terlihat matanya yang sendu. Rezky tidak menanggapi apa-apa atas perkataan itu dan langsung menyalakan motornya meninggalkan sekolah. Ketika Rezky menyalakan motornya, Vio hanya bisa terpaku diam.

Violetta P AnindiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang