Rezky's POV
Saat gua dan para kunyuk-kunyuk ini lagi main basket di lapangan tiba-tiba dari arah jalan raya komplek ada empat cewek yang sedang membeli bakso. Tapi salah satu dari mereka, kayak gua kenal tapi—OH IYA! Itu Vio. Gua pun terus memerhatikannya dari jauh, tanpa gua sadari mandangin dia dari jauh udah jadi hobby baru gua. Tiba-tiba pas Kevin lagi men-dribble bola basket dia langsung memanggil Vio dan teman-temannya buat gabung sama kita. Gua juga nggak banyak ngomong saat mereka semua ngobrol, gua lebih memilih untuk diam dan mandangin dia yang sejak tadi selalu diam tidak seperti biasanya. Ide cemerlang diotak gua pun muncul buat ngeledekkin dia soal tadi pagi, kayaknya seru dan ternyata benar muka dia langsung bete gitu.
"Tumben diam aja lo Vi." celetuk Kevin kepada Vio sambil mengeluarkan seringai senyumnya. Aneh banget ini manusia emang tiba-tiba suka ngeluarin seringai senyumnya kayak mafia.
"Lagi males." Ucap Vio.
"Kev masa tadi pas mau ke rumah lo, gua liat ada cabe-cabean pake celana legging lagi lari pagi." Ketika gua berkata seperti itu tiba-tiba matanya si cewek tarzan langsung melotot kearah gua.
"Masa?" tanya Revan dengan kaget.
"gak mungkin ada cabe disini kampret." Kata Gilang
"iya! Kalau ada cabe pasti udah gua embat wkwkw." Kata Kevin sambil tertawa terbahak-bahak.
"Muka doang ganteng lu tapi selera rendah!" Gua pun tertawa saat mendengar Raina mengatakannya, mukanya Kevin juga berubah jadi ceming banget.
Setelah bercanda-canda gua, Kevin, Gilang dan Revan melanjutkan bermain basket dan cewek-cewek pada duduk di lapangan. Vio juga ada disana, walaupun gua lagi main basket tapi mata gua nggak pernah lepas dari sosok cantik yang rambut gelombangnya tergerai dengan memakai kaos putih pas badan dan celana jeans selututnya. Orang lain mungkin akan bilang dia biasa saja tapi menurut gua dia terlihat sangat cantik sekali. Tiba-tiba saat gua mengeshoot bola basket ke ring, bola tersebut terkena kepala Vio dan terlihat dia jatuh tersungkur gua pun buru-buru menggendongnya dan tanpa sengaja gua berteriak "VIOOOOO!!!!"
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Udah Rez tenang, nanti Vio juga sadar." kata Raina.
"Gimana gua bisa tenang kalau dia pingsan gara-gara gua!" ucap gua dengan nada sedikit keras. Gua ngerasa bersalah banget gara-gara gua Vio jadi pingsan, udah 2 jam dia nggak sadar-sadar.
"Rez, lo mau balik atau nggak? Gua sama yang lain mau balik udah mau sore nih." Kata Gilang.
"Nanti aja, nunggu dia sadar dulu." Ucap gua sambil terus menatap Vio yang ada di ranjang.
"Yaudah gua disini juga." Kata Kevin.
"Yaudah gua titip Vio ya Rez soalnya Bunda sama Ayahnya lagi pergi terus kak Thalia juga lagi pergi." Kata Raina, gua hanya mengangguk aja.
Akhirnya mereka semua pulang, sekarang tinggal gua sama Kevin disini tapi Vio belum juga bangun dan masih terbaring di tempat tidurnya.
"Lo khawatir sama dia?" tanya Kevin sambil menepuk pundak gua.
"Khawatir. Khawatir banget lebih tepatnya." Ucap gua sambil menghela nafas. Jujur sebelumnya gua belum pernah se-khawatir ini sama cewek selain nyokap dan Raya. Gua bener-bener frustasi ini udah tiga jam setengah dia belum juga sadar padahal udah dikasih minyak kayu putih, minyak angin, bau ketek nya si Revan juga udah dikasih tapi tetep aja nggak bangun juga.
"tenang aja dia nggak bakal kenapa-kenapa kok." Ucap Kevin dengan tenang dan meninggalkan gua sendiri tapi gua hanya diam saja.
Cewek tarzan lo kok pingsan lama amat sih
Please bangun gua ngerasa bersalah banget
Lamunan gua pun buyar ketika melihat dia sudah terbangun, tanpa sadar seringai senyum tulus pun terukir dari bibir gua.
"Jangan bergerak dulu. Mana yang sakit?" ucap gua dengan tulus sambil membantunya untuk duduk di tempat tidurnya.
"kok lo disini?" tanyanya sambil mengernyit bingung.
"Tadi lo pingsan terus gua deh yang bawa lo kesini." Tiba-tiba terlihat wajahnya yang kaget dan itu sangat lucu sekali.
DEG...DEG...DEG...
Dugem lagi kan nih jantung gua
"Makasih ya Rez..." ucapnya dengan tulus sambil mengeluarkan senyum indah nya.
OH SHIT! Cantik banget sih dia kalau lagi senyum gini
Coba aja tiap hari gua bisa liat senyumnya terus
Gua rela deh nggak bolos lagi demi ngeliat senyumnya...
"WOY!! Kok lo bengong sih?!" gua pun tersadar seketika khayalan gua tentang dia pun hancur gara-gara dia ngagetin gua.
"Hmm engga, mana yang sakit?" kata gua sambil menatap mata indahnya.
"Kepala gua sedikit nyeri gitu, emang tadi gua ke bentur apaan sih?" tanya nya dengan polos sambil mengusap-usap kepalanya. Belum sempat gua menjawab tiba-tiba pintu kamar pun terbuka dan terlihat Kevin sedang membawa minuman ditangannya.
"Rez daripada lo galau men—VIOOO!!! Lo udah sadar?!!" kurang ajar emang si Kevin ngomong tapi toa-nya gede banget udah kayak di hutan.
"Berisik lo! Pake nanya lagi... udah tahu...gua udah sadar." Omel Vio, gua pun hanya tertawa melihatnya sudah kembali bisa teriak-teriak padahal tadi masih pingsan dan lemas.
"Yeh kan gua basa-basi ceritanya hahaha" canda Kevin.
"Sialan lo!" ketus Vio dengan mengerucutkan bibir tipisnya seperti anak kecil.
"Itu bibir kayak donal bebek." Ledek gua dan dia pun langsung melotot.
"Bodo!" ketusnya.
"Nih Rez minum buat lo." Kevin pun menyodorkan es jeruk yang ada di tangannya.
"Heh! Kan gue yang sakit kok malah dia sih yang dikasih minum vin." Gerutu Vio.
"Liat di meja tuh udah di buatin sama Rezky." Tiba-tiba Vio pun menatap gua dengan tatapan tidak percaya.
"Serius?" tanyanya sambil menatap gua.
"Serius." Ucap gua dengan dingin.
"Gak ada racun kan?"
"Gak ada."
"Gak dikasih obat tidur?"
"Gak."
"Gak dikasih baygon?"
"Gak."
"Lo lagi nggak mau jahatin gua kan?"
"GAK." Kesel banget gua, si Vio nanya mulu emang gua segitu jahatnya kah sama dia? Sampai-sampai dia mikir kayak gitu.
"Udah deh vi nanya mulu lo tinggal minum aja susah amat." sahut Kevin, akhirnya Vio langsung minum teh manis hangat buatan gua.
"Thanks ya Rez." Ucapnya sambil tersenyum tulus.
"Iya." Ucap gua dengan dingin.
"Gua cabut. Assalamualaikum." Ucap gua sambil menepuk pundak Kevin dan Vio pun langsung melirik kearah gua.
"waalaikumsallam... Hati-hati bro!" ucap Kevin.
"Makasih ya Rez... hati-hati ya." Ucap Vio dengan tulus tapi gua hanya diam dan langsung meninggalkan mereka. Setelah itu gua pun menuju ke rumah Kevin untuk mengambil mobil dan langsung pulang ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Violetta P Anindia
Teen FictionNamaku Violetta Putri Anindia. Aku seorang siswi di SMA Tunas Bangsa dan umurku 17 tahun. Ini sebuah cerita masa remajaku yang akan ku rangkai dengan penuh warna agar menjadi pelangi bagi kehidupanku dan akan menjadi bersinar seperti bintang sirius...