CSE_3

10.2K 81 7
                                    

    Bisa Grace minta tolong lagi gak??" Tanyaku dengan tampang memelas luar biasa. Ia mengernyit heran menatap pantulan bayangan ku dicermin.

   "Apa?!" Tanyanya datar.

  "Ini kak, Rambut Grace mau dikuncir.. Kakak bisa kan nguncirin..?" Tanya 'ku polos. Kali ini aku tertegun melihat sebuah seringaian di wajahnya, Oh My tu the gat?! Dia mengejekku(!).

    "Manja!" Cibirnya seraya meraih ikat rambutku dan menyisir rambutku dengan rapi, ia sungguh telaten memperlakukanku. Kadang aku merasa heran sendiri? Rey ini Suamiku atau Mamaku, sih? Dia lebih cocok jadi Mamaku, karena ia yang mengurusi segalanya. 1 hal lagi yang harus kalian tau, kami belum pernah saling bersentuhan ditempat tidur. Karena kami belum dibolehkan melakukan hubungan selayaknya suami Istri, karena harus menunggu aku selesai sekolah dan Rey selesai kuliah dulu. Kata Mama takut aku gak bisa ngurus anak, jelas saja gak bisa. Toh aku takut Rey bakal gak mampu kalau mengurusi 2 Bayi sekaligus, Bayi kami dan Aku sendiri hee!

OoO

    Mobil Rey, eh maksudku mobil kami berhenti agak jauh dari Sekolahanku. Takut kalau-kalau ada yang melihat aku datang dengan Pria tampan ini. Apalagi kalau sampai Si curut Jeha dan Jessica yang lihat, bisa-bisa mereka pingsan melihat ketampanan maksimal Suamiku.                  Bolehkan aku sebut Rey Suami? Bukan Mamaku!

   "Jangan bandel, Belajar yang benar, satu lagi__ingat, udah punya Suami.." Ucapnya sedikit cerewet, sejak kapan manusia Es ini jadi cerewet sih. Memang cocok banget kalau dia jadi Mamaku, pakai Daster dan make Lipstik tebal, pasti lucu deh..

   "Ayo cepat turun, Bentar lagi gerbangnya ditutup..!" Sergahnya membuatku terkesiap karena sedari tadi aku mengkhayalkannya jadi Emak-emak..

   "Okee kak, hati-hati dijalan ya. Jangan ngebut.." Kini giliranku menasehatinya. Aku membuka pintu mobil dan berniat turun, namun sebelum semua itu terlaksana tanganku dicekalnya.

   "Apa Kak?" Heran ku sambil menatapnya.

Cups

   Aku terbelalak kaget ketika merasakan benda kenyal dan lembab itu mendarat cepat dikening ku.

    "Cepat turun!" Titahnya yang membuatku tersadar, segera aku turun dari mobil dan berlari menuju sekolah. Aku yakin, saat ini wajahku pasti sudah berubah seperti tomat masak.
Duh Mama....ciumannya benar-benar membuatku nyengir gak jelas gini sepanjang koridor Sekolah..

Brukkhhh!

     "Maaf..maaf.." Ku lihat Pria tampan(masih tampanan Suamiku sih) berlesung Pipit ini mengulurkan tangannya ke arahku setelah tidak sengaja kami bertabrakan. Inilah akibatnya kalau kebanyakan menghayal jadi gak fokus dengan jalanan. Untunglah si Idola yang aku tabrak, jadinya gak bisa marah deh!

   "Gapapa kak, salah Grace kok jalan gak lihat-lihat.." UcapKu salah tingkah, karena pandangan mautnya itu mampu membuatku terhipnotis.

    "Salah gue juga kali.. Ya udah, kakak duluan ya.." Setelah memberikan senyuman manisnya Kak Ferly si Idolaku itu segera berlalu. Aku semakin ngefly dengan beberapa kejadian kecil pagi ini.
Ingat Grace! Lo udah punya Suami! Aku merutuki diriku sendiri yang terlupa dengan statusku sekarang.

    "Eh, ini bangku gue..!"

"Ini punya gue!"

   "Gue duluan yang pilih!"

"Tapi gue duluan yang liat!"

    Ku dengar suara ribut-ribut dari dalam kelas, siapa lagi kalau bukan siCurut berdua tuh. Lagi pada tarik-tarikan kursi paling pojok. 'Kan mereka mau molor makanya pilih kursi paling pojok.

Cinta sedingin EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang