Ku rentangkan kedua tanganku sambil memejamkan mata, ku hirup udara sebanyak mungkin untuk memenuhi paru-paruku, rasanya segar sekali.
Kurasakan sebuah tangan kekar melingkar di perutku, siapa lagi kalau bukan Suamiku tersayang. Dari aroma tubuhnya saja aku sudah sangat hafal. Dia menaruh kepalanya diceruk leherku, nafasnya yang panas terasa menggelitik."Kak, geliii.." Ucapku lebih tepatnya seperti sebuah desahan.
"Gapapa sayang.." Rey semakin mengeratkan peluknya, saat ini kami sedang asyik menikmati sunset dipulau Dewata ini. OH, sungguh menyenangkan rasanya bila bersama Pria yang kita cintai.
Keadaan dipantai semakin ramai ketika menjelang sunset, karena waktu seperti inilah yang ditunggu banyak orang.
Aku menuntun Rey untuk berdiri dipinggir air laut, melihat pantulan cahaya keemasan yang berasal dari matahari yang hampir tenggelam."Kak! Ini menakjubkan!" Seruku dengan mata berbinar, ini adalah kali keduanya aku ke sini. Pertama kali ketika aku masih kecil bersama keluargaku, tapi sekarang aku bersama Suamiku. Aku sudah dewasa ternyata, waktu begitu cepat berlalu..
Kami asyik bermain air laut sehingga tak sadar kalau tempat ini sudah gelap dan mulai sepi.
"Kak, ayo pulang.." Aku mencoba menarik tangan Rey, tapi dia malah menarikku kedalam pelukannya.
'cups'
Rey menciumku, melumat bibirku dengan penuh perasaan, tangannya juga tak tinggal diam untuk tidak menggerayangi tubuhku.
"Sshh..cu-kup kak.."
Rey seakan tak menggubris semua permohonanku, dia terus mencumbuku bahkan menaikan Mini dress yang aku kenakan hingga ke atas. Tubuhku menggeliat seperti cacing kepanasan ketika tangannya menyentuh kulit perutku, rasanya benar-benar aneh dan geli, sulitku jelaskan rasanya.
"Argh! Sebaiknya kita pulang!" Ku dengar Rey menggeram sendiri dan menggendong tubuhku untuk kembali ke hotel tempat kami menginap.
Sampai dihotel Rey langsung meletakkan tubuhku ke atas kasur.
"Kakak mandi dulu ya, nanti giliran Grace.. Habis itu kita makan malam.." Ucap Rey seraya berlalu meninggalkanku. Aku jadi teringat kejadian dipantai tadi,ahh kenapa aku jadi bodoh begini(?).Ku lihat Suamiku itu tampak cool ketika keluar dari kamar mandi. Tubuh atletisnya berbalut handuk hanya sebatas pinggang sehingga menampakan dada bidangnya yang sixpack itu, otot kecilnya dan heeemmmmm....luar biasa! Aku susah payah menelan salivaku sendiri ketika disuguhkan pemandangan indah kek gini. Xixixi!
"Grace ileran tuh liatin Kakak sampai segitunya.!" Aku tersadar ketika suaranya menegurku. Ohh astaga! Malu banget ketika tau aku ileran karena cengo melihat tubuhnya yang luar biasa WOWW itu! Ehh..emess dehh..
"Sini kakak bersihin.." Rey mendekatiku dan menghapus ileran di daguku, hehehee, lucu sekali aku saat ini. Mempermalukan diriku sendiri seperti orang bodoh, untunglah suamiku hatinya sekeras es batu, jadi dia masih sabar menghadapiku. Bahkan aku aneh sendiri ketika dia sering mengatakan kalau dia menganggapku istimewa dengan tingkah konyolku ini.
"Cepat mandi, kakak sudah lapar!" Aku hanya mengangguk dan memintanya membantuku berdiri.
***
Kami saat ini tengah berada dicafe kecil yang berada dekat tepi pantai. Lampunya yang temaram membuat suasana romantis, walaupun cafe ini tak terlalu mewah, tapi kesannya sangat elegant.
Aku lumayan lahap menikmati makan malam menu seafoodku saat ini, bahkan Rey sedari tadi hanya terbengong menatapku makan seperti orang seminggu tidak makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sedingin Es
Roman d'amourGracella. Dia yang masih belia harus rela menikah muda karena perjodohan kedua orangtuanya. Alasan klise memang, namun ia tentu saja harus menerima perjodohan itu dengan lapang dada. Dan apa jadinya jika Grace yang super manja harus satu atap dengan...