Kepalaku pusing, sudah 2 hari aku gak ke kampus. Rey sudah membujukku agar mau diperiksa sama Dokter langganannya, tapi ku tolak.. Aku 'kan anti obat, takut kalau lihat jarum suntik. Bisa bergidik ngeri aku membayangkan hal itu.
Bisa-bisa aku langsung koma 3 bulan, 'Kan bisa berabe."Kakkk! Sini.." Aku memanggil Rey dengan nada manja andalanku, agar dia mau bergerak dari setumpuk kerjaannya di atas meja kerjanya. Rey beberapa hari ini sibuk mengurusi surat menyurat Perusahaan kecil miliknya yang telah lama ia rintis, sekarang baru bisa dia jalankan setelah lulus kuliah.
"Kenapa sih Gadis kecil Kakak ini?" Dia mengusap puncak kepalaku dengan lembut.
"Grace pengen main ular tangga kak! Ayo temenin Grace ya kak.." Pintaku dengan wajah memelas, ku lihat dia mengernyit lagi tanda mengherankan atas permintaanku. Cepat tuaa woy Bang!
"Sayang, Kakak lagi mengerjakan sesuatu, kok Grace mintanya aneh sih?" Dia mengusap kepalaku dengan lembut, tapi tetap saja aku manyun karena dia tak mau menuruti permintaanku.
"Ya udah.. Mulai malam ini sampai 5 bulan ke depan__Ularnya gak Grace kasih makan!" Ancamku membuatnya membulatkan bola mata hitamnya itu, aku jadi ingin tertawa melihat ekspresinya shock luar biasa hanya dengan ancaman itu. Punya senjata ampuh nih Grace sekarang..
"Jangan coba-coba mengancam sayang, takutnya Grace sendiri yang paksa ngasih makan duluan.." Ucapnya sinis. Beuh! Gue kalah!
Seringaian evil sudah menghiasi wajah tampannya. Duhhh.. Bulu-bulu halus bekas cukuran jenggotnya itu membuatku ingin sekali bermain disana. Geli-geli sedap..heeeDia beranjak menuju buffet dan segera kembali membawa sesuatu yang membuat ku berbinar__du'elahh seneng nya hati, Pujaan Hati membawa kejutaaannnn..
"Tuh Kan Sayang! Kakak Lagi yang menang!" Seru nya sambi mencubit gemas kedua pipi ku. Sebel karena sudah 3x kalah bermain ular tangga dengan nya, Rey senang luar biasa.
Aku memasang wajah cemberut ku karena sudah kalah berkali-kali dari nya, apalagi perjanjian kami sebelum memulai permainan tadi_pasti membuatnya begitu semangat.
Habis lah aku malam ini diatas ranjang!***
Hari ini kami berangkat bersama ke kampus, tapi Rey menurun kan ku agak jauh dari area kampus agar tidak ada yang tahu kalau kami berangkat bersama.
"Pagii Barbie..duh, udah masuk aja nih.." Sapa Jeha sicurut sok perhatian.
"Eh Barbie kan pasti kangen sama Kak Ferly yaa..auw!" Jessica langsung meringis ketika ku jitak kepala nya, enak bener nih orang asal ceplos, gimana kalau Suami tersayang denger..
"Mulut lo bedua pasti belum sarapan deh pagi ini!" Ke pelototi keduanya silih berganti, mereka pikir aku bakal mentraktir mereka_dasar otak gak nyambung.
"Bie..bie..lihat sono! Pak Dosen Ganteng udah datang, ayo kesana Jess..!" Jeha heboh ketika melihat Rey tiba dikoridor kampus. Pesona nya membuat gadis disepanjang koridor seperti orang kesurupan. Ada yang memeluk tiang dan ada yang mencakar tembok saking gemes nya melihat ketampanan suami ku. Uuhg! Pengen aku garuk muka kecentilan cewek-cewek disini, pengen aku kasih stempel dikening Rey bahwa Pria tampan itu cuma milik Grace seorang!
Selagi pikiran ku kalut, aku tak sadar kalau kedua curut sudah menghilang. OH NO! Mereka berdua tengah bergelayutan dilengan kokok suami ku, EH! Cari mati nih anak bedua!
"STOP!"
Teriak ku menghadang langkah mereka, si dua curut mendesis tak percaya atas apa yang aku lakukan__sedangkan Rey dia bersikap dingin seperti biasa.
"Lo kenapa sih Bie? Ganggu aja.." Jeha mencoba mendorong bahuku dengan pelan, tapi dia kaget karena tangan nya ku gigit.
"Aish Grace! Lo gila ya! Gue bisa kena rabies nih..!" Celetuk nya asal karena dia mengusap tangan nya yang terlihat berbekam karena gigitan Dahsyat dari Ratu srigala xixixi..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sedingin Es
RomantizmGracella. Dia yang masih belia harus rela menikah muda karena perjodohan kedua orangtuanya. Alasan klise memang, namun ia tentu saja harus menerima perjodohan itu dengan lapang dada. Dan apa jadinya jika Grace yang super manja harus satu atap dengan...