CSE 5

8.9K 65 3
                                        

   Aku segera mengejar Rey yang sudah duluan ngibrit karena tau aku akan memarahinya. Gila tuh orang! Masa Juicenya aneh banget, berasa makan sesuatu yang aneh, anyir+bau kek berlendir gitu.

     Ku lihat ia bersembunyi dibalik selimut tebal, senyumku segera terukir karena belum pernah melihat tingkah konyolnya seperti ini.

    "Kak Rey, tadi itu Juice apa sih? Rasanya aneh, anyir, berlendir hueekkk.." Aku benar-benar mual membayangkan hal itu.

   "Itu jamu Grace, bukan Juice.." Jawabnya datar. Jamu? Maksudnya?!

   "Jamu apa kak?!" Tanyaku tak sabaran, hatiku mulai dag dig dug takut ia membuatkan ku benda yang aneh-aneh.

  "Jamu telor Ayam alias telur dadar yang belum digoreng,HAHAHAAA..!" Aku melongo menatapnya yang tertawa terpingkal-pingkal diatas tempat tidur?
OMG.....jadi tadi itu telor ayam yang di blender, dikasih garam, bawang?! Huaaahhhhhh kepalaku langsung berputar-putar dan semuanya gelap.

    "GRACELLA..!!" Samar-samar aku mendengar suara kak Rey memekik memanggil namaku, tapi aku tak ingat lagi.

**

    Kelopak mata ku perlahan terbuka, sesosok Pria Berwajah Es itu duduk disampingku. Aku mengernyit heran setelah kesadaranku pulih, ternyata aku berada ditempat tidur dan berselimut tebal. Apa yang terjadi? Jangan katakan kalau____.

  "Aku kenapa kak?! Kakak ngapain Grace sih?!" Pikiranku langsung berpikir hal yang aneh.

   "Dasar bocah! Tadi kamu pingsan, maafin Kakak ya udah buatin kamu Jamu telor.. Itu bagus kok buat anak cerewet kek kamu.." Jelasnya panjang kali super lebar. Owh syukurlah.. Ku pikir dia berbuat sesuatu hal buruk padaku disaat sedang tak sadarkan diri. Namun perutku serasa mual bila ingat rasa Juice tadi, Juice ala Chef Reynold yang masih terasa anyirnya ditenggorokan ku.

   Aku hanya mengangguk, bagaimana pun juga dia suami yang baik untukku. Mama No 2 ku, hehee.

***

   Mood ku seketika jadi down karena tau hal ini begitu cepat terjadi, aku nggak pengen jauh Dari Rey. Nanti siapa yang bakalan mengurusi ku?
  Ku tatap nanar wajah Rey yang sedang sibuk mengemasi pakaiannya ke dalam koper, seharusnya dia bicara dulu denganku. Minta izin kek, apa kek,!

   "Kakak nggak bakal lama Grace, cuma 2 tahun" ujarnya tanpa menoleh ke arahku, seakan tau apa yang ada dalam otakku saat ini. Ya jelas tau lah..! Grace bodoh! Aku 'kan sekarang sedang nangis kejer sudah 4 jam, jelas saja dia tau apa yang ada di otakku saat ini.

   2 tahun?? WHAT? Cuma 2 tahun katanya! Aku meraih tissu dipangkuan ku untuk yang kesekian kalinya untuk membersihkan cairan kental yang keluar dari hidungku yang disebut 'Ingus' xixixi.

   "Sudah Grace, lihat semua tissunya habis.. Kamar kita berantakan lagi 'kan.." Ujarnya melirik ke atas lantai tepat dimana seluruh tissu berserakan, ia hanya menggelengkan kepalanya secara perlahan dan mendekat ke arahku. Cihh.. Aku pura-pura saja tidak mau menatap wajahnya.
     "Hey! Lihat Kakak sini!" Ia menarik daguku agar melihatnya. Dia hampir ketawa ketika melihat hidungku yang memerah akibat pencetan ingus yang tak berhenti. Masa bodo! Makanya jangan ninggalin Grace.

   "Cengeng banget sih.., ini juga demi masa depan kita.. Anak-anak kita nantinya, sayang.." Ucapnya penuh kelembutan. Aku merasa terharu mendengar ucapannya. Pikirannya begitu dewasa, beda denganku yang seperti anak SD.
Bagaimana pun juga dia memiliki tanggung jawab yang besar atas diriku dan anak-anak kami nanti. WHAT?! Anak-anak?! OMG.., bisa-bisanya aku ikut memikirkan hal itu.
Aku bergidik ngeri membayangkannya.

   "Tapi Grace gak mau pulang ke rumah Mama,.. Grace, maunya pulang ke rumah Mama Ressy , kakk.." Rengekku lagi, ia mengusap kepalaku seperti seorang ibu pada anaknya..

Cinta sedingin EsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang