Aku sibuk memilih bermacam-macam souvenir untuk ole-ole keluargaku. Rey sedari tadi hanya bersedekap dada sambil memperhatikan tingkahku. Mungkin menurutnya sangat lucu, tentu saja karena aku memaksa menawar harga souvenir yang aku beli. Rey sudah menegurku, mengatakan kalau tak usah ditawar. Tapi ya aku tetap ngeyel, lumayan kan sisa uangnya bisa untuk liburan lagi.
"Eh Pak Dosen, jangan ikut campur.. Kita harus berhemat, emang gajimu berapa sih??" Cetusju asal. Ku lihat ia mendekat dan berbisik ditelingaku.
"Gadis kecil tak perlu tau.. Uang Kakak tidak akan habis kalau sekalipun kamu membeli toko dan penjaganya- pun!" Ucapnya dengan nada super dingin.. Jiaahhh, Laki Grace kebanyakan gaya nih.. Emang buat apa beli toko sama penjaganya? Kan tokonya gak bisa dimasukin kedalam pesawat, penjaganya juga pasti gak ada gunanya,..
"Kak, habis ini Grace mau makan ditepi pantai yaa.." Rengekku pura-pura tak terjadi apapun, aku bergelayut dilengan kokohnya agar dia berbelas kasihan.
"Huh..! Kalau ada maunya sih emang gini....!" Dengusnya. Aku tertawa riang karena permintaanku terpenuhi.
Disini lah kami sekarang, ditepi pantai sambil menikmati makan siang kami.. Enaknya makk kalau sambil main angin, apapun yang masuk ke mulut semuanya terasa enak.. Apalagi kalau menu siang ini masakan sefood.
Pokoknya hari terakhir ini harus berkesan."Aaaaa...." Lagi-lagi aku membuka mulutku ketika suapan terakhir yang Rey sodorkan untukku.
"Emmm..kenyang Kakk.." Aku langsung menyingkirkan peralatan makan kami dan aku segara duduk dalam pangkuan kak Rey. Memainkan kumis tipisnya yang hanya samar-samar, ternyata Suamiku ini tampannya melebihi PapaKu.. Bukan berarti Papaku nggak tampan ya, bahkan kata Mama Papa menjadi Idola dikala muda dulu.
"Kakk.. Grace bahagia deh sekarang.." Ucapku lirih, dia tersenyum sangat manis sekali, melebihi rasa manis apapun didunia ini. Mungkin karena dia jarang tersenyum kali yaa, jadi aku menganggap senyumannya itu sebagai berkah sangat luar biasa dan langka!
"Kakak juga sayang.. kamu gak lupakan pesanan Mama dan Papa kita.." Ujarnya sambil mengelus lembut rambutku.
"Emang apa kak?" Aku heran apa lagi sih pesanan Para Orangtua kami itu, soalnya kemaren aku gak dengerin karena terlalu kesenangan lihat pesawat.
"Mereka minta dibawain oleh-oleh.."
"Kan Grace udah beliin Kak, banyak malahan.. Buat Papa Grace belikan peci Kak biar mereka rajin sholat, Buat Mama sih Grace beliin pisau biar rajin didapur hehee.." Jawabku sekenanya, memang gitu kenyataannya.
"Bukan itu sayang...tapi...."
"Tapi apa Kak?"
Tanya-ku penasaran."Tapi__Oleh-oleh Cucu.."
"WHAT???!!" Wajahku langsung memerah ketika mendengar ucapan Rey. Hualahh.. Papa Mama kok aneh-aneh banget! Gak tau apa kalau bikin cucu itu susah, sampai Grace sakit 2 hari gak bisa gerak.
Mereka enak bener cuma pesen, laahhh guee yang nanggung deritanye.."Kenapa sih tiap ngomongin itu pasti wajahnya memerah?? Malu ya?? Ihh..kita Udah sah sayang, buat apa sih malu..." Ujar Rey dengan entengnya sambil terkekeh menertawaiku. Busyeeett dah..nih laki udah pandai becanda yaa..
"Iya malu..andai aja ada tong sampah, Grace pengen buang sekalian kemaluannya Kakak!" Geramku. Dia cekikikan, sumpah tubuhnya terguncang karena tertawa geli. Mimpi apa sih Grace tadi malam? Sampai-sampai lihat Manusia dari Negri Es ketawa cekikikan. Sepertinya harus diperiksa di RSJ deh, siapa tau dia geger otak akibat tiap malam bentokin tubuhnya ke tubuhku.. Huahhh!!.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta sedingin Es
RomanceGracella. Dia yang masih belia harus rela menikah muda karena perjodohan kedua orangtuanya. Alasan klise memang, namun ia tentu saja harus menerima perjodohan itu dengan lapang dada. Dan apa jadinya jika Grace yang super manja harus satu atap dengan...