Epilog

3K 137 2
                                    

7 tahun kemudian...

Author pov

Dave menatap foto yang ada di meja kerjanya. Itu adalah foto keluarga kecil yang sekarang sudah dimiliki oleh Dave. Dave sangat bahagia karena Dave dan Rachel memiliki buah hati yang selalu mengisi hari-hari mereka. Dave sangat beruntung karena bisa memiliki keluarga yang sangat harmonis hingga saat ini. Dave berjanji akan selalu membuat keluarganya bahagia hingga Tuhan memanggilnya suatu hari nanti.

Tak terasa hari mulai sore dan waktunya untuk pulang. Dave menyambar kunci mobilnya dan langsung menuju tempat parkir tempat dimana mobilnya berada.

Tak sampai 45 menit, Dave sampai disebuah komplek perumahan dipinggir kota. Ia memarkirkan mobilnya didepan rumah tersebut. Seperti biasanya ia selalu disambut oleh jagoan kecilnya saat baru sampai di pintu gerbang rumah mereka.

"dadyyyyy!!!" ucap anak laki-laki yang langsung berlari kepelukan Dave

Dave langsung menyambut anak itu dan dibawa kedalam gendongannya.

"kau menungguku?" tanya Dave sambil mengecup pipi anak itu

"ya dad aku menunggumu. Aku ingin bermain bersamamu" ucap anak itu

Tiba-tiba Rachel datang dengan teriakan yang sangat keras dan memanggil anak laki-laki itu.

"Taylor William Eesac!!! Cepat habiskan makananmu!!" ucap Rachel pada anak laki-laki tersebut

Taylor terkejut saat mendengar namanya disebut.

"dady turunkan aku! Aku harus melarikan diri dari mommy!" ucap Taylor yang akhirnya berhasil turun dari gendongan Dave

"Taylooorrr!! Kemari kau anak nakal!" teriak Rachel

Dengan cepat Taylor langsung bersembunyi dibalik tubuh besar ayahnya.

"hey..hey.. ada apa ini Rac?" tanya Dave bingung

"Taylor tidak makan sejak siang tadi Dave" jawab Rachel frustasi

Melihat itu Dave langsung berbalik dan menatap Taylor. Dave berjongkok agar bisa sejajar dengan tinggi anaknya tersebut.

"bukankah kita akan bermain?" tanya Dave pada Taylor

"ya tentu saja!" jawab Taylor bersemangat

"baiklah. Tetapi jika kau tidak mengisi perutmu, kau tidak akan bisa mengalahkan dady. Karena tenagamu tidak cukup banyak untuk itu. Jadi sekarang kau harus makan agar bisa mengalahkan dady. Kau mengerti?" tanya Dave sambil tersenyum

"benarkah? Baiklah aku akan makan dengan sangat banyak agar bisa mengalahkanmu dad!" jawab Taylor yakin

"mommy berikan padaku! Aku akan habiskan makananku dan setelah itu aku akan mengalahkan dady!" ucap Taylor meyambar makanannya dan langsung masuk kedalam rumah

"dia sangat mirip dengan Taylor" ucap Rachel dengan sedikit mendesah melihat sifat anaknya sekarang sangatlah mirip dengan kekasihnya Taylor

"ya mereka sangat mirip" ucap Dave sambil menatap istrinya itu

"kau ingin makan atau mandi terlebih dahulu?" tanya Rachel pada suaminya

"mandi"

"baiklah akan ku siapkan" ucap Rachel sambil berjalan menuju kamar mereka dan diikuti oleh Dave dibelakang

"tetaplah disini. Dady ingin bermain sedikit dengan mommy-mu" bisik Dave pada Taylor yang sedang menyantap makanannya. Taylor hanya mengangguk polos dan melanjutkan aktivitasnya

Setelah sampai Dave membuka jas kerja dan dasinya. Iya juga membuka kancing kemejanya sebanyak dua kancing dan menggulung tangan kemejanya hingga sebatas siku.

"sayang, kemarilah" pinta Dave pada istrinya yang sedang menyiapkan baju Dave

"ada apa?" tanya Rachel bingung

Dave langsung membawa Rachel dalam pelukannya dan mencium aroma tubuh wanita itu dengan dalam.

"kau tidak boleh lelah Rac. Ingatlah kau sedang mengandung" ucap Dave sambil mengelus rambut Rachel

"aku tidak apa-apa Dave"

Saat ini Rachel sedang mengandung anak mereka yang kedua. Usia kandungan wanita itu sudah menginjak empat bulan.

"tidak Rac. Kau harus istirahat. Jangan terlalu lelah. Kau selalu membuatku khawatir"

"maafkan aku" ucap Rachel yang kini sudah menangis

Dave terkejut saat mendengar suara tangisan istrinya tersebut.

"sayang, mengapa kau menangis? Apakah aku menyakitimu?" tanya Dave yang kini sudan menunduk untuk menatap Rachel

"aku selalu membuatmu khawatir Dave. Aku bukan istri yang baik untukmu" ucap Rachel yang kini semakin histeris

"tidak sayang tidak. Justru kau adalah yang terbaik karna itu aku tidak ingin terjadi hal buruk padamu" ucap Dave berusaha menenangkan Rachel

"kau bohong! Lihatlah! Tubuhku semakin membesar, aku sudah tidak memiliki tubuh yang ideal lagi. Aku sudah sangat buruk Dave!" ucap Rachel frustasi

"tidak Rac, percayalah. Kau yang terbaik untukku"

Rachel diam dan menatap wajah suaminya itu. Di usia yang sudah menginjak 30 tahun, Dave masih tampan. Pria itu masih memiliki segalanya. Rachel sangat bersyukur karena Dave masih setia walaupun menurut gadis itu tubuhnya sudah tidak sebaik dulu.

Perlahan Rachel mencium Dave. Dave terkejut saat Rachel tiba-tiba memberikannya ciuman seperti ini. Karena biasanya Rachel sangat sensitive dan tidak ingin disentuh sama sekali. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Dave pun membalas ciuman yang diberikan istrinya itu. Sampai akhirnya Rachel menyudahi ciumannya.

"maafkan aku. Aku hanya takut kau meninggalkanku dan mencari wanita lain" ucap Rachel dengan wajah sedihnya

Dave terkekeh melihat tingkah istrinya itu.

"kau lebih sensitive dibandingkan pada saat kau sedang hamil Taylor" ucap Dave sambil tersenyum

"maafkan aku David"

"aku mencintaimu istriku, aku sangat mencintaimu. Percayalah" ucap Dave dan membawa Rachel kembali kedalam dekapannya

--

London 10.00 a.m

"dadyyy cepatlah sedikit" teriak Taylor yangsudah berada didalam mobil sejak tadi bersama Rachel

Tak lama Dave masuk kedalam mobil dan bergabung bersama istri dan anaknya.

"aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan paman Ben!" ucap Taylor bersemangat

Hari ini mereka akan pergi mengunjungi rumah ayah rachel, yaitu kakek Taylor sendiri. Seperti biasa, setiap akhir pekan keluarga Rachel dan Chris akan pergi dan menginap dirumah ayah mereka.

"mengapa kau sangat menyukai paman Ben? Bukankah paman Orion lebih hebat?" tanya Dave yang masih fokus menyetir

"tidak. Aku pernah melihat saat paman Ben memanah, menembak, bela diri, bermain dengan komputernya dan masih banyak lagi. Dan menurutku itu sangat menakjubkan" jawab Taylor antusias

Rachel dan Dave hanya terkejut saat mendengar jawaban dari Taylor.

"jika sudah bersar nanti, aku ingin sperti paman Ben" ucap Taylor penuh tekad

--

END

Jangan lupa vote n comment ya guys. saya bukan orang yang gila vote dan comment anda. Saya hanya ingin tahu respon kalian untuk cerita ini bagaimana, lalu kritikan anda apa. Agar saya bisa perbaiki kedepannya untuk cerita selanjutnya. Kalau untuk vote anggap saja itu bayaran buat saya karena sudah menulis cerita yang menghibur anda. Trims

Love Music Love Him (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang