"Sap, nggak cape?"
Api menyembulkan kepalanya disisi kanan kepala Asap, kakinya menggantung dengan tubuh yang menempel bagai cicak dipunggung Asap."Ya cape laah, loe kan berat"Ucap Asap, iia membenarkan tubuh Api yang merosot.
"ih loe mah nggak ikhlas banget"Api mencebikkan bibirnya, namun detik selanjutnya iia tersenyum karna meskipun Asap terus mengomel dia tetap tak melepaskan gendongannya. Api memang sempat merajuk pada Asap untuk di gendong sampai motor karena alasan kelelahan, awalnya Asap menolak, namun dia bisa apa jika Api sudah merengek dengan nada super lucunya.
"Nggak ah gue bercanda, demi loe apa sih yang nggak, tai kucing aja loe suruh gue makan gue mau"
"Yakin?"
"Mau nolak" Asap bersuara dengan nada tinggi, dahinya nampak muncul tetesan keringat, pasti asap kelelahan. Tapi dia masih bisa menghibur Api yang Asap yakini sedang ada masalah, dan Asap pun tak tahu apa masalahnya. Meskipun Api tidak tahu bahwa Asap pun dari kemarin mempunyai masalah.
"Ih loe mah, gue kira mau. Tapi btw koq loe nemuin gue sih sap?" Api bertanya karna heran, iia sempat mengira Asap mengantarkan Shiren ke rumahnya atau malah berjalan-jalan terlebih dahulu dan melupakan Api, namun iia salah, Asap menghampirinya, Asap membuat mood-nya baik, bahkan Asap kini ada dalam dekapannya.
"Ya gue mana bisa ninggalin loe, terakhir gue ninggalin loe kan loe pulang malem dan kena jambret"Asap benar. Minggu lalu, saat Asap tidak bisa pulang bersama Api, Api memutuskan untuk pulang menggunakan angkutan umum, namun saat itu hatinya sedang gundah, seperti sekarang, iia merasa di abaikan oleh Asap sehingga Api pulang saat matahari sudah tenggelam dan sialnya iia kena jambret saat menunggu angkutan lewat dan Asap kena marah oleh orang tuanya dan orang tua Api karna kejadian ini.
"Gue bukannya nggak tega atau so perhatian pi, gue cuma nggak mau aja gue kena marah lagi sama om dady. Lagian loe kebiasaan sih tiap pulang sendiri pasti kesini"Asap melanjutkan.
Ada rasa kecewa menyelinap di hati Api saat Asap berkata seperti itu, namun segera iia tampik karena iia lelah dengan hati dan pikirannya yang bahkan minggu-minggu ini tak singkron.
"ck.. Ya soalnya kan kalau lagi bareng loe, loe nggak pernah mau kesini"
"Iyalah, mending pulang main game"
"Kan" ucap Api cemberut, Asap memang sangat suka bermain game, menurutnya game adalah moodboosternya, meskipun Api sesekali suka menemani bahkan ikut bermain namun Api tak suka kebiasaan Asap yang satu ini, karna selain cabe-cabean Asap yang membuat nya terasa di abaikan, game pun membuat Api serasa terabaikan. Karena Asap selalu tak bisa diganggu jika tangannya sudah menyentuh stick playstations.
"Udah ah berisik, turun noh udah sampai" Asap berjongkok agar Api turun dari punggungnya, di sisi jalan sudah terlihat motor gede berwarna merah milik Asap, CBR 250 R. Motor ini sangat diidamkan oleh Asap , dan akhirnya tahun ini Asap di perbolehkan untuk menunggangi simerah karna umurnya yang sudah menginjak 17 tahun.
Asap berjalan menyebrangi jalan diikuti dengan Api disisinya, Asap segera naik dan memakai helmnya, menyalakan mesin motor dan menyuruh Api ikut naik.
"Pegangan loe, gue nggak mau loe terbang kebawa angin saking kecilnya tuh badan"
"Ish Asap" Api yang sudah duduk di belakang Asap menepuk pundak Asap dengan sebal, "tadi ngmong berat, sekarang malah ngatain kecil, labil loe" ucapnya.
Asap tertawa kemudian memasukkan gigi motor bersiap untuk Melajukan motornya.
"Siap-siap, mamang rossi akan menuju sirkuit" ucapnya so keren, Api memutar matanya malas, 'bisa nggak sih nggak lebay' pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASAP dan API
Random[PENDING] "Aneh nggak sih kalau gue suka sama lo?" Itu Asap yang berbicara, Asap berbicara dengan santainya sampai-sampai Api menahan nafasnya karna kaget. "Aneh ya pi?" lanjut Asap karna Api terus terdiam, posisi mereka tak berubah, hidung mereka m...