Tak perlu deringan alarm ataupun teriakan Rosiana untuk membangunkan sesosok kaum adam yang kini hatinya tak menentu, semalam dia terjaga sampai larut, namun baru jam 5 pagi dia sudah terbangun lagi. Tidurnya tak senyenyak biasanya meskipun dia berada di tempat ternyamannya, yaitu di samping Api.
Hatinya gelisah semalaman, dia teringat ibunya yang pasti sedang menangis dirumahnya, dia sudah tak kuat dengan keadaan ini, namun mau bagaimana lagi, semuanya seperti sudah tak tertolong. Hati Asap semakin gelisah saat mengingat betapa akrabnya Api dengan Angin, bahkan mereka sudah chat-chatan intens tanpa Asap ketahui. Asap cemburu? Mungkin, karena Asap sedikit merasakan perasaan itu. Ya, sedikit.
"Gue ragu sama perasaan gue" gumam Asap menatap langit-langit atap kamar Api.
"Gue takut perasaan gue bakalan ngehancurin persahabatan kita" gumamnya kembali menerawang.
"Emmmm...Asap"
Deg!!!
Kepala Asap refleks menoleh pada sosok yang barusan memanggil namanya. Tampak Api dengan wajah ngantuknya sedang mengucek mata malas.
"Loh, pi. Emmm.. Tumben udah bangun?" kata Asap gugup, dia takut apa yang di ucapkannya barusan terdengar oleh Api, dia takut Api akan marah karna Asap telah menghancurkan persahabatan mereka.
"Lo kenapa dah?" kata Api sambil berusaha duduk dan bersandar pada ranjang, kemudian menyentuhkan punggung tangannya pada kening Asap, "kaga panas" ucapnya lagi.
"Emang kata siapa gue sakit?" ucapnya lega karna sudah dipastikan Api tak mendengar ucapannya tadi, buktinya Api tak menanyakan apapun.
"Ya lagian lo aneh, jam segini udah bangun, terus suara lo kaya azis gagap pula"
"Oh"
"Oh doang?"
"Terus?"
"Ish. Ya lo kenapa jam segini tumben udah bangun, ganggu gue tau nggak pake ngomong sendiri"
"Ah?" Asap ikut bangkit dan bersandar pada ranjang disamping Api karna kaget pada ucapan Api, dadanya berdebar hebat karna ternyata Api mendengar ucapannya, "lo denger apa emang?" tanya Asap khawatir, wajahnya benar-benar konyol menuntut jawaban segera.
"Lo kenapa dah?" dahi Api mengernyit tanda bingung, "gue kagak denger lo ngomong apa, yang jelas lo udah ganggu gue kuda!!" ucapnya kemudian kembali membaringkan tubuhnya dan menarik selimut sampai menutupi kepalanya, "jangan berisik, gue mau tidur lagi sampai tuh alarm sial bunyi" ucap Api dibalik selimut.
Asap menghembuskan nafas lega karna ternyata Api tak mendengar apapun, "sial!!! Kenapa gue kaya judul lagu ungu sih 'cinta dalam hati'!!" ucapnya dalam hati, kemudian menggeplak kepalanya keras karna pemikirannya, "nggak!!, gue nggak jatuh cinta, ini cuma perasaan aneh gue aja" timpalnya kembali menyangkal.
===ASAP dan API===
"Jangan halangi aku, aku punya kebahagiaanku sendiri"
"Tapi nggak bisa begitu mas" ucap Anna menarik tangan suaminya agar gak pergi, disamping suaminya sesosok perempuan seksi dengan bibir merah merona bergelayut manja membuat Anna makin merintih.
Hentakkan tangan Arnold-suaminya-membuat Anna terjungkal sampai terduduk, tangisannya membuat kepala Arnold bertambah pening.
"Ayolah sayang, tak usah hiraukan dia" ucap perempuan berpakaian seksi yang sedari tadi terus bergelayut tanpa merasa terganggu.
"Of course baby, ayo pergi" jawab Arnold menarik dagu perempuan itu dan mengecup bibirnya secara terang-terangan.
"Cukup ayah!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASAP dan API
Random[PENDING] "Aneh nggak sih kalau gue suka sama lo?" Itu Asap yang berbicara, Asap berbicara dengan santainya sampai-sampai Api menahan nafasnya karna kaget. "Aneh ya pi?" lanjut Asap karna Api terus terdiam, posisi mereka tak berubah, hidung mereka m...