Part 9-ASAP dan API

201 15 11
                                    

"Nadha bilang kemaren lo nggak pulang naik taksi ataupun bareng dia"

Saat Api sedang menghabiskan waktu istirahat di kantin, tiba-tiba Asap duduk dihadapannya dan bertanya dengan serius.

"Emang gue bilang pulang naik taksi atau bareng Nadha sama lo?" jawab Api santai, iia menatap Asap yang terus memperhatikannya, "darimana? Koq lama? Katanya tobat nyari cabe-cabean?" tanya Api kemudian.

"Pulang bareng siapa kemaren?" tanya Asap tak mempedulikan pertanyaan Api, iia menatap lurus tepat dimata Api.

"Lo kenapa sih sap?" tanya Api, iia merasa heran karna sikap Asap, seakan khawatir atau..curiga?

Api cepat menggeleng mencoba menepis pikirannya, 'buat apa dia curiga? Nggak ada yang salah di gue'pikirnya lagi.

"Jawab" kata Asap datar, rahangnya mengeras tanda iia sedang kesal, mati-matian dia menahan amarahnya pada Api.

"Gue pulang bareng Angin kemarin" jawab Api jujur. Asap menghembuskan nafasnya kasar kemudian menutup mata mencoba menahan emosinya yang benar-benar sudah di ubun-ubun.

'Benar kata Nadha, dia pulang bareng Angin'batin Asap membenarkan ucapan Nadha tadi.

"Kenapa nggak bilang?" tanya Asap mencoba menekan emosinya.

"Kenapa lo harus tau?"

"Api!!!!" geram Asap emosi, iia kesal karna Asap tak menjawab langsung pertanyaannya.

Api tersentak kaget sampai punggungnya menabrak sandaran kursi yang sedang dia duduki, melihat hal itu Asap memejamkan matanya kembali meredam emosinya, "oke gue emang nggak penting" kata Asap kemudian pergi meninggalkan keterkejutan Api.

"Dia kenapa sih?" pekik Api kesal dengan sikap Asap.

Bahkan pertanyaan itupun menggelayut di pikiran Asap, iia tak tahu 'dia kenapa?' Mengapa iia sekesal ini mendengar Angin mencoba 'mendekati' Api.

===ASAP dan API===

1 jam pelajaran sebelum pulang pak Pundu-guru sejarah-memberikan tugas pada murid, dia tak bisa mengajar karna ada rapat dengan semua guru lainnya.

Suara gaduh di kelas sangat ramai, ada yang sedang berdiskusi, bergosip, berteriak bahkan ada juga sebagian yang bermain ABC lima dasar disana. Bukankah akan begitu jika kelas kosong?

Api menoleh pada Nadha, dia sedang asyik mengerjakan tugasnya, kemudian menoleh pada Asap yang sedang menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya, dari tadi Asap mengacuhkannya dan terus diam.

"Awas" kata Api menyuruh Dana-teman sebangku Asap-minggir, iia ingin duduk disana.

"Mau ap..."

"Awass" bahkan ucapan Dana langsung dipotong oleh Api, iia tak mau mendengar apapun dari Dana, iia hanya ingin mengetahui mengapa Asap bersikap seperti itu.

"Gue panggilin pemadam juga lo" umpat Dana kemudian beranjak dari duduknya.

Api melotot kemudian menatap Asap yang tak bergeming di tempatnya padahal Api tahu, Asap pasti mendengar pertengkarannya dengan Dana.

Api menghembuskan nafas kemudian duduk di samping Asap, dia mencolek telinga Asap dengan jahil bermaksud agar Asap mendongak, namun Asap tak bergerak sedikitpun.

Api terus menjahili Asap agar dia mendongak, bahkan rambut Asap iia jambak dengan brutal membuat Asap menyingkirkan tangan Api tanpa mendongak.

Api menghentakan kakinya kesal dan mengerucutkan bibirnya lucu, iia kesal karna Asap terus tak menaggapinya.

ASAP dan APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang