Part 8-ASAP dan API

158 11 12
                                    


Asap menggeliat dalam tidurnya, suara alarm terus mengintrupsi untuk segera bangun.

"Nggh.." Asap hanya mendesah malas, tangannya meraba nakas di samping tempat tidur untuk mematikan alarm.

"Alarm nggak punya otak"umpat Asap karna mengganggu tidur lelapnya, bahkan dia tak berpikir kalau yang dia umpat adalah benda mati, benda yang memang tak punya otak.

Asap kembali meringkuk di tempat tidur, selimut yang melorot sampai perut di naikan lagi sampai leher, suasana pagi ditambah ac membuatnya kedinginan, bahkan sekarang dia memeluk bantal guling bersiap tidur kembali.

Namun rencana indahnya terusik karna hembusan nafas tepat di wajahnya, Asap mengerjapkan matanya dan melihat sesosok gadis yang sedang terlelap di hadapannya.

Senyuman indah terukir di wajah Asap, melihat Api tertidur dengan lelapnya membuat dia tak bisa menutupi senyumnya. cantik. 1 kata yang terlintas dalam benak Asap sekarang.

Aneh. Sebelumnya Asap selalu biasa saja saat berdekatan dengan Api, entah mengapa sekarang jantungnya tak bisa di ajak kompromi, jantungnya seolah sedang berada di club dengan hentakan music yang sangat keras.

Asap sudah terbiasa tidur bersama Api, sekasur dengan pintu terbuka dan bantal guling sebagai pemisah. Namun kali ini cara dia menatap Api sudah berbeda, tatapannya bukan sebagai sahabat, tapi tatapan dari seorang cowok pada cewek.

"Pikiran gue makin ngaco kan" batinnya, namun iia tetap tak memalingkan pandangannya dari wajah tenang Api.

Sekali lagi Asap tersenyum kemudian mendekatkan wajahnya pada Api, menyapukan bibirnya pada kening Api cukup lama.

Setelah itu Asap dengan cepat bangun, dia tak mau pikirannya semakin tak terkontrol.

===ASAP dan API===

"Sap, tumben tadi lo bangun pagi" tanya Api.

Asap menoleh dalam langkahnya kemudian tersenyum, "gue kan emang rajin" jawabnya dan kembali menyusuri lorong sekolah.

"Rajin pala lo" cibir Api.

Asap tak menanggapi ucapan Api, dia tetap melangkah menuju kelasnya, bahkan Api tertinggal beberapa langkah karna sempat heran dengan sikap Asap.

"Tumben tuh anak nggak jawab ledekan gue, biasanya nggak mau ngalah" pikir Api heran.

Asap sedang mengobrol dengan Nadha waktu Api masuk ke dalam kelas, entahlah membicarakan apa, yang jelas hal itu membuat kening Api berkerut heran.

"Tumben akrab" batinnya.

"Hy" sapa Nadha pada Api.

Api tersadar dari lamunanya dan melangkah mendekati Nadha, iia menggeser Asap yang menghalangi tempat duduknya.

"Ish kasar banget jadi cewek" cibir Asap karna Api sempat menyikutnya sebelum menempelkan bokongnya pada kursi.

"Bodo! Eh dha, PR dong" Api nyengir menatap Nadha.

"Again"gumam Nadha menaikkan sebelah bibirnya mencibir, namun meskipun bibirnya melontarkan cibiran tangannya tetap merogoh tas dan mengambil tugas yang di berikan guru kemarin, sekali lagi. Hal ini sudah menjadi kebiasaan.

Tanba ba-bi-bu lagi, Api langsung membuka buku Nadha, dan menyalin jawaban yang ada di buku teman sebangkunya itu.

"Pi, lo denger nggak gosip soal anak baru itu" kata Nadha.

ASAP dan APITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang