Sementara itu di markas Black Army , di dalam sebuah sel tahanan di penjara bawah tanah , seorang perempuan cantik berambut panjang sedang duduk di atas kasur tipis
"Bagaimana keadaanmu?" tanya Ve dari luar sel tahanan
"Apa yang kau suntikan ke dalam tubuhku?" tanya perempuan itu dingin
"Hanya sebuah vaksin" jawab Ve sambil tersenyum
"Cih , kalian pikir aku mau menjadi bagian dari kalian" kata perempuan itu
"Memang kamu punya pilihan lain Naomi? Apa kamu pikir mereka masih mau menerimamu?" tanya Ve mengejek , perempuan yang di ajak bicara oleh Ve adalah Naomi. Naomi hanya terdiam mendengar perkataan Ve , dia memang sudah mengkhianati teman-teman nya dengan menodongkan senjata nya ke Hanna tapi dia juga tidak mau bergabung dengan Black Army , memang dia dulu pernah bergabung dengan Black Army , tapi dia keluar dank arena itulah dia dulu di kejar-kejar oleh pasuka Black Army sampai akhirnya Yona menyelamatkannya. Saat penyerangan ke markas Black Army di Bandung dia terpaksa mengkhianati Special Army karena Ve mengancam akan membunuh Sinka , tapi sekarang dia justru menyesal melakukan itu.
******
Di markas Special Army , tepatnya di bagian teratas markas itu , Andela dan Elaine sedang duduk menikmati angin yang berhembus.
"Sebentar lagi semua akan berakhir" kata Andela
"Iya kalau kita menang" kata Elaine
"Kita pasti menang" kata Andela sambil menggenggam tangan Elaine dan menatapnya
"Andela benar" kata seseorang dari belakang Andela dan Elaine , mereka berdua pun langsung menengok ke belakang
"Eh , Yon" ucap Andela sambil melepaskan genggamannya dari tangan Elaine
"Aku ganggu nggak nih?" kata Yona dengan nada mengejek ,wajah Andela dan Elaine pun langsung memerah
"hahahahaha" Yona tertawa melihatnya , dia pun duduk di sebelah Andela , keheningan terjadi beberapa saat.
"Makasih ya Yon , buat waktu itu , kalo nggak ada kamu mungkin sekarang aku udah mati" kata Andela membuka pembicaraan
Flashback
14 bulan yang lalu , malam hari itu di tengah-tengah sebuah kota terjadi pertempuran sengit antara Black Army dengan Special Army , sementara itu di sudut kota itu dua orang cewek sedang bertarung , yang satu membawa pedang sedangkan yang satu membawa sebuah machete di tangan kanannya , keduanya sudah kelelahan dan sudah banyak terluka
"Kau sudah berkembang ya Des"
"Kau yang terlalu meremehkanku ndel"
Dua cewek itu adalah Andela dan Desy ,pertarungan mereka berlangsung hampir satu jam tapi belum ada yang menyerah , tangan kiri Desy terluka karena machete Andela dan kaki kanan Andela terkena sabetan pedang Desy
" Hah hah hah" nafas mereka terengah-engah. Tiba-tiba Desy bergerak cepat dan menebaskan pedangnya secara vertikal , Andela yang melihat itu berusaha menghindar dengan mundur ke belakang , tapi dia sedikit terlambat , pedang Desy mengenai mata kanan Andela
"Argghhh" Andela langsung jatuh berlutut di depan Desy sambil memegangi mata kanan nya , darah tak berhenti keluar dari mata kanannya. Desy yang melihat Andela lengah langsung menarik pedangnya kebelakang dan bersiap menusuk Andela
"!!!" saat Desy akan menusuk Andela , dia menyadari ada sesuatu yang mendekat , dia pun langsung melompat ke belakang. Dan benar saja , sepersekian detik setelah Desy meompat ke belakang , sebuah pedang api dari arah kiri menebas tempat Desy berdiri sebelumnya , kalau Desy tidak menghindar mungkin dia akan terkena serangan itu. Desy melihat ke arah kirinya , terlihat seorang perempuan yang tidak terlalu tinggi , berambut pendek dan bola mata berwarna merah sedang memegang pedang api yang akan menyerang Desy tadi
"Siapa orang itu?" pikir Desy , orang itu berjalan menghampiri Andela dan berdiri di depannya , dia menatap Desy tajam.
"Desy , kita mundur" ucap seseorang berjubah hitam yang tiba-tiba ada di samping Desy , wajahnya tidak terlalu terlihat karena kerudung hitam yang dia gunakan serta penerangan yang kurang.
"Baik kak Kinal" ucap Desy patuh , mereka berdua pun pergi. Perempuan berambut pendek tadi memejamkan matanya , pedang api yang ia bawa pun menghilang dan bola matanya kembali normal. Dia langsung menghampiri Andela yang berada di belakangnya meskipun keadaan tubuhnya juga lemas
"Ndel" ucapnya pelan
"Y-y-yo .. yo- na" ucap Andela dengan susah payah , Andela pun roboh , Yona langsung menahan tubuh Andela agar tidak jatuh
Flashback Selesai
"Kalau saja waktu itu kamu nggak ada , mungkin aku udah mati" kata Andela lagi
"haha , iya sama-sama. Eh iya ndel , berarti harusnya waktu itu kamu tau dong kalo aku punya kekuatan spesial" balas Yona , Andela menggeleng
"Aku nggak tau , setelah mata kanan ku terkena pedang Desy , aku hanya menunduk menahan sakit , jadi aku tidak tau kalau ada kamu di depanku sampai kamu menghampiriku dan aku roboh" jelas Andela.
Sementara itu di depan hangar pesawat , Sinka terlihat sedang duduk memandang langit
"Mikirin Naomi ya?" suara seseorang membuyarkan lamunan Sinka , dia melihat ke samping kanan nya
"Eh kak Lidya" ucap Sinka , Lidya mendekati Sinka lalu duduk di sampingnya
"Iya nih kak , kangen ci Naomi. Gimana keadaan dia sekarang ya?" jawab Sinka
"Dia pasti baik-baik aja kok dan kita pasti bakal bawa dia kembali dengan selamat" ucap Lidya sambil memegang pundak Sinka
"Ya , aku pasti akan berjuang semampuku untuk menyelamatkannya" ucap Sinka sambil tersenyum
Bersambung...
Maaf update kali ini pendek , hehe
Ditunggu voting dan komennya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Invasion Season 2
FanfictionTitle : Black Invasion Genre : Mystery , Action , Fantasy Story by : Samuel ( @Timotius_Samuel ) Ini merupakan kelanjutan dari FF sebelumnya dengan judul yang sama