part 2

8.5K 108 4
                                    

Setelah selesai mandi ku kenakan hem putih tadi dengan membuka dua kancing paling atas. Dan itu membuat apa yang tersembunyi di balik hem itu sedikit terlihat. Setelah selesai mempersiapkan diri aku langsung menemui Deva diruang makan karna dia sudah menungguku di sana. Saat aku sampai di ruang makan :

Ririz : " aku sudah selesai sekarang apa lagi?"
Deva : " wow.... Kamu benar-benar membuatku segera ingin menikmatimu... Baiklah sekarang kamu ke atas dulu, aku mau siapin uangnya sebentar dan aku bakalan langsung ke kamar karna aku udah gak tahan lagi."
Ririz : " baiklah..."

Aku langsung naik ke atas menuju kamar Deva, saat sampai di lantai atas aku langsung masuk kamar Deva dan duduk di tepi ranjang putih besar ukuran king size itu.

Sesaat bayang-bayang ketakutan itu kembali datang dan aku masih tetap berusaha menepis semuanya. Aku tidak punya pilihan lain hanya ini satu-satunya yang dapat ku lakukan untuk mendapatkan banyak uang untuk biaya operasi itu. Tuhan jika jalanku ini salah maafkan aku, ampuni kesalahanku Tuhan biarlah aku tanggung dosaku akan aku lakukan apapun demi keluargaku.

Tak lama kemudian Deva masuk ke kamar dan aku masih hanya diam di tepi ranjang. Deva mendekat ke arahku, dekat dan semakin mendekat.

Deva : "apa kamu sudah siap riz???"
Ririz : " huft....Aku sudah Siap...."
Deva : " apa kamu ragu dengan ini semua riz? apa kamu mau merubah keputusanmu? Kalau iya maka semua sudah terlambat..."
Ririz : " tentu aku gak ragu sedikit pun kok dan ini keputusanku..."
Deva : " kalau gitu mari kita mulai sekarang.."

Aku hanya diam kemudian dia menyuruhku untuk naik ke ranjang dan Deva duduk di sebelahku. Dapat kulihat dari matanya bahwa dia sangat- sangat menginginkan ku.
Deva sudah sangat dekat denganku sekarang awalnya dia hanya mengusap pipiku dengan lembut dan menghadapkan wajahku ke wajahnya dan aku menutup mataku.

Kurasakan ada sesuatu yang hangat menyentuh bibirku. Dan saat ku buka mataku kulihat Deva yang sedang mencium bibirku dengan sangat lembut dan aku sangat yakin bahwa dia sangat menikmati itu. Tanpa melepaskan ciumannya dari bibirku Deva kembali membelaiku dari punggung hingga ke pinggang, setiap sentuhannya membuatku makin terangsang. Tangan Deva naik lagi dan menyentuh leherku kemudian turun ke dadaku, dibelai kemudian diremasnya dengan lembut. Dan ternyata semua kancing hem yang ku kenakan sudah terbuka sehingga Deva dapat melihat dengan jelas semua yang tadi tertutupi. Hasrat Deva semakin naik dan dia mulai melepas ciumannya dari bibirku turun ke leher, dia membuka bra dan hemku dan menciumi dadaku. Setelah puas ciumannya kembali turun ke perutku yang memberikan aliran rangsangan yang luar biasa. Sampai tubuhku cukup siap untuk melakukan yang selanjutnya Deva terus merangsangku.

Sekarang entah bagaimana kami berdua sudah sama-sama telanjang setelah puas mencium dan menjilat setiap lekuk tubuhku dia mulai memasukkan mr. Pnya kedalam mrs. Vku. Karna Deva tau bahwa ini adalah yang pertama bagiku, Deva berusaha untuk melakukannya selembut mungkin supaya aku tidak kesakitan. Aku sempat berteriak ketika mr. P menembus dinding keperawananku. Setelah Deva puas bercinta denganku dia langsung berbaring di sampingku. Dan dia berbisik di telingaku sambil tangannya menyentuh perutku yang masing ngos-ngosan, dengan sangat lembut :

Deva : " makasih sayang kamu bener-bener bikin aku sangat-sangat puas. Kalau kamu mau mandi terus pulang gak papa, uangnya udah aku masukin ke tas kamu. Tapi nanti setelah mandi, aku minta cium bibir dulu baru kamu boleh pulang. Apartemen yang ku janjikan juga sudah kupersiapkan kapanpun kamu mau kamu bisa pindah kesana. Sertifikat dan semuanya sudah ku urus atas namamu dan setelah semua proses selesai pengacaraku akan datang mengantarkannya kepada mu."
Ririz : " baiklah...."

Aku langsung bergegas mandi untuk bersiap ke rumah sakit. Tak ada yang ku sesali karna semua ini keputusanku. Setelah selesai aku pamitan ke Deva dan dia kembali mencium bibirku sekali lagi sebelum aku benar benar pergi. Uang sudah ku dapat sekarang ditanganku dan yang harus aku lakukan adalah segera kembali ke rumah sakit.

Jual DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang