part 6

4.2K 56 2
                                    

Ku langkahkan kakiku menuju gerombolan cowo-cowo keren yang berkumpul ada lebih dari 30 orang di salah satu sisi dekat dengan perpustakaan sekolah ku. Karna sekolahku memang termasuk sekolah favorit jadi tidak heran jika siswa siswinya kebanyakan adalah orang2 yang berasal dari keluarga terpandang dan juga golongan siswa siswi yang cukup keren.

Dan benar saja ketika langkahku semakin dekat sudah ada 20 orang menatapku bahkan semua orang disana tertarik akan kedatanganku. Tak cukup hanya melihat mereka juga mulai mendekat untuk menyambut ku

Bram : " lo Ririz bukan sih?"
Ririz : " emm hai iya aku Ririz kenapa?"
Bram : " kamu cantik banget sih ampek gak nyangka kalau ini kamu..."
Adit : " iya sumpah lo cantik banget sekarang"
Sisanya : " iya cantik banget malahan..."
Lucky : " ntar pulang sama siapa gue anter ya.."
Ririz : " emmm gak usah aku bawa mobil sendiri kok..."

Sumua mendekat dan minta kontakku. Dan benar saja tidak hanya 10 orang tapi semua cowo disitu menatapku dan terkagum akan kehadiranku.

Setelah itu aku kembali menemui sahabatku yang hanya bisa ber oh ria dan aku hanya tersenyum menahan tawa melihat sahabat-sahabatku yang nampak tak percaya akan apa yang mereka lihat barusan.

Ririz : " woyyy aku menang taruhan hehe"
Occta : " gila ampek pada gak berkedip ngeliatin kamu..."
Ririz : " aku bilang apa? Bener kan? Hehe"
Via : " iya deh kali ini kamu menang deh...."

Acara akan segera di mulai dan kami pun langsung duduk kembali. Tanpa ku sadari ada beberapa orang yang memandangku dengan sinis. Mereka adalah zahra, nela dan gea, geng cewe rese sekolah dan mereka adalah orang-orang yang selalu ngebully aku dulu.

Karena bosen melihat pentas seninya, ku langkahkan kakiku ke taman belakang sekolah. Aku duduk di sebuah kursi taman dan memandang pemandangan disekitar yang begitu indah. Aku selalu datang ke taman ketika aku merasa tidak tenang. Aku selalu bisa memperbaiki mood ku hanya dengan menatap indahnya pemandangan disekitar ku.

Lamunanku pecah saat ada beberapa orang datang dan membentakku.

Zahra : " gatel banget sih lo ngapain sih pakek kecentilan segala?"

Aku hanya menoleh dan saat ku lihat ternyata mereka, aku hanya diam dan mencoba berlalu. Sejak hari dimana kuberanikan diriku untuk menjual diriku dulu, aku sudah tidak lagi seperti aku yang dulu yang hanya diam saat di rendahkan. Tapi Ririz yang sekarang adalah cewe tegar yang tidak lagi mau di rendahkan. Ririz cewe Cupu yang begitu takluk pada mereka sudah mati lenyap bersama dengan hilangnya keperawanan ku dulu.

Jual DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang