part 10

3.2K 53 3
                                    

Setelah itu aku langsung pulang ke apartment, begitu aku masuk ternyata Rere menungguku di ruang tamu. Begitu dia tau aku pulang, Rere langsung berlari dan memeluk tubuhku. Aku masih sangat lemas karna dipaksa melayani ke 3 orang tadi.

Rere : " kakak gak papa kan kak?? Rere khawatir sama kakak..."
Ririz : " kamu tenang aja re, kakak pasti gak akan kenapa2 kok"
Rere : " maafin Rere ya kak... Karena Rere kakak harus lakukan itu semua..."
Ririz : " harusnya kakak yang minta maaf sama kamu... Karna kakak kamu hampir celaka re... Kan kakak pernah bilang jangankan cuma tubuh kakak nyawa pun pasti kakak kasih buat kamu."
Rere : " makasih kak..."
Ririz : " kakak ke kamar dulu ya re, badan kakak sakit banget.... Kakak mau tidur dulu... Besok kalau kamu mau berangkat sekolah naik motor sendiri juga gak papa yang penting pulang langsung pulang.... O iya kamu jangan lupa makan ya kakak gak mau kamu sakit"
Rere : " iya kak makasih kak.... Kakak gak makan dulu??"
Ririz : " gak usah kakak gak laper..."
Rere : " ya udah selamat malam kakak..."
Ririz : " malem re.."

Aku langsung ke kamar, ku kunci pintu kamarku dan aku langsung masuk kamar mandi. Ku buka pakaianku, dan ku tatap tubuh polosku di depan cermin. Dan yang aku rasakan adalah rasa sakit diseluruh tubuhku. Terbesit setiap apa yang pernah kulakukan sepanjang hidupku.

Aku langsung mandi dan berganti pakaian dan langsung merebahkan diriku diatas ranjangku.

Ririz : " huft aku berharap ketika ku buka mataku semua akan tetap baik-baik saja."

Ku pejamkan mataku, entah berapa lama aku tidur karna saat ku buka mataku ternyata audah jam setengah 10 pagi. Rere sudah berangkat ke sekolah, badanku masih terasa begitu sakit, tapi ku putuskan untuk mandi supaya lebih fresh.

Setelah berganti mengenakan celana pendek jeans biru dongker dan kaos biru polos. Aku datang ke sebuah taman yang dekat dengan komplek apartment ku dan duduk di salah satu bangku taman.

Pemandangan yang sangat indah dan aku berharap hidupku bisa secerah taman ini tapi mungkin semua hanya sekedar mimpi bagi seorang wanita panggilan yang sudah di tiduri oleh banyak orang seperti ku.

Tak kusadari ternyata airmata menetes di pipiku saat ku pejamkan mataku tadi. Ku usap airmataku aku tak ingin terlihat lemah ataupun rapuh. Saat aku hendak pergi tak sengaja aku menabrak seorang laki-laki.

Ririz : " aww maaf saya tidak sengaja.."
Alex : " iya mbak gak papa kok... O iya saya baru pertama kali liat mbak disini...?"
Ririz : " iya mas baru sempat..."
Alex : " o iya kenalkan nama saya alex... Nama mbak siapa?"
Ririz : " nama saya Ririz mas"
Alex : " panggil saya Alex saja mbak..."
Ririz : " kalau begitu panggil saya Ririz aja kita kan sepantaran"
Alex : " emmm riz... Boleh minta pin bb sama no hp kah?"
Ririz : " boleh... Ini..."
Alex : " emm makasih nanti aku bbm km ya..."
Ririz : " ya udah saya duluan..."

Hari demi hari berlalu, aku dan Alex semakin dekat dan sampai satu titik dia menyatakan perasaannya kepadaku. Dia mengajakku untuk bertemu di taman tempat kita bertemu pertama kali dulu.

Alex : " emmm riz aku mau bilang sesuatu sama kamu..."
Ririz : " ngomong aja gak papa kok lex..."
Alex : " emmm aku cinta sama kamu riz... Kamu mau kan jadi pacarku?.."
Ririz : " aaa maaf lex.... Aku gak bisa terima cinta kamu..."
Alex : " tapi kenapa? Apa ada laki-laki lain yang mengisi hati kamu? Atau kamu sudah punya pacar?"
Ririz : " bukan karna itu..."
Alex : " apa aku gak pantes buat kamu..."
Ririz : " bukan kamu yang gak pantes buat aku... Tapi kamu terlalu baik buat aku karna kamu berhak buat dapet seseorang yang jauh lebih baik daripada seorang wanita panggilan seperti ku lex."

Aku langsung pergi tanpa menoleh dan kembali ke apartmentku. Aku menghilang dari hidup Alex, benar2 menghilang tanpa kabar sama sekali .

Sampai suatu ketika ada yang menculikku ke sebuah rumah kosong, aku diikat disebuah bangku.

Jual DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang