Marsha melangkahkan kakinya dikoridor sekolah yang masih sepi. Hanya ada beberapa anak yang berkeliaran. Sebenarnya, ini masih terlalu pagi bagi para siswa untuk datang ke sekolah -- termasuk untuk datang dan mengerjakan PR disekolah. Tapi tiba-tiba perasaan Marsha tidak enak, makanya ia datang lebih pagi dari biasanya.
Dibelokkan koridor, Marsha mendengar suara Zayn, Louis, Liam, Niall dan Harry. Obrolannya terdengar sangat serius. Karena penasaran Marsha pun bersembunyi dibalik papan mading yang cukup lebar dan dapat menyembunyikan badan Marsha yang tak terlalu besar.
"Sorry ya, Bro!"
Itu suara Harry! batin Marsha menjerit kesenangan.
"Sorry ya soalnya gue udah suka beneran sama dia." Suara Louis terdengar mengejek Harry.
"Ck, dulu aja lo ngeremehin taruhan ini," Sahut Niall.
Hah? Bentar-bentar, ini mereka ngomongin apa sih?
Liam menyerahkan uang sebesar 1 juta rupiah kepada Harry. "Yaudah, nih hadiahnya karena lo udah dapetin Marsha."
Deg.
Marsha mengigit bibir bawahnya menahan tangisannya. Ia hanya tak ingin mencari perhatian ditengah banyaknya orang berlalu lalang. Ia berlari tanpa peduli berapa banyaknya orang yang telah ditabraknya. Ia terus berlari tanpa tujuan.
Ditengah perjalanannya, seseorang menahannya. "Lo kenapa, Sha?"
Marsha mendongak, menatap mata biru Luke yang menatapnya lembut. "Luke, bawa gue pergi. Kemana aja. Sekarang."
>
"Jadi... lo kenapa?" Luke mengucapkan kata perkatanya dengan hati-hati, takut salah omong.
Saat ini, mereka berada dibukit yang jarang diketahui orang-orang. Buktinya sekarang hanya ada mereka berdua disini. Ya, Luke rela bolos sekolah demi menemani Marsha yang kelihatannya sangat patah hati.
"I'm okay," lirihnya.
"Tapi, mata lo bilang kalau lo bohong. Tell me the story." Setelah Luke sadar bahwa kalimatnya terkesan memaksa, ia pun buru-buru meminta maaf. "Ngg.., maksud gue, gak apa-apa kalau lo belom siap cerita. Sori."
"Pagi tadi gue sampai disekolah, everything's okay. Sampai akhirnya dibelokan, gue denger suara Harry, dkk. Gue jelas bingung, mereka yang biasanya telat masa tiba-tiba dateng secepet itu.
Luke terus menyimak, ia tak berkomentar apapun tentang yang didengarnya.
"Karena gue kepo banget, gue ngumpet dibalik papan mading. Mereka omongin sesuatu yang awalnya gak gue ngerti. Akhirnya gue sadar mereka bawa-bawa kata 'taruhan' dan nama gue. Gue langsung berasumsi -- oh enggak, gue jelas langsung mikir kalo Harry jadiin--" Tangisnya pecah sebelum ia dapat menyelesaikan kalimatnya.
Luke pun lantas mendekap Marsha. Sakit. Sangat sakit begitu melihat perempuan yang kita cintai menangis karena lelaki lain. Apalagi, hubungan Harry dan Luke kurang baik.
"Jadiin gue bahan taruhannya..." ucap Marsha pelan disela-sela tangisannya.
"Sshhh.. Gak, gak usah dilanjutin, Sha. Nangis aja kalo itu bisa ngebuat lo merasa lebih baik." Luke menepuk-nepuk pelan punggung Marsha. Hatinya serasa diremas-remas mendengar tangisan Marsha.
Harry emang cowok bangsat, geram Luke dalam hati.
>>>
AKHIRNYA GUE APDET SETELAH STUCK HAMPIR 2 MINGGU UDAH MASUK KONFLIK NI33
EH TAPI GUE LAGI SEDIH SOALNYA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
chat gue cuman di readternyata bukan cuman harry yg chatnya di read doang, gue juga. mungkin kalian juga. dja.
p.s. akhirnya luke muncul
p.s.s. luke jd pahlawan ea
p.s.s.s LO SEMUA PASTI UDAH PADA LIAT FOTO GIGI SAMA ZAINAL KAN ANJER SHSBAKSB THEYRE TOTALLY CUTE TOGETHER OK WALAUPUN GUE JEALOUS NGETS :-(
#kebanyakanps
jadi, isyana undur diri dulu gais.
KAMU SEDANG MEMBACA
uwaki sha ft. styles
Fanfictionbuat apa deket sama cowok perutnya kotak-kotak kalo cuman bisa bikin hati retak-retak. #2 in Short Story {6 January} #3 in Short Story {8 January} © 2015 by pembalout