2 tahun kemudian...
Marsha mengikat rambutnya menjadi ekor kuda dan mengenakan sweaternya yang digantung dibalik pintu kamarnya. Hari ini ia berencana untuk mengerjakan tugas yang dosennya berikan di cafe yang baru di buka didekat rumahnya.
Ya, Marsha memutuskan untuk tidak berkuliah keluar pulau dan tetap stay dirumahnya. Ia tidak ingin meninggalkan Mamanya sendirian—ok, bersama Ayahnya. Karena bisa dibilang ia anak Mama.
"Mah aku pergi dulu ya!"
"Iya, Mama nitip detergen, sabun, shampoo, tisu, terus—"
"Mah, aku mau ke cafe, bukan ke supermarket, duh," Ucap Marsha malas.
"Ck, yaudah deh," Mamanya kembali sibuk membaca majalah masakan miliknya. "Hati-hati."
Marsha keluar dari rumahnya dan berjalan dengan santai, sesekali ia mengecek ponselnya. Dikali ke 5 ia mengecek ponselnya—pesan dari pacarnya muncul.
lukeey <3: sha
lukeey <3: kita udahan aja ya
Kakinya berhenti melangkah, mendadak lemas begitu ponselnya menunjukkan pesan dari pacarnya—ralat, mantan pacarnya. Sekuat tenaga ia mengetikkan balasan pertanyaan untuk Luke. Kertas-kertas tugas yang dipegangnya hampir lepas dari genggamannya. Jika tidak, mungkin kertas-kertas tersebut sudah akan kusut terlindas kendaraan yang lewat.
marsha: tapi knp?
lukeey <3: kamu terlalu baik buat aku
Basi.
Dasar kambing.
lukeey <3: makasih buat 2 tahunnya :)
Makasih-makasih pala lo, hah?!
Matanya berulang kali mencoba untuk menahan tangisannya. Akan sangat tidak lucu jika menangis di pinggir jalan. Sendirian. Tapi ia masih berusaha berjalan dengan kekuatan seadanya.
Ting!
Begitu Marsha mendorong pintu cafe, bel berdenting pelan. Ia langsung duduk mencari tempat asal. Yang penting duduk, pikirnya.
Begitu ia menengok kebelakang untuk memanggil pelayan. Sesuatu yang janggal mengalihkan pikirannya sejenak.
Luke.
Luke bersama seorang cewek.
Luke bersama seorang cewek sedang berciuman.
Ia mencoba untuk tidak menghampiri Luke, menamparnya dan melemparnya dengan hotplate steak yang Luke pesan. Tidak, tidak. Itu terdengar psikopat.
marsha: duh enak ya cium-ciuman sama cewek lainn beuh
marsha: bibirnya selo, gausah monyong-monyong
marsha: selingkuhan lo waw
marsha: kalah ya aing?Seseorang menyodorkan selembar tissue untuknya. Dan dengan senang hati Marsha menyambar tissue tersebut tanpa melihat orang yang memberikan.
"Boleh gue duduk disini?"
Marsha memandang sekeliling. "Tapi, tempat kosong masih banyak. Lo gak harus duduk disini, kayaknya."
"Tapi, gue mau duduk disini," Ia menggantung ucapannya. "Sama lo."
"Lo tuh siapa sih? Gak jelas banget?"
"Lo.. gak inget gue?" Matanya menyiratkan kekecewaan yang mendalam.
Marsha mendongak. "Harry?!"
"Halo, apa kabar lo? Udah 2 tahun gak ketemu, nih. Benerkan, kalo mantan lo tuh gak sebaik yang lo pikir dulu. Inget kan apa yang gue bisikin saat prom night dulu?" Harry menampakan senyumnya yang menunjukkan lesung pipi. Rasanya Marsha ingin mengigit lesung pipi kemilikan Harry tersebut—namun... mungkin Harry akan langsung menendangnya.
"Puas ngeliatin guenya, hm?"
"A-apa sih!" Marsha berusaha mengelak namun warna pipinya berbanding terbalik dengan kenyataan.
"Gue sadar gue dulu brengsek banget, gue gak bermaksud jadiin lo pelampiasan saat gue putus, serius." Katanya sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk huruf v. "Maafin gue ya."
"Sha, bisa gak kita ngulang semuanya kayak dulu lagi?"
Wajah Marsha menunjukan bahwa ia sedang berpikir keras.
Dan akhirnya mengangguk.
the end.
>>>
WAAAHH !! GILA UDAH EPILOG HUHUSHSJSNS SUMPAH ANTARA SENENG SAMA SEDIH HEEH
ANJIDNSNDN MAAF YA EPILOGNYA GAK SEASIK YANG ADA DI EKSPEKTASI KALIAN DAN GUE WKWKW
TUUUH BERBAHAGIALAH KALIAN #TEAMMAHA KARENA GUE MENGEMBALIKAN HARRY KE CERITA yEAY ((gak deng ini emg cerita harry))
hmm bonus chapter ga yh
byEEE!!
salam fsufsufsu
KAMU SEDANG MEMBACA
uwaki sha ft. styles
Hayran Kurgubuat apa deket sama cowok perutnya kotak-kotak kalo cuman bisa bikin hati retak-retak. #2 in Short Story {6 January} #3 in Short Story {8 January} © 2015 by pembalout