marsha
nine minute agocukup free coin line aja yang ngeboongin aku, kamu gak usah.
19 likes
Marsha melock ponselnya dan memasukkannya ke saku seragamnya. Ia kembali mendekap tumpukan buku-buku referensinya kerepotan. Ini karena nilai kimianya dibawah KKM, ia harus merangkum 5 bab sekaligus. Ia melepas sepatunya dan masuk ke perpustakaan. Padahal moodnya benar-benar buruk untuk mengerjakan tugas sebanyak itu. Terlihat dari lingkaran hitam disekitar matanya dan mata yang sembab dikarenakan terlalu banyak menangis.
Hari ini ia memutuskan untuk masuk sekolah. Sebenarnya Marsha benar-benar muak dan belum siap melihat muka Harry. Namun Ibunya tetap kekeh bahwa tiada hari tanpa tidak masuk sekolah kecuali itu izin atau sakit.
Ia membuka halaman perhalaman bukunya malas-malasan. Sejujurnya kemarin Marsha sudah mendownload puluhan lagu galau untuk didengarnya hari ini.
Tiba-tiba seorang cowok yang masih menggunakan sepatunya masuk kedalam perpustakaan dengan napas yang menderu. "Sha,"
"Kenapa Li?" Iya, itu Liam, salah satu teman dekat Harry. Walaupun ia sedang gondok--sangat gondok dengan Harry, bukan berarti ia harus marah juga sama orang yang gak bersalah, kan? Lagipula hubungan Marsha dan Liam cukup akrab.
"H-harry, h-harry... dia berantem sama Luke diaula. Lo harus dateng sekarang sebelum ketauan guru." Ujar Liam, ia sengaja memelankan suaranya agar tidak terdengar oleh orang lain.
WOI ANJIR SERIUSAN? ENTAR KALO HARRY BABAK BELUR GIMANA?!
Marsha berbicara sok tenang. "Ya terus?" Ia melanjutkan. "Apa urusannya sama gue?"
"Plis, kali ini aja,"
"Fine."
>
Luke menatap Harry marah, ia menggertakkan giginya geram. Kilatan dimatanya jelas membuat siapa saja merasa terintimidasi, termasuk Harry—walaupun sedikit.
Luke melayangkan pukulannya tepat dirahang Harry, menyebabkan Harry mundur selangkah.
Harry memegangi rahangnya yang memar. "Maksud lo apa?!"
Luke tertawa menyebalkan. "Masih belom sadar juga lo?"
"Apa sih? Maksud lo tuh apa?"
Tanpa menjawab, Luke justru kembali melayangkan pukulannya brutal. Berulang kali ia mengincar rahang Harry untuk menjadi sasaran pukulannya. Harry yang tak terima dirinya dipukul terus-terusan pun membalas.
"Stop!"
Luke dan Harry yang mendengar suara tersebut lantas menghentikan pukulannya. Ia menatap Marsha—menunggu cewek tersebut untuk angkat bicara.
"Tolongin gue dong, calon pacar. Masa tiba-tiba gue ditonjok sama Luke. Gak jelas banget kan?" Ujar Harry cengengesan.
"Heh gobl---" Luke menghentikan ucapannya.
"Gak berencana buat nraktir gue? Lo dapet 1 juta kan? Congrats ya udah hampir dapetin gue. Makasih buat perhatiannya. Makasih udah bikin gue kesel setiap baca chat lo. Makasih juga udah selalu bikin gue senyum-senyum sendiri kalo baca gombalan lo.
"Akhir-akhir ini, gue kira lo beda. Gue kira lo tulus sama gue. Gue emang gak pantes buat lo. Walaupun kita sekelas, tapi gue cuman cewek yang tiba-tiba dideketin cowok kayak lo. Karena nyaman bisa membuat orang lupa kalau mereka hanya sebatas teman.. dan,
"Hari ini gue sadar betapa gue pernah bodoh untuk seseorang."
Tangisannya pecah, ia berlari meninggalkan aula, meninggalkan Harry yang tercenung tanpa kata dengan berjuta-juta rasa bersalah yang menghinggapinya.
"Kalo lo dateng ke hidup Marsha cuman buat mainin dan nyakitin hati dia, lebih baik lo pergi. Karena udah ada orang yang tulus dan siap ngejagain dia," Harry mengerutkan dahinya tanda bingung.
"Orang itu gue."
Luke berlalu mengejar Marsha dan dengan sengaja menabrak bahu Harry.
>>>
ui menurut lw endingnya marsha sm sp??
#TEAMMALU atau #TEAMMAHA
yea gue tau itu shipping name teraneh, tapi cecan mah bebas yak !!
btw gwa cmn mw ngasi tau,
sayang sama orang yang udah punya pacar itu kayak meluk kaktus. semakin erat lo peluk semakin sakit, sama aja kayak semakin lo sayang sama dia semakin sakit rasanya.
gwa gajelas oke dah
guwe gayakin bgd pas ngetik chapter ini bikos gue gajago buat kata2 yg ngena hAHAHA

KAMU SEDANG MEMBACA
uwaki sha ft. styles
Fanfictionbuat apa deket sama cowok perutnya kotak-kotak kalo cuman bisa bikin hati retak-retak. #2 in Short Story {6 January} #3 in Short Story {8 January} © 2015 by pembalout