Chapter 10

26 2 0
                                    

Aku membuka mataku. Matahari menyinari tenda orange kami dam membuat barang barang di sekitarku berwarna ke jinggaan.

Aku melihat ke samping ku. Eldna dan Justin sudah tidak ada. Hanya ada sleeping bag berantakan di sampingku

Aku membuka tenda dan aku melihat Eldna, Justin, dan Jenni sedang duduk mengelilingi api unggun. Aku keluar dan udaranya lumayan sejuk, serasa di puncak saat pagi hari.

"Jam berapa ini ?" Tanyaku pada Kak Jenni

"Jam 6 pagi Em." Kata Kak Jenni, "ayo duduk , aku membuat ikan bakar dan jagung rebus parut untuk kalian dan ada susu hangat." Katanya sambil menyondorkan piring dan gelas.

"Apa yang akan kita lakukan sehabis makan?" Tanya Eldna.

"Setelah ini kita akan mulai menemui Tuan Will."

Eldna memandang Justin yang mukanya sudah penuh dengan penuh kecurigaan.

"Sudahlah Justin.. Percaya saja, kita memang benar-benar ada di dunia ajaib."kataku meyakinkan Justin. "Baiklah kalau kau percaya, tapi aku tidak akan pernah percaya dengan peri ataupun taman ajaib.. Itu semua hal bodoh." Kata Justin dingin sambil membelakangi kami.

Aku melihat Eldna yang sepertinya sudah percaya dan Kak Jenni yang hanya bisa tersenyum.

Setengah jam kemudian, kami sudah sampai di rumah pohon tuan Will.

"Selamat pagi Jenni." Sapa tuan Will
"Selamat pagi juga." Sambut Jenni

"Kalian sudah tidak uah takut, aku ini beneran ada." Kata Tuan Will.
Tuan Willemandang wajah Justin yang sudah merah mau meledak karena menahan amarah.
"Baiklah, kalau kamu segituunya ingin pulang maka sekarang aku antar." Kata Tuan Will pada Justin.

Kami bertiga melongo. "Serius ??"
"Iya, aku akan mengirim kalian pulang." Kata Tuan Will.

"Akhirnya..." Kata kami bertiga.
"Tapi hanya untuk wisuda, setelah wisuda kalian akan kembali lagi kesini."

Kami lalu berpamitan dengan Jenni dan Jenni memeluk kami bertiga.
Saat akan melepaskan pelukan Jenni berbisik padaku "Jadilah pemimpin yang membawa kehangatan." Aku hanya mengangguk kecil. Lalu kepalaku serasa pusing dan akupun tertidur di sofa.
Saat aku membuka mataku, aku melihat pemandangan kamarku yang dihiasi tembok berwarna ungu dan biru muda.
Aku melihat Eldna dan Justin yang sepertinya sudah sadar.
"Hei, kalian mimpi sesuatu gak ?" Tanya Justin. "Sepertinya itu bukan mimpi Tin." Balas Eldna. Akupun sepemikiran dengan Eldna. "Eh.. Ngomong-ngomong, kita udah tidur berapa lama ya ?" Tanya Eldna terkejut. Hmm benar juga ya.. Apakah kita benar tidur selama 2 hari dalam dunia nyata ?

"Kita harus memastikan." Ajakku. Aku dan kedua temanku pergi ke warung dekat rumahku. Kami membeli cemilan.
"Semuanya jadi 15.000." Kata penjaga warung. "Ehm maaf pak, boleh nanya. Sekarang tanggal berapa ya ?" Tanyaku. "Sekarang tanggal 5 dek." Kata penjaga warung. "Ohh makasih ya pak." Kataku sambil memberi uang belanjaan.

'Hmm.. Tanggal 5. Berarti belum terlewatkan satu haripun. Ahh.. Aku akan bertanya pada tuan Will saat kita bertemu lagi.'

'Kalau kita bertemu lagi, kalau tidak ?'

Wizards of MorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang