Chapter 3: He's not so bad ?

67 7 0
                                    

Sudah 3 baru berlalu semenjak cerita Justin itu. Justin memang suka boong, tapi yang Kali ini boongan atau beneran ? Aku berjalan menelusuri lorong sekolah. Tidak banyak orang disitu. Aku biasanya ke sini untuk menghindari dari ketamaian kelas dan pintu masuk utama. Di sink cuma ada orang-orang kutu buku jadi mereka hanya Hening dan tidak bersuara, berkonsentrasi dengan buku masing-masing.

"Emily ?" Kata seseorang dibelakangku
"Hah ? Oh kamu" kataku agak kaget. Aku melihat William Rogers berdiri dibelakangku sambil memegang buku catatan matematikanya.

"Kamu ngapain ke tempat sepi begini ? Gak bosen apa sepi-sepi?" Tanyanya.

"Hmm..Look who's talking Roger." Kataku sambil tertawa sedikit.

"I know. Tapi ngapain ke sini? Bukannya kamu biasanya menemani Miera ?" Katanya sambil menggerakkan kepalanya.

"Mimi ? Bukannya kemaren kamu di SMS sama dia ? Dia kan sakit terus dia minta kamu catetin agenda. Masa lupa sih ?" Kataku mengingatkan

"Hapeku di sita." Jawabnya singkat. "By the way. Kamu belom jawab pertanyaanku tadi. Kenapa kamu kesini ?"

"Kamu kan tau kalo aku paling gak suka kalo deket-deket keramaian Veronica. Lagipula menurutku, pagi hari harusnya sunyi dan sepi jadi rame dan rusuh di kelas, jadi mending aku duduk-duduk di sini.

"Ohh. Yasudah aku mau baca dulu ya. Bye." Kata Roger sambil tersenyum manis kepadaku. Dia gak pernah senyum semanis itu di kelas, soalnya nanti cewe-cewe bisa teriak histeris. Kalau dilihat sih dia ganteng juga.

Ihh, Emily, kamu gimana sih. Selama ini aku belom pernah nganggep sahabat cowo aku lumayan ganteng. Bangun Emily, ini bukan dirimu.

Aku berjalan di lorong sepi itu dan berhenti di pojok lorong. Aku berdiri di pojok lorong sambil membaca Koran dinding sekolah. Koran dinding itu sudah jarang dibaca, berhubung lokasinya sangat tersembunyi.

Bel tanda masuk berbunyi. Aku berjalan menuju kelas. Lagi-lagi bertemu Veronica.

"Heh ! Kembalikan bukuku !" Bentak Veronica.
"Buku apaan ?" Tanyaku kaget

"Gak usah pura-pura gak tau ya! Kamu tadi pagi pinjem buku matematikaku, terus kamu gak balikin sekarang. Kalo kamu masih pura-pura gini, kamu aku cap pencuri." Kata veronica

"Just search her bag, Var." Kata Yumi. Teman baik Veronica.

"Fine." Katanya sambil merebut tasku. "Ini apaan ?!" Katanya sambil mengangkat buku catatan biru miliknya yang diambil dari tasku.

"Aku gak na.."

"Udah gak usah boong deh. Everyone knows it's you."

"Bukan dia yang ngambil." Kata satu suara dari belakang kelas.

"Tadi pagi Em sama aku ngobrol di perpustakaan. Dia gak mau masuk kelas karena rame. Jadi dia cuma naruh Tas terus ke perpustakaan." Bela Roger.
Aku tau Roger sebenernya bohong tapi daripada aku dicap pencuri sama anak kecentilan.

"You're lucky Emily. Next time, don't you dare get near him !" Bisuknya pelan di depan mukaku. Aku tau kenapa Veronica melarangku untuk tidak berbicara lagi dengan Roger, Veronica suka dengan Roger dan dia kira Roger suka dengannya. Dan dia kira aku mau mere but Roger darinya. Ini salah satu sebab Veronica tidak menyukaiku.

***
Istirahat.
"Aku duduk di tempat biasaku saja." Kataku pada Roger.

"Baiklah, aku makan bareng kamu saja ya. Nanti kalo kamu dilabrak teman ?"

"Justru kalo ada kamu, kemungkinan aku dilabrak makin besar." Kataku mencegahnya.

"OK deh. Aku makan di meja sana saja, gak begitu jauh kok." Kata Roger sambil menunjuk meja kosong dekat mejaku.

Untung istirahat Kali ini tidak seperti istirahat-istirahat sebelumnya, yang penuh dengan ocehan Veronica.

Saat pulang sekolah, aku langsung pulang tanpa mampir sana-sini. Aku berjalan pulang. Tapi aku merasa diikuti. Saat berbelok ke komplek rumahku aku melihat kanan dan kiri. Sepi banget. Gak ada orang sama sekali. Tiba-tiba mulutku ditutup dari belakan. Aku hampir memberontak tapi tenagaku tidak sebanding orang itu. Aku ditarik ke belakang dan aku ditarik masuk ke tempat parkiran Mobil kompleks yang superrr sepi.
Aku gak bisa teriak. Percuma teriak, gak ada yang bisa denger.

Aku berhenti dan tangannya terlepas dari mulutku. Aku Lansing menoleh kebelakang. Menurutku ini idiot sekali, seharusnya kalau aku di culik aku bukannya menoleh ke arah pencuri saat ada kesempatan lari. Harusnya tadi aku langsung lari. Tapi sekarang sudah terlambat untuk lari. Aku menoleh ke belakang dan melihat mukanya...

Sorry kalo agak mainstream.
BTW, enjoy. Srry for typos
Please Vote
-S.E.

Wizards of MorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang