Chapter 11 : H-1 Wisuda

23 2 0
                                    

Besok Wisuda.
Tak terasa, kita semua akan berpisah.
Maksudku, bagi mereka yang pindah sekolah.

Aku sedang terbaring di kamar dan tiba-tiba, telfon genggamku berbunyi. Tertera nama Roger di layar hapeku.

"Halo ?"
"Hai Em." Sapa Roger "masih inget gak besok ?"
"Inget kok. Pendamping wisuda kan ?" Tanyaku memastikan dengan nada yang agak sarkastik.
"Iyap.."
"Hhh.. Setidaknya, aku tidak usah repot lagi mencari pendamping wisudaku. Hehehe" Kataku pada Roger.
"Oh iya, tau gak siapa pendamping wisuda Mimi ?" Tanyaku
"Siapa ?"
"Hikhik.. Yugi." Kataku sambil cekikikan. Yugi adalah cowok nerd disekolahku, tapi entah dari sisi mana.. Mimi bisa menyukai Yugi. Ya.. Baguslah kalau begitu.
"Menang banyak tuh si Mimi.. Hehe." Kata Roger
"Eh.. Aku tutup telfon dulu ya.. Mau nelfon Eldna."
"Oke.. Inget besok ya Em.. Bye."
"Bye." Kataku yang lalu menutup telfon.

Aku lalu mencari nama Eldna di daftar kontak ponselku.

"Halo ?" Kata suara di seberang telfon.
"Hai Na. Sekolahmu besok wisuda juga kan ?" Tanyaku memastikan.
"Iya Em, Sekolahnya Justin juga sama. Itu berarti, sehabis wisuda kita bisa langsung ke Tuan Will."
"Iya sih, tapi.." Kataku terpotong
"Sudahlah.. Gak usah pake tapi-tapi-an. Sampai ketemu Lusa. Bye." Sambar Eldna tanpa menunggu jawabanku dan langsung menutup telfon.

Hhh.. Bosannnn sekali....
Baju wisuda, buku-buku, alat make-up, semua sudah siap untuk besok. Aku sekarang tidak ada kerjaan.
Tiba-tiba, Roger mengirim SMS.

From : William Rogers.

Em, ke taman ya, Jam 4 sore, Ke sebelah air mancur.

Aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah tiga. Aku bergegas mandi dan menyiapkan barang-barangku. Sebelum aku pergi aku membalas pesan Roger.

To : William Rogers.

Oke.. Aku mau otw kesana ya..

Aku lalu mengambil sepeda dan mengayuhnya sampai di taman. Aku mencari Roger dan aku mendapatinya sedang duduk di bangku taman sambil main HP. Roger memakai Kemeja hitam dan kancingnya dibuka, serta memakai kaos dalam putih bergambar mobil hitam.

"Ehem." Kataku menyadarkan Roger.
"Ehh Em, duduk sini." Kata Roger sambil menggeser sedikit ke Kiri.
"Kenapa ngajak ke taman ?"
"Gapapa tuh, cuma mau ketemu aja, udah lama gak ketemu."
"Oh gitu ya, jadi kamu nih kangen sama aku gitu maksudnya ?" Kataku sambil tertawa.
"Ya begitulah,"

Aku dan Roger hanya bercanda sepanjang sore. Sepertinya aku mulai menuruh perasaan pada Roger. Dan menurutku, Roger juga merasakan hal yang sama.
"Udah gelap nih, aku pulang dulu." Pamitku.
"Eh, aku anterin yuk, naik motor."
"Gak usah, aku udah bawa sepeda."
"Yasudah. Tapi aku mengikutimu dari belakang ya, cewek gak boleh pulang sendirian gelap begini."
"Ya oke lah." Kataku menyetujui, daripada nanti dia terus memaksa.

Aku diikuti dari belakan terus sampai di depan pagar rumah.

"Inget ya besok." Pamitnya sebelum pergi.
"Iya inget kok."
"Bye."
"Bye, hati-hati ya bawa motornya. Gak usah ngebut." Pesanku sebelum dia pergi.
"Iya, makasih loh ya, udah perhatian. Wkwkwk." Katanya agak sarkastik.
Sebelum memakai helm, dia tersenyum padaku. Senyumnya menghangatkan. Seperti senyum Jenni.

Aku melihat motornya melaju pergi meninggalkanku. Aku pun memutuskan untuk masuk rumah. Dan aku pulang sesudah kak Robert.
"Kemana saja kamu ?" Tanya kak Robert.
"Itu.. Tadi abis dari taman."
"Sama siapa ?"
"Sama Roger."
"Kalian pacaran ya ?" Tanya kak Robert sambil senyum-senyum padaku.
"Apaan sih kak ? Kita cuma temen kok." Kataku, dan tak disadari mukaku memerah.
"Ah yasudah kalau kau pura-pura seperti ini, cepat ganti baju dan makan malem." Kata kak Robert sambil tertawa.

Wizards of MorasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang