Chapter 5

8.3K 896 8
                                    

Bola kini berada dalam penguasaan Sehun sepenuhnya. Eun Young mulai terlihat kesal lalu berusaha kembali merebut bola itu.

Dengan kehebatan teknik Sehun dalam bermain basket, seharusnya ia dapat dengan mudah memasukkan bola itu berkali-kali ke dalam keranjang, apalagi lawan tanding yang menurutnya tidak sebanding dengannya. Namun ia tidak mau langsung menyelesaikan pertandingan ini begitu saja. Ia ingin sedikit bermain-main dengan gadis bernama Eun Young itu.

Eun Young sempat dibuat pusing dengan gerakan yang lincah memainkan bola basket itu. Ia bahkan harus rela berkali-kali berbenturan cukup keras dengan tubuh tegap Sehunn saat berkali-kali mencoba merebut bola itu.

Setelah merasa cukup puas mempermainkan rivalnya, Sehun segera melempar bola itu ke dalam keranjang dengan jarak yang cukup jauh. Sorakan penonton terdengar meriah begitu melihat tembakan Sehun tepat mengenain sasaran. Tepuk tangan dan teriakan histeris para penonton semakin membuat Eun young geram.

1-0 kedudukan saat ini. Sehun mengembangkan senyuman kemenangannya tepat ke arah Eun young. Gadis itu mendengus kesal lalu meraih bola basket yang baru saja dioper Lay, salah satu teman Sehun Dari pinggir lapangan.

Eun young memantulkan bola basket itu ke lantai beberapa kali. Matanya fokus memperhatikan Sehun yang masih diam, tak berusaha merebut bola darinya. Pemuda itu malah terlihat santai memperhatikan gerakan kaku Eun young.
Mengapa ia tidak berusaha merebut bola ini? Tanya
Eun Young dalam hati. Setelah beberapa saat belum juga ada pergerakan dari pemuda di depannya, Eun Young segera membawa bola itu melewati Sehun. Tapi belum sempat ia melewati pemuda itu, bola yang ia bawa kini sudah berpindah ke tangan Sehun. Eun young tercengang tak percaya. Pemuda itu kembali menyeringai licik ke arahnya.

Tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Eun Young, ia mulai melempar bola yang digenggamannya ke arah keranjang yang berada jauh di belakangnya.

Daebak! Tembakan Sehun tepat masuk ke dalam keranjang dengan mulus. Seisi gedung dibuat takjub dengan kehebatan Sehun menembak bola tanpa sedikitpun menoleh.

"Tunjukan kehebatanmu! Apa kau akan mengalah semudah ini?"

Sehun masih saja berusaha memancing emosi Eun Young meledak.

"Jangan banyak bicara, capat selesaikan permainan ini!"
Eun Young mulai tidak betah berlama-lama bermain basket dengan Sehun.

Bola kembali digulirkan ke arah Eun Young. Gadis itu menyambutnya dengan sedikit malas. Kedudukan sekarang adalah 2-0. Kemungkinan
Eun Young untuk menang semakin tipis. Ia tidak mungkin bisa melewati pertahanan Sehun yang sangat kokoh di depannya. Akhirnya ia memutuskan untuk menembakkan langsung bola itu dengan jaraknya yang cukup jauh dari keranjang.

Seisi gedung dapat dengan mudah menebak hasil lemparan Eun Young. Ya, meleset. Bahkan bola hasil lemparan Eun Young tidak berhasil menyentuh keranjang sedikit pun.

Sebagian penonton menertawakan aksinya, begitu pula dengan wanita yang berdiri di pinggir lapangan, Hana, sementara Jessica menatap Eun Young perasaan gelisah.

"Ayo, rebut bola ini dariku!" pancing Sehun lagi begitu bola sudah berada di genggamannya.

Eun Young memandangi tingkah Sehun penuh emosi. Pria di depannya itu benar-benar telah membuat kesabarannya habis.
Eun young mulai bergerak melakukan perjuangannya lagi. Napasnya terengah-engah karena berusaha mengimbangi permainan cepat Sehun. Segesit mungkin ia bergerak berusaha merebut bola itu, namun gagal. Sehun ternyata jauh lebih gesit darinya.

Berkali-kali Sehun memutar badannya menghindari Eun-young yang masih tidak menyerah. Gadis itu masih terus berjuang disisa-sisa tenaganya yang tersisa.

Aku tidak boleh kalah. Bagaimana pun caranya aku harus berhasil mengalahkan pria sombong ini, tekadnya dalam hati.

Sekuat apapun Eun young berjuang, Sehun semakin bersemangat meladeni permainan gadis itu. Setelah melihat tanda-tanda Eun- young sudah mulai kelelahan, ia segera melemparkan bola itu sambil berlari dan melompat mendekati ring. Slam dunk!

Hening, tidak ada suara tepuk tangan dan sorakan para penonton setelah Sehun berhasil meraih point ketiga.

Suara langkah kaki yang cepat, terdengar jelas semakin mendekat di belakang Sehun disusul teriakan seorang wanita.

"Youngi, apa kau tidak apa-apa? Youngi!" Jessica menghampiri Eun Young yang mendadak rubuh di tengah-tengah lapangan. Ia memangku sahabatnya itu dengan salah satu tangannya sementara tangannya yang lain menepuk-nepuk pelan pipi Eun Young, berusaha menyadarkannya.

Sehun menolehkan wajahnya ke belakang. Sejurus kemudian ia terkejut melihat tubuh Eun- Young yang ambruk di tengah lapangan. Niatnya untuk segera berlari menghampiri gadis itu tertahan begitu saja, setelah melihat Luhan mendahuluinya menyusul ke tengah lapangan.

"Hey, sadarlah!"Luhan menyentuh pelan wajah pucat Eun Young.

Setelah menyadari Eun Young benar-benar tidak sadarkan diri, dengan segera Luhan menggendong tubuh gadis itu ke luar dari gedung olahraga. Ia harus segera membawa Eun-Young pergi untuk mendapatkan pertolongan.

Teman-temannya yang berada di pinggir lapangan mulai menatap Luhan tak percaya dengan tingkah sahabatnya itu. Luhan terlalu terang- terangan berdiri di pihak lawan.

Sehun masih terpaku di tempatnya berdiri. Ada sedikit perasaan bersalah yang menghinggapinya saat ini. Apa aku sudah keterlaluan? Tanyanya dalam hati.

~~~~~~~•••~~~~~~~

"Kau sudah sadar?"

Eun Young membuka matanya perlahan. Entah sudah berapa lama ia tertidur. Ia cukup terkejut melihat orang yang baru saja bersuara tepat di sebelahnya adalah Luhan.

Eun Young mulai menggerakan tubuhnya untuk mengubah posisinya yang tadinya berbaring menjadi setengah terduduk. "Dimana aku? Mengapa Luhan bisa ada disini?" Tanyanya kemudian.

"Kau sekarang sedang berada di unit kesehatan kampus. Kau pingsan beberapa waktu lalu di tengah lapangan saat sedang bertanding basket dengan Sehun. Apa kau baik-baik saja?" Raut wajah Luhan terlihat sangat khawatir. Posisi duduknya yang tadi bersandar, kini ia condongkan sedikit mendekati Eun Young.

"Y-ya, aku baik-baik saja."

"Namamu Eun Young kan? Boleh aku memanggil Youngi saja?"

"Ya, t-tentu saja." Eun Young mulai tersipu malu. "Hm, lalu, mengapa kau bisa ada disini?"

"Aku mengkhawatirkan keadaanmu. Kau terlihat sangat pucat. Baguslah bila kau benar tidak apa-apa. Kurasa Sehun sudah benar-benar keterlaluan."

Tunggu sebentar, tadi Luhan bilang apa? Dia mengkhawatirkanku? Sejak kapan? Eun Young bertanya-tanya sendiri dalam hati. Tiba-tiba saja ia merasakan sesuatu yang melompat-lompat riang dalam hatinya. Ia tidak dapat menyembunyikan kebahagiaan di wajahnya setelah mendengar kata-kata dari pria di depannya.

"Aku tau kau adalah gadis yang kuat. Kuharap kau dapat memenangkan dua pertandingan berikutnya melawan Sehun," lanjut Luhan sambil tersenyum teduh ke arah Eun Young.








___________________________________

Sorry lama nih pasti pada nunggu ceritanya...

vomment yaa kalo udh baca biar aku tambah semangat ..

Be My lady (Sehun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang